-3-

9 4 0
                                    

"Dasar cewe pas berat badan nya naik aja histeris mau diet, mau idet. Tapi kalau makan gk ke control"

- Arlef Rivano Andromaeda

😒😒😒

"Gua bilang apa kan, udah gak marah lagi tuh nenek lampir" bisik Arlef membanggakan dirinya.

"Iya elahh iyaa" bisik Vio yg mengakui kalau Aca udh gk marah lagi.

Aca yg merasa di liatin bersuara, "Kenapa?" tanya Aca dengan muka polos nya.

"Gak papa, gak papa" ucap Vio.

"Ohh, kirain ngomongin gua gara gara udh gak baper lagi"

Arlef dan Vio menatap satu sama lain
-eh-

"Gakk kok gakk" ucap Vio sambil menggeleng.

Aca mengangguk dan melanjutkan makan nya, "oke"

Vio menghela napas lega.

Tiba-tiba Arlef bersuara, "heh nenek lampir, makan lo banyak bngt. Nanti kaya pig guling lo"

Vio melotot mendengar ucapan Arlef  -alamat perang-

Aca mendesis, "Yang makan banyak siapa?"

"Lo"

"Yaudah, suka suka gua dong"

"Ckckck. Dasar cewe pas berat badan nya naik aja histeris mau diet, mau diet. Tapi kalau makan gak ke control"
Ucap Arlef menyindir.

"Gua gak gitu!!!" teriak Aca dan Vio berbarengan.
Arlef terteguh, Gio yang di samping nya sedari tadi diem pun terkekeh.

"Mampus lo" bisik Gio.
"Yee setan" celetuk arlef

Aca dan Vio menatap geram ke arah Arlef.

"gua saranin mending mundur, lu lawan yang satu aja udah kaya dunia perang ke 3, apalagi sekarang di tambah yang satu. Di ibaratkan mereka gajah, lo tikus. Di genjet dikit aja udah jerit-jerit."
Bisik Gio yg masih terdengar oleh Aca dan Vio.

"Ibarat macem apaan tuh?" ucap Arlef memandang aneh Gio.

"Ehmmm, maksud nya kita Gajah apa ya?! Jadi lo anggep gua gajah gio?! Secara gak langgsung, lo ngatain gua gendut gitu?!!" cerocos Vio kesal.

Gio tersedak kaget, masalahnya maksud nya bukan begitu.
Arlef yang merasa bkn dirinya doang yang tersudutkan pun terkekeh.

"Mampuss, mulut lo sihh bego" ucap arlef msh dengan kekehan nya.
"diem lu" ucap Gio.

"Eeee...viii bukan gitu" ucap Gio terbata bata.
"Bukan gitu, bukan gitu, gimana?!!!!" geram Vio.
"Bukannn gitu viii gua g-"

"Halah, bilang aja gua gendut kan?!?"

"Emang" ceplos Gio.

"Tuhh kannn!!! Udah ya Gio gua mls sama lo, pergi lo jauh jauh. Udah yo Ca kita pergi aja. Setan emang Gio." ucap Vio menarik tangan Aca untuk pergi.

"Cowo mah salah mulu. Heran" ucap Gio tampang melas.

"Yang sabar ya mas, mending sama eneng," ucap Arlef melambai.

"iya neng, abang salah mulu neng, lelahh abangg nengg, lelahh" bls Gio sambil memeluk Arlef.

"kalau lelah ya istirahat lah bego." ucap Arlef mendorong Gio sampe tersungkur.
"Geli gua anjirr" lanjut nya.

"Yatuhan, Eneng jahattt. Abang salah apa nengggg, salah apaaaaa?!!!" Ucapp Gio tampang tersakiti.

"Salah otak lo kek nya, lo ngantri paling akhir ya ? makanya otak lo sisah sisahan doang"

"Si setan kalau ngomong -"

"suka bener" lanjut Arlef memotong ucapan Gio.

Gio mencibir.
"Udh bangun lo bego, udah kaya gembel." ucap arlef.

Gio bangun, mereka pun siap pergi ke kelas. Namun, tiba-tiba

"Masss ini makanan nya belum di bayar," ucap ibu kantin.

Arlef mengernyit binggung, "Belum di bayar bu? Yang ini?" ucapnya sambil menunjuk meja makan mereka tadi.

"Iya mass"

"Lahh anjirr, tuh nenek lampir," ucap Arlef.
"Gioo, lo bayarin gihh si nenek lampir" lanjut nya sambil menghadap ke arah gio tadi.

"Lah anjirr setan, kemana tuh anak" geram nya yg melihat gio menghilang.

"yaudah deh bu ini, ambil aja ya bu kembalian nya" ucap Arlef lalu lari menyusul Gio.

Ibu itu menerima uang dari Arlef, lalu geleng-geleng. "Lahh bocah gendeng. Mana ada kembalian ini, Orang pas. Dasar kids jaman now"

👾👾👾

7.55 PM

My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang