Sepulang sekolah mereka langsung pergi ke cafe paman Rully, mereka sangat antusias untuk datang kesana kali ini terutama Rani juga Astrid, hanya Zasyya lah yang terlihat ogah-ogahan untuk datang kesana.
Tanpa mengganti seragam sekolahnya terlebih dahulu mereka hanya menutupi kemeja putihnya dengan jaket mereka masing-masing.
Karena macet 15 menit kemudian mereka sampai tujuan. Mitha yang mengemudi mobilnya memarkirkan mobilnya di halaman depan Cafe, tepat di samping motor Harris.
Cafe tampak sepi tidak terlihat penjual dan pembeli namun dipintu Cafe terpampang tulisan open bertanda bahwa Cafe buka.
Tiba didalam, Rani memilih tempat duduk tepat didepan kasir. Dia sengaja memilih disana agar lebih jelas untuk melihat Harris ditempat kasir.
"Nahh disana aja yuk." Ajak Rani, sedangkan yang lainnya hanya menuruti saja.
Mereka duduk berhadapan hanya meja yang membatasi mereka, Nurul, Rani, Mitha menghadap Kasir, sedangkan Zasyya, Astrid, Salwa membelakangi kasir.
"Ini buka gak sih Cafenya? Sepi gini, balik aja yuk." Seru Zasyya yang baru saja duduk.
"Ehh udah main balik aja mesen aja belum Sya." Bantah Rani cepat.
"Ya abisnya sepi gini."
"Sabar kali Sya." Nurul berseru.
Hening
5 menit kemudian
"Udahlah pulang aja yuk, udah 5 menit nih gak ada siapa-siapa, Cafenya tutup ka-" Ajak Zasyya terpotong dengan ucapan Rani.
"Nah tu dia." Serunya bersemangat dengan refleks menggebrak meja meski tidak kencang namun dapat didengar.
Yang lain pun menengok kearah yang dituju Rani, tatapan Rani mengarah ke sebelah kiri belakang kasir, ternyata sesosok lelaki yang mereka cari baru keluar dari dalam dapur, lelaki tersebut menunjukan ekspresi kaget karna melihat ternyata ada pembeli.
"Ehh ada pelanggan, maaf mau pesan apa?" Tanya Harris kepada mereka dari depan tempat kasir. Tidak ada yang menyahut mereka asik dengan fikirannya sendiri.
"Ahhh ganteng sumpah, beninggg bangettt," ungkap Astrid dengan mata berbinar-binar.
"Iya ehh asli ganteng." Ungkap Mitha.
"Kan gua bilang juga apa, aduhh meleleh deh gua." Ucap Rani dengan menopang dagunya diatas meja.
Harris menunjukan raut wajah yang bingung dengan ucapan wanita-wanita ini, meski suara mereka pelan namun cukup terdengar dengan Harris.
Zasyya berbalik membenarkan posisinya kembali kini menjadi membelakangi kasir "Apaan sih kalian, dia nanya mau pesan apa, bukannya dijawab malah nunjukin muka yang berlope-lope." Kesalnya.
"Nah yaudah lu aja Sya yang mesen gih sana." Perintah Nurul.
"Lah ko gua, yang lain aja ahh." Bantahnya.
"Ntar mereka pada pingsan kalo deket-deket sama pegawai ganteng itu."
"Ya Allah Ya rabbi lebay banget," ucap Zasyya, kini dia berdiri dari tempatnya menurut saja apa yang Nurul perintahkan. "Mau pesen apa?" Tanyanya, dia mengarah ke Astrid yang masih asik memandangi Harris dengan wajah meronanya "Astrid udah jangan diliatin terus ntar dia terbang." Ucapnya membalikan tubuh Astrid, membenarkan posisi duduknya yang membelakangi kasir.
"Gua spagetti deh sama lemon tea." Ucap Nurul.
"Gua juga sama deh." Ucap Mitha yang diangguki semuanya menandakan bahwa mereka semua juga sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salam Alaikum Cinta
FanfictionSejak pertemuan paksaan teman-temannya untuk bertemu lelaki pegawai Cafe yang sering mereka kunjungi, Zasyya menemukan hal baru dalam hidupnya. Menutup diri dari laki - laki agar tidak mengalami hal yang sama seperti kakaknya dalam hijrahnya ini, Za...