Bagian empat.
“Aku tidak membencimu, tidak sama sekali. Melainkan aku malu pada diriku sendiri yang memiliki keinginan terlalu tinggi untuk memilikimu.”
-Sure Thing-
“SUMPAH GUE GAK BOHONG LIS!”
Feyra berguling-guling diatas kasurnya, dengan ponsel yang masih setia berada ditelinganya.
“Kok bisa sih?”
“Gue tuh gak jadi ikut seleksi biologi, tapi malah ngerjain soal matematika yang edannya minta ampun!”
“Trus trus gimana? jadi lo seruangan sama Kak Raffa?”
Suara tawa yang pecah terdengar dari ponsel milik Feyra, rupanya Alisa malah menertawakannya.
“Nyebelin lo Lis! Gue serius, ternyata ada faedahnya juga gue salah masuk ruangan, hahaha. Lagian sih gue juga males mesti ikut olimpiade segala. Bikin kepala gue botak aja deh.”
“Gapapa kali botak juga, biar jadi style lo aja gituu.”
“Dih lo aja deh gue gakmau tuh.”
“Anjir fey gue lupa tadi disuruh nyokap anter Ade gue, udah dulu ya. Jangan rindu, berat hahahaha.”
“KORBAN DILAN LO!”
Panggilan pun terputus, Kejadian tadi sore setelah Feyra bergelut dengan soal matematika ternyata memang unforgetable bagi Feyra. Karena dengan waktu yang kurang lebih dua jam itu bisa membuat Feyra melihat punggung Raffa sampai matanya pedih.
🍂🍂🍂
Pagi yang cerah. Dan hari yang cukup menyenangkan bagi hampir seluruh penghuni kelas sebelas ipa 2. Karena pagi-pagi sudah diberikan nikmat dengan jam kosong selama dua jam.
“TRUTH OR DARE?” Tanya Alisa dengan excited
Feyra tampak berpikir keras, namun dengan satu tarikan nafas, ia menjawab dengan mantap “DARE!”
“Yakin lo?”
Feyra mengangguk, dan Alisa pun langsung mengerutkan keningnya selama beberapa detik.
“Istirahat nanti, gue mau lo senyumin Kak Raffa terus minta idline nya, oke?”
Feyra membelalakan matanya tak percaya. “Sadis lo Lis! please jangan gituu tantangannya, Ah elaah gue takut.”
“Sekali aja Fey, lo melangkah maju buat dapetin dia. Katanya suka? Sampai kapan harapan lo buat miliki dia menggantung kaya gini? Sampai Kak Raffa jadian sama Kak Biya gituh?”
Feyra menempelkan wajahnya pada kedua tangan yang menumpu dimeja. “Ya gak gitu juga. Gue cuma takut gak direspon Lis.”
“Lo tuh banyak takutnya, Udah ah jalanin aja dare dari gue.” Ucap Alisa yang kemudian berkutik dengan novel yang disedang dibacanya.
-
“Tuh, cepet samperin!”
Feyra berjalan menghampiri Raffa yang sedang berjalan menuju arah kantin bersama ketiga temannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sure Thing
Novela JuvenilSebuah impian yang tak terduga akan menjadi nyata. Sebuah harapan yang selalu diharapkan kini jelas terwujud. Kupikir ini mimpi, kupikir ini ilusi. Namun semua itu benar terjadi. Ini duniaku yang asli, bukan mimpi setiap malam yang selalu kunanti. ...