Ku lihat dinding kamar, terpampang wajah sang mantan. Dia terus saja menatapku. Payah. Dia tidak berhenti. Heii kau, Pergi!
Tidak bisa, aku yang bertanggung jawab. Sementara seseorang mengketuk pintu dari arah belakang.
Deg!! Rupanya pacarku.
Dengan alis mata sedikit mengkerut dia mendatangiku dan menunjuk pada gambar dinding. Tidak salah. Dia marah. Dia hampir menggamparku, tapi ku cegah.
Hei kau dasar pria sialan! Rupanya kau begitu! Bentak pacarku.
Ku jelaskan. Dia mantanku, lama bersamanya. Tapi dia pergi.
Pacarku marah. Lanjut ku jelaskan. Sekitar empat bulan lalu, dia meninggal.
Pacarku tertunduk lesu. Oh. Begitu katanya.
Kujelaskan lagi. Jauh sebelum kamu, dia adalah orang yang sempat ku bela hingga mati-matian. Sebelum kamu, sempat ada hati yang tersakiti olehku. Sebelum kamu dia adalah orang pertama yang sering ku tanyakan kabarnya. Dan sebelum kamu, dia adalah segalanya bagiku. Hingga dia tiada, dan bertemu kamu. Orang yang akan kuperlakukan sama seperti yang sebelum-sebelumnya. Bahkan mungkin lebih.Vote yapss:)
Kalo ada yang kurang, komentar aja, okee;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pena Pelampiasan
SonstigesGuyss, ini bukan cerita pendek atau novel yaa. Hanya tulisan biasa tentang kejadian yang aku alami. ada juga kejadian orang lain. So, let's reading guys😊😊