June 17th

16 1 0
                                    

Hal yang paling menyakitkan adalah kehilangan seseorang yang sangat kita cintai. Bukan karena tak berada disisimu dan bersama orang lain namun ketika ia benar-benar hilang dari bumi ini, mulai pudar dari ingatan orang-orang yang pernah dekat dengannya.

Pertengahan 2009 aku pernah berpacaran dengan seseorang yang berinisial "E". Dia adalah adik kelasku saat itu dan kebetulan ia menjabat sebagai seksi ekskul di SMK tempat aku mengembangkan skill untuk bekerja sebagai murid. Beberapa bulan setelah kami putus, E mengalami kecelakaan tragis disebuah jalan dekat kalimalang Bekasi yang menyebabkan hilangnya sebuah roh yang sejujurnya telah padu dengan rupa indahnya "E".

Sesaat ketika aku mendengar kabar nahas, air mata pun tak terbendung lagi. Raga ini seakan langsung terinfeksi virus yang melumpuhkan segala organ secara seketika.

Meski pun kami telah berpisah, namun hari-hari terakhir dia ada di bumi, aku tetap mencintainya dalam doa.

Ada sebuah film yang sangat ingin sekali menjadi sebuah kenyataan dalam lara nya hidupku saat itu. Entah apa judulnya, namun inti dari ceritanya adalah seorang pemain basket yang bisa melihat & berkomunikasi dengan roh kakaknya yang telah meninggal lantaran sang pemain basket tersebut masih membutuhkan kehadiran kakaknya. Seketika aku pun berkhayal hingga tenggelam dalam mimpi-mimpi indah nan semu. Aku masih membutuhkannya ya Tuhan. Namun tidakkah aku telah menjadi egois bila menginginkannya kembali ketika ia telah berada dalam hadirat Sang Khalik.

2 tahun kemudian aku pun baru benar-benar bisa melupakannya. Karena saat itu pun mungkin aku telah mendapatkan seseorang yang dengannya aku fokuskan untuk berbagi kasih sayang. Ya walau pun hubungan kami pun harus kandas dalam waktu 2 musim yang silih berganti. Hari-hari yang ku lalui seorang diri pun semakin berat ketika mungkin aku merasa bahwa aku selalu menyakiti hati seorang wanita yang mungkin dahulu pernah benar-benar mencintaiku. Kematian E menyadarkan bagian alam bawah sadarku, bahwa mungkin hal yang aku bisa hanyalah merusak segala sesuatu yang ada. Hal sulit yang mungkin pernah mati-matian aku perjuangkan namun menjadi sebuah penyesalan ketika tahu bahwa kita baru benar-benar akan sadar apa yang berharga bagi kita ketika semua itu telah sirna.

5 tahun setelah berpulangnya "E", aku pun sudah tak lagi mengingatnya. Bahkan aku telah lupa bahwa dahulu ia yang sangat aku cintai. Bahkan aku lupa bahwa dalam sebuah malam aku sering berdoa memohon untuk bertemu dengannya untuk terkahir kali, untuk melihat senyumnya yang indah. Maklum karena dihari nyawanya terenggut, ketika aku tiba dalam rumah duka, tubuhnya telah dikebumikan, hingga hari aku menulis cerita ini, aku pun tak pernah berkunjung ke makamnya.

16 Juni 2014 malam, aku tertidur pulas seperti biasanya, kehidupan semu yang indah terhiasi mimpi-mimpi aneh dan menakjubkan. Lalu tanpa pernah lagi berpikir tentang "E" dan tanpa lagi ada sebuah rindu untuknya. "E" datang ke dalam mimpiku, ia berkata bahwa ia merindukan aku yang selalu merindukannya. Aku merasakan kekhawatirannya bahwa ingatan tentangnya semakin hari semakin memudar oleh hal-hal yang lebih penting, oleh masa-masa indah yang lain yang tengah di arungi oleh sebagian orang-orang yang dikasihinya, yang dengannya ia pernah berbagi tawa & canda serta hal-hal duka lainnya.

Seketika aku pun terbangun, sesaat ia mengucapkan sesuatu, sebuah kata atau kalimat yang mungkin sangat penting. Hal yang amat sangat kusesali karena telinga ini tak dapat menangkap frekuensi suara yang aku tahu dengan lembut ia lantunkan.

Aku pun meraih handphone yang terdiam di atas sebuah meja kecil samping tempat tidurku untuk memastikan jam berpakah saat aku terjaga ini.

Layar handphoneku hanya menampilkan tulisan yang cukup memberikanku informasi yang ku perlukan kala itu.

"03:00 Am"

Aku pun meletakan kembali handphoneku ke tempatnya kembali. Saat itu aku telah bekerja di sebuah perusahaan bioskop yang beroperasi di Galaxy, Bekasi Selatan. Aku yang pagi harinya harus beradu nasib dengan gundam pun mencoba memejamkan mataku kembali.

Ya,, seketika aku tersadar dan juga terkejut mengapa ia datang ke dalam mimpiku yang membuatnya semakin indah. Justru disaat aku telah lama tak memikirkan, bahkan mengingatnya kembali.

Aku tertidur pada 16 Juni malam, dan terjaga pada pukul 03:00 Am. Yang berarti itu tanggal 17 Juni 2014.

Hari dimana kami, untuk pertama kalinya pada 2009 saling mengungkap perasaan sayang dan secara resmi menjadi sepasang kekasih.

Hingga hari ini, aku tak pernah coba untuk melupakannya, namun aku menyimpan kenangannya ditempat yang tepat. Dimana membuat diriku mampu memaafkan hal-hal buruk yang telah ia lakukan padaku, atau yang telah aku lakukan padanya. Aku menyimpan semua itu, dan berani untuk berdamai dengan masa laluku dengannya.

Sebuah kalimat hilang yang ia ucapkan, "Aku telah bahagia disana, maka berbahagialah kamu disini, walau bukan denganku. Cukup ingatlah aku dan kenanganku dan jangan kau lupakan bagian dari masa lalumu. Berdamailah, dan kau akan bisa melangkah maju menuju kebahagiaan yang hampir sama indahnya dengan disana"

Untuk Echa

EXPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang