[2] - Kehidupan Raffa

58 24 19
                                        

Bagian dua.

Dunia bakalan terasa sepi, jika kita sama sekali tak memiliki sahabat gila semacam mereka”-Raffa
--

-SureThing-

“Kak Raffa semangaaaaaat!”

Alisa sudah berulang kali membekap bibir Feyra yang sejak pertandingan berlangsung, ia tak pernah berhenti menyemangati Raffa.

Bukannya Feyra sudah tidak peduli akan posisinya sebagai 'secret admirer' namun untuk kali ini yang menyemangati Raffa bukanlah hanya ia, bukan pula satu ada dua orang, melainkan sudah mencapai belasan. Jadi, Feyra berpikir tidak ada salahnya menyemangati Raffa ditengah-tengah sesamanya.

“Oh shit! Gendang telinga gue bisa bisa pecah tau gak Fey..” ucap Alisa yang membuat Feyra tersenyum innocence

Namun taklama, ekspresi Feyra datar kembali, “Bodo amat.”

“CK! Kampret banget sih lo!” decaknya lalu menyumpalkan earphone pada telinganya.

“Nah gitu aja Lis, hehe. OK KAK RAFFA MANGATSEEE! ”

-

“Apa kata gue Raff, skill permainan basket lo emang gila, sekalipun lo gak pegang itu bola ampir satu bulan.”

Angga memang paling jago dalam hal memuji Raffa, tapi guna seorang sahabat salah satunya seperti itu, yaitu menyemangati sahabatnya sendiri, bukan malah mengkhianati.

“Lebay lo, Ga.”

“Eh Raff, Kita kita udah lama gak main kerumah lo. Dan kayanya aul kangen sama gue deh,”ucap Gery

“Anjir pede banget lo Ger, Aul gak mungkin kangen sama lo! Yang ada dia bakalan kangen sama gue, ya nggak Raff? Aul lo itu suka nanyain gue ke lo kan?”

“Udah kalian jangan ngarep, yang aul kangenin itu gue.” Kini giliran Nathan yang angkat bicara.

Raffa hanya meladeni mereka dengan muka asem andalannya, mengangguk seadanya karena pertandingan sebelumnya cukup membuat Raffa kehabisan tenaga.

“Jadi gimana Raff?” tanya Gery memastikan

“Rumah gue selalu terbuka lebar buat kalian, tapi kalo kedatangan kalian cuma buat kulkas gue kosong gara-gara berpindah tempat ke perut kalian, gue gak jamin Ibu gue ngizinin kalian lagi.”

“Sialan lo!” umpat Gery namun diiringi dengan tawa renyah dari keempat cowok tersebut

Ungkapan Raffa barusan sebenarnya hanya omong kosong, tidak ada istilahnya Raffa ataupun ibu nya tidak mengizinkan mereka bermain dirumah Raffa hanya karena makanan. Keluarga Raffa adalah salah satu keluarga yang banyak diinginkan oleh semua orang. Harmonis. Bisa dibilang seperti itu. Meski ayahnya yang terkadang berada diluar kota, maupun diluar negeri untuk bekerja, tapi itu bukan menjadi penghalang komunikasi antar keluarganya.

“Yaudah yuk Raff, sumpah gue udah laper.” ucap Angga dengan memegangi perutnya dramatis

“Nah kan yang doyan ngabisin isi kulkas lo tuh Angga Raff, lo jangan suudzon dong sama gue! Ah sungguh sedih hati ini jendral, dituduh atas apa yang tidak dilakukan.” Gery memegangi dada nya dengan muka yang sangat terlihat tersakiti, membuat ketiga cowok lainnya termasuk Raffa geleng-geleng kepala melihat perlakuan alay sahabatnya itu.

Sure ThingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang