-2-

31 7 2
                                    

'Coba deh lo senyum, karna senyuman lo itu, bisa buat orang jadi ikutan tersenyum. Apa lagi buat gua'

- Arlef Rivano Andromaeda

👻👻👻


Pagi ini Aca berangkat dengan muka suram nya.

"Pagii aca akoh!!!!" ucap vio dengan ceria.

Aca memandang Vio sinis dan melanjutkan perjalanan nya menuju kelas.

"Ihh di kacangin, ngapa lo?," tanya vio.

Aca masih menghiraukan Vio dan tetap berjalan.

"Aca lo kenapa sih?," tanya Vio geram.

'ngomong sono sama tembok' batin Aca.

Aca terus berjalan ke kelas tanpa menatap Vio.

'Siaga 1' batin Vio waspada.

Sesampai nya Aca di kelas.

"Pagi-pagi udah cemberut aja neng," celetuk Arlef sambil mencolek dagu Aca menggoda. Namun di tepis oleh Aca.

"Wewww galak," celetuk Arlef makin menjadi-jadi.

Aca menghiraukan godaan Arlef yg semakin menjadi-jadi.

Tiba-tiba Vio datang dan melihat Arlef menggoda Aca. Lalu menghampiri mereka.

Vio membisikan sesuatu ke Arlef.
Arlef mengangguk - angguk.

"Pantas saja, nenek lampir diem. Biasa nya juga udau ngoceh." batin Arlef.

Lalu Arlef melenggang pergi.
Vio binggung melihat Arlef melenggang pergi begitu saja. Lalu ia mengedik kan bahu.

'Biarin dehh tuh bocah kemana, mending ngurusin macan di depan nya,' batin Vio.

"Aca yang baik hati, dan tidak sombong, maafin Vio yaa." ucap Vio sambil tersenyum maniss sambil memohon.

Tapi Aca msh menghiraukan Vio dan sibuk memainkan Hp nya.

Lalu Vio melanjutkan ucapan nya, "Maafin Vio kemaren udah ninggalin Aca, Sebenernya itu, di ajak sama Gio. Vio mah ikut-ikut aja kok. Suerrrr" ucap Vio sungguh- sungguh sambil mengangkat 2 jarinya.

Aca masih menghiraukan nya.

"Caa, maafin Vio yaa," ucap Vio tetap memohon.

Tiba-tiba sosok Gio muncul di pintu kelas. Vio menatap tajam ke arah Gio.

'biang kerok muncul juga' batin Vio geram.

Tanpa babibu Vio berteriak ke arah Gio, "Gio!!!!." Aca yg di samping nya menutup telinga dan mendengus kesal.

Gio yg baru menaruh tas nya, terkejut kaget, "Gila lo pagi pagi teriak, bikin kaget gua aja njir," Vio msh menatap tajam ke arah Gio.

"Kenapa sih Vi? kangen sama gua? Semalem kan udah telfonan masa masih kangen sih," ucap Gio tanpa dosa.

Vio yang medengar itu langusng melotot ke arah Gio, tidak lupa dengan tatapan tajam Aca ke arah Vio.

"Apa sih Vi, melotot-melotot, mata lo keluar tau rasa," lanjut nya tanpa tau kodean dari Vio yang menyuruh nya diam.

'Demi tuhannn, terkutuk lah Gio. Rasa nya ia ingin menjedotkan kepala Gio ke tembok!!,' batin Vio yg sudah geregetan.

"Ehmm bagus ya kemaren udah ninggalin, sekarang gak cerita cerita, yaudah iya," ucap Aca menyindir.

Vio menatap ke arah Gio -Awas lo-, lalu beralih ke arah Aca.

"Acaa, vi-,"

Ucapan Vio terpotong dengan teriakan Arlef yang baru memasuki kelas dengan kantok kresek aprilmart dengan wajah berbinar-binar.

My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang