Fall

238 27 0
                                    

Seo Herin.

Gadis jangkung, manis dengan lesung pipi dan kulit putih.

Ia sedang berdiri. Bertumpu pada pembatas pagar di lantai atas sekolahnya.

Dibawah, kelas 3-4 sedang berolahraga.

Kelas Mark dan Jeno.

Matanya tak lepas mengamati satu orang dari sekian banyak. Seakan tak bosan hanya menatap, senyuman nya terukir.

"Herin? Apa kau gila?"

Yeri menepuk pundak Herin. Gadis itu terkejut dan memandang Yeri galak.

Yeri tertawa dan memeluk leher Herin dari samping.

"Kau sedang mengamati Mark?"

Ucapan Yeri membuatnya kaget. Ia mendorong kepala Yeri yang menempel pada lehernya.

"Apa maksudmu?"

Herin cemberut.

"Ah bukan Mark ya?"

Herin memutar bola matanya.

"Lalu, pasti Jeno?"

Herin diam. Terlihat manis dengan sedikit semburat merah dipipinya.

"Kamu suka Jeno?"

Pertanyaan Yeri tak digubris Herin. Ia bangkit dan kembali menatap.

'Hobiku memandang dari jauh.' - Seo Herin




'Bruk'

"Ahhh sakit."

Herin kaget. Jeno jatuh. Ia tak tau harus melakukan apa. Ah benar, uks.

Herin menarik Yeri kearah tangga dan berlari kearah Jeno dan Mark berada. Jeno jatuh tepat didepan tangga, ia jatuh dijalur lari.

'Ceroboh dasar!'

Herin menghampiri Mark yang membantu Jeno berdiri. Terlihat oleh netra nya, luka dilututnya.

"Ah apa sakit? Ayo ke uks."

Herin anak pmr. Jadi tak ada yang curiga. Padahal, jika orang lain yang jatuh, ia tak akan mau seperti ini.

Tapi saat menarik tangan Yeri. Yeri diam. Ia memutar bola matanya saat tau, Yeri dan Mark saling memandang.

'Puk puk puk'

"Hei sadarlah!"

Yeri tersentak, tepukan tangan Herin tepat ditelinganya. Yeri menatap galak pada Herin dan hanya dijawab dengan tatapan malas.


"Ah kenapa wajahmu seperti itu bodoh!"

Herin sedikit menarik kaki Jeno agar duduk lurus. Jeno sedang berada dikasur uks, duduk berselonjor dengan punggung bersandar pada undakan bantal yang dibuat Herin.

"Ah aku akan membeli minum."

Herin mengangguk. Mark menarik tangan Yeri agar mengikutinya. Dan tampak oleh Herin, mereka bergandengan tangan.

"Ah mereka itu,"

Herin mengalihkan pandangnya pada Jeno.

'Ah dia cemburu'

Herin tersenyum miris. Jeno masih menatap Yeri dan Mark yang mulai hilang dari jarak pandang. Mereka dapat dilihat dari jendela uks yang terbuka.

"Kau tak bergerak?"

Herin bertanya pada Jeno sambil mengambil obat merah.

"Bergerak? Maksudmu?"

Perhatian Jeno teralihkan. Ia menatap Herin bingung.

"Iya kau, bukankah kau suka Yeri?"

Herin berusaha tersenyum, sebiasa mungkin. Menutupi fakta bahwa hatinya sedikit luka.

"Ah kau terlalu peka Herin. Tolong jangan beritahu pasangan bodoh itu."

Jeno terkekeh. Terlihat sangat manis.

'Aku bisa gila!'

Herin tersenyum dan mengangguk. Ia sedang memasang perban diluka Jeno. Ah, lukanya cukup besar.

"Kenapa kau tak bergerak? Mereka belum resmi bukan?"

Herin bertanya lagi. Ia sekarang sedang memasang plester agar mempertahankan posisi kasa dilututnya.

"Aku tak mungkin bergerak dan mengejar orang yang hatinya jelas milik orang lain."

Herin tersenyum. Ah itu benar. Kenapa ia harus mengejar?

"Kau benar. Tak ada gunanya mengejar hal itu."

Dan selesai. Herin selesai memasang plester itu. Ia masih menunduk, hingga ia beralih menatap Jeno.

'Deg'

Herin kaget. Wajah Jeno ada didepan nya. Ah wajah itu tampan, dari jauh maupun dekat.

"Hei?"

Herin tersadar dan mengangkat tubuh nya yang awalnya menunduk.

'Dug'

Kepala Herin terkantuk dagu Jeno.

"Kenapa kau memajukan wajahmu?"

Herin menyalak galak. Jeno tertawa. Menggemaskan menggoda gadis ini.

"Kau cemburu eh? Seo Herin?"

Herin cemberut. Wajahnya menyiratkan kekesalan.

Jeno tersenyum dan mengusap kepala Herin. Ia menarik kepala itu dan meletakan telinga Herin tepat didepan bibirnya.

Dan ia berbisik, suatu hal yang membuat Herin malu.

Herin menahan nafas. Dari jarak sedekat ini, harum Jeno tercium jelas. Ah ia suka wanginya.

"Kalian baru saja ditinggal kekantin."

Diambang pintu, Yeri dan Mark menatap malas keduanya.

Oh ia lupa, posisi tangan kanan yang ditarik tangan kanan Jeno. Dan kepala yang sangat sangat dekat. Ini bisa menimbulkan salah paham.

Tapi, Herin tak peduli.








"Maafkan aku baby Herin, aku belum bisa menyukaimu. Dan kau dengar? Belum. Buat aku lupa pada Yeri. Oke? Uri baby?" - Jeno




'moe moe' - 'kkeut'

Cinta-cintaan mulu anak smp:(

Violeta hime❤

kleine sacheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang