Malam itu aku dan keluarga ku sedang berkumpul di ruang keluarga, ya seperti biasa orangtua ku menanyakan tentang bagaimana sekolah ku dan adik-adiku, saat sedang bercanda aku mulai memberanikan diri untuk berbicara. "Pak Bu Livia boleh melanjutkan kuliah ?..." Tanyaku, "Ngga Boleh, buat apa kuliah kalo ujung"nya kamu jadi ibu rumah tangga yang tugasnya memasak, mending kamu kerja aja"Jawab Ibuku,"Iya lagian juga nanti aku mau masuk SMP kak, kan biayanya banyak kak"Ujar Nesya Adik Bungsuku, "Terus juga kan nanti aku mau kelas sebelas kak, bakalan banyak pengeluaran apalagi nanti ada KI (Kunjungan Industri)" Ujar Shila adik Pertamaku.
Berbagai jawabanpun aku terima, mendengar jawaban mereka hati ku sungguh remuk apalagi jawaban dari adik-adiku.
"Udahlah bu, biarkan Livia melanjutkan kuliah, biarkan anak kita menggapai cita-citanya"Jawab Ayah membelaku
,"Adek mending kalian masuk aja ini urusan Ayah Ibu sama kak Livia"Ujar Ayah kepada adik-adikku,
"Iya Ayah"Jawab Adik-adik ku, Adik-adiku pergi meninggalkan ruang keluarga.
Dan kini hanya tinggal kami bertiga, Ibu pun mulai menjawab pertanyaan Ayah.
"Ya sudah terserah Ayah saja"jawab Ibu ,
"Bu dengerin Ayah, anak-anak kita wajib mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya karna itu sudah menjadi tanggung jawab kita, masalah biaya insya allah Ayah masih bisa membiayai anak-anak kita sampai menjadi sarjana" Ujar Ayah,
"Terus nanti kalo udah jadi sarjana, mau nikah gitu ?, enak aja kita udah membiayai mahal" masa ngga ada rasa balas budinya" Jawab Ibuku,
"Loh kok ibu bilangnya gitu, kita doain yang baik-baik aja buat anak kita, supaya anak-anak kita sukses nantinya"Ujar Ayah,
"Terserah Ayah saja yang jelas ibu ngga bakal membiayai Livia"Ujar Ibu meninggalkan ruang keluarga.
Sedari tadi aku hanya diam mendengarkan pendapat Ayah dan ibuku sampai ibuku meninggalkan ruang keluarga.
"Livia kamu tenang aja ya, kamu pasti kuliah ko, Ayah memang orang pas pasan tapi insya allah ayah bisa membiayai kalian sampai sarjana karna itu tugas dari orangtua"Ujar Ayah sambil memelukku,
"Terimakasih Ayah" jawabku sambil meneteskan air mata
"Udah ya jangan nangis, sekarang kamu masuk kamar, ini sudah malam nanti kamu telat lagi"Ujar Ayah, "Iya Ayah..."Jawabku meninggalkan Ayah di ruang keluarga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rumput Liar
Dla nastolatkówKehidupan ku berubah ketika aku meminta kepada orangtua ku untuk melanjutkan kuliah, Aku hanya ingin memenuhi cita-cita ayah dan nenek ku untuk menjadi seorang guru, namun harus ku kubur dalam" impianku, karna ibu ku tidak menyetujui untuk aku melan...