Be Mine

6K 454 66
                                    

Warn! Yaoi, typo, bahasa tidak sesuai EYD.

DLDR

.
Tahun 1999
(saat usia lima tahun)

Awan mendung menghiasi langit. Yang memandang nya akan segera cepat cepat berjalan untuk sampai rumah. Biar tidak kehujanan. Sama halnya dengan Jongin.

Jongin berjalan dengan kaki pendeknya. Jongin tidak bawa sepeda karena memang jongin tidak pandai bawa sepeda. Naik sepeda bisa, naik saja tidak dikayuh.

"Ya-, Jong. Naik sini." teriak seseorang dari belakang Jongin. Jongin yang sudah hafal suara siapa itu langsung berlari kecil. Rintik rintik kecil air sudah mulai membasahi jalan.

"Ya- kau masih marah eoh?! Aku kan sudah minta maaf." lah percuma saja Jongin lari kalau yang mengejar pakai sepeda. Apalagi kaki Jongin pendek begitu.

"Dasar ngambekan.!" suara cempreng itu semakin dekat. Jongin yang memang sedang badmood berhenti mendengar cemoohan itu. Balik badan dan melotot kepada sosok anak yang duduk diatas sepeda nya. Wajah tengil itu membuat Jongin pusing.

"Kau mengolokku? Dasar albino.! Aku tidak mau memaafkan mu." dan tidak lama Jongin nangis kencang. Sengaja sih biar anak itu dimarah sama mama Jongin. Lagian sudah didepan gerbang rumah.

"Hee, kenapa dia tiba tiba nangis?" bingung si anak tampan yang dipanggil albino oleh Jongin. Menatap punggung Jongin yang hilang dibalik pintu rumah dari gerbang.

"Ah besok saja, hujan deras.." kata anak itu dan mengkayuh sepeda kesamping rumah Jongin. Mereka tetanggaan.

...
"Kau masih marah? Aku kan hanya main main." jelas Oh Sehun, anak yang dipanggil albino.

"Kau menempelkan permen karet ke rambutku."

"Maaf, kupikir tidak akan lengket.." jawab sehun

"Dasar bodoh."

"Besok tidak lagi, maafkan aku."

"Hm."
...................

Tahun 2004
(usia 10 tahun)

"Saengil cukka hamnida. Ayo sehun tiup lilin nya."

"Tidak mau."

"Loh?!"

"Mana si beruang gendut? Dia tidak datang?" sungut Sehun. Matanya melirik sana sini. Tidak ada sosok pendek berkulit tan yang dikenal nya.

"SEHUN!!huaaaaaaa.."

Mata sipit sehun dengan cepat bergulir melihat Jongin yang datang sambil menangis. Berlari pelan menghampiri sahabat mulai orok nya itu.

"Kadoku mati. Bagaimana ini?" sehun mengeryit.
Dengan polos Jongin mengeluarkan kantong plastik putih yang didalam nya terdapat ikan kecil mengambang.

"Aku lupa memberinya makan." jelas Jongin sambil terisak pelan

"Karena ini kau terlambat datang?"

Jongin mengangguk. Sehun buang nafas kayak papa kalau lagi suntuk.
"Tidak bawa kado, tidak apa."

"Benarkah?"

"hm, kadonya ganti saja dengan yang mudah."

"Apa?"

"Poppo."

"Heeee?" Jongin melongo, sehun senyum.
.................

..
......

Be Mine (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang