Salah Kiblat

28 1 0
                                    

Gue bekerja di daerah Jakarta Utara, tepatnya di Pantai Indah Kapuk (PIK), dan rumah gue di Bekasi Timur. Saat ini gue memutuskan untuk pergi-pulang dari Bekasi-PIK. (Kalau ada yang complain,"PP itu pulang-pergi bukan pergi-pulang" Lah kalo pulang-pergi berarti pergi tapi gak pulang2 lagi? Karena seharusnya aku pergi untuk kembali. hahahaha skip..)

Tapi sebelum memutuskan untuk PP Bekasi-PIK, April-November 2017 gue sempat tinggal di sebuah apartemen di daerah pluit bareng temen-temen sekantor gue biar lebih terasa murah. Awalnya kami berempat, gue, Ino, Mbot dan Perdi. Tapi karena satu dan lain hal, Perdi cabut dan menyisakan gue, Ino dan Mbot. Akhirnya posisi Perdi diganti oleh pacarnya Ino. Apartemennya tidak terlalu besar tapi cukup untuk kami berempat. Terdapat 2 kamar tidur dan ruang tamu yang lumayan nyaman. Tipe nya semi-furnish. Kamar yang besar ditempati Ino dan pacarnya (Masya Allah). Sedangkan kamar yang satu nya ditempati secara bergantian antara gue dan Mbot karena hanya berisi 1 single size bed, berbeda dengan yang dikamar Ino, couple size bed. Tapi gue lebih sering tidur diruang tamu karena lebih enak tidur di depan tv dengan kasur angin yang gue punya atau di sofa.

Awal-awal kami tinggal di apartemen (sebut apart) tersebut tidak pernah yang namanya diusili oleh penghuni bangunan tersebut, karena kami pun tidak ada yang kepikirian bahwa akan ada hal-hal semacam itu. Terlebih Mbot sering Sholat dan ngaji di apart, ya mungkin dia satu-satunya yang sholat & ngaji diantara kami semua, hehehehe.. Namun awal Juli, Mbot cabut dari apart karena ingin pindah tempat kerja di Bekasi. Jadi tersisa gue, Ino dan pacarnya. Karena ada sistem kontrak minimal sewa apart 6 bulan, maka kami bertiga melanjutkan sampai akhir september 2017.

Dan disuatu pagi sekitar jam 9-an, ketika Ino dan pacarnya berangkat kerja. Gue masih tidur karena gue masuk kerja sore sampai tengah malam yang biasanya gue tidur jam 4 subuh. Kamar yang gue tempati dekat dengan pintu keluar, dan kamar gue selalu dalam posisi pintu terbuka. Setelah mengunci pintu, Ino selalu mengecek apakah pintu sudah benar-benar terkunci dari luar dengan cara mendorong-dorong sehingga menimbulkan bunyi yang membuat gue terbangun.

Dengan keadaan setengah sadar gue bisa mendengar langkah kaki Inno dan pacarnya yang lama-kelamaan menjauh dari pintu depan. Lalu dengan mata yang terbuka sedikit gue melihat seorang wanita berada di sisi tempat tidur gue, tepatnya disebelah kanan gue. Saat itu posisinya sedang bersimpuh seperti sedang sholat. Karena masih terlalu ngantuk, gue pun berpikir agak lambat. Gue hanya berpikir untuk tidur kembali. Tapi dalam keadaan mata gue yang merem, gue berpikir, "Siapa yang sholat? Akh palingan pacarnya Ino. Tapi tumben sholat. Lah Ino kan pasti satu shift sama pacarnya. Kan tadi udah berangkat. Lah kok posisi sholatnya menghadap ke gue?" Seketika gue membuka mata dan bangun. Gue gak liat siapa pun atau apa pun. Gue cek ruang tamu, toilet dan kamar Ino & pacarnya. Tapi cuma gue sendiri. Hal terakhir yang gue tau, biasanya (karena gue sering lihat) Mbot kalo sholat menghadap ke arah lain, atau berlawanan arah dari yang tadi dilakukan wanita tersebut. Karena Mbot sendiri sudah memastikan kemana arah kiblatnya. Makanya itu yang sontak bikin gue langsung bangun.

Gue duduk dipinggiran tempat tidur gue dan inget-inget kejadian tadi. Ya, si wanita dalam posisi bersimpuh di atas sajadah, kepalanya terbalut dengan mukena putih dan menghadap ke arah gue, seolah sedang mensholatkan gue yang masih hidup. Setelah cukup merinding, gue pun melanjutkan tidur karena masih amat sangat ngantuk.

Gue akhirnya menceritakan hal ini ke pacarnya Ino, karena gue kira itu dia.

Tapi ternyata... BUKAN.

EXPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang