[1] Hai

2.9K 343 5
                                    

Note : sebelumnya cuma mau kasih tau kalau ini diubah lagi menjadi enka:'v dikarenakan kebanyakan readers protes sama saya:'v yasudah itu saja, hope u guys enjoy it.

Copyright ©2017 by srmwlnd

*****

Sudah tiga hari berlalu, namun anak baru yang sempat membuat onar itu sampai saat ini masih tidak terlihat batang hidungnya. Sebenarnya (Namakamu) tidak terlalu perduli dengan kehadirannya, bahkan sangat bersyukur karena dapat terhindar dari cowok 'jenis' itu. Namun tak dapat dipungkiri bahwa ia juga penasaran akan keberadaan cowok itu. Setau (Namakamu) cowok itu seharusnya hanya mendapat hukuman, tidak sampai di skors.

Duh ngapain sih aku mikirin itu, rutuk (Namakamu) pada dirinya sendiri.

(Namakamu) kini berada di toilet wanita, berdiri dihadapan cermin sembari menatap pantulan wajahnya. Sesekali ia mencoba tersenyum, namun akhirnya wajah itu kembali datar lagi. Setelah merasa cukup dalam bercermin, kini ia mengambil beberapa tissue untuk mengeringkan tangannya lalu beranjak pergi.

Mata (Namakamu) menatap ke kanan dan ke kiri. Ia memang tidak terlalu suka dengan toilet yang ini, selain karena letaknya yang sedikit memojok dan jauh dari keramaian, banyak pula gosip yang mengatakan bahwa di dekat toilet ini banyak anak nakal berkumpul. Andai saja toilet yang satu lagi tidak dikunci dan dirinya tidak dalam keadaan 'mendesak', mungkin ia tidak akan senekad ini untuk datang sendirian kesini. Alika? dia sedang sibuk melakukan remedial ulangan harian fisika karena nilainya berada dibawah kkm.

"Shutt... cewek noh"

"Anjir cantik cuy"

"Sikat sikat"

"Sikat sikat dikira baju apa." Dumel (Namakamu) dengan suara pelan. Ia terus menundukan kepalanya dengan kaki yang berjalan semakin cepat, berharap cowok-cowok itu tidak akan memperdulikannya. Namun sepertinya hal tersebut sia-sia, karena kini seseorang sedang menahan bahu (Namakamu). Dan (Namakamu) yakin bahwa orang itu bukanlah orang baik.

"Kelas berapa dek?"

"Ceilehh adekkk, bisa aje lu kriting."

"Si kriting urusan modus sih nomor satu!"

"Gile gile gile"

"Gas terosss"

(Namakamu) semakin merundukan kepalanya dengan takut. Ia melihat beberapa pasang kaki dilantai, mungkin sekitar lima orang? Karena terdapat lima pasang kaki.

"A...anu kak, aku gak punya uang.." cicit (Namakamu) masih dengan menunduk.

"Lah dikira ngemis anjir si kribo."

"Ngakak oflen gua"

"Tampang lu kek pengemis sih bo"

"Yeuu si adek, gue kan nanya kelas atuh dek. Gak minta uang gue mah, udah punya. Nomor hp aja gimana?" Tanya suara dari orang yang sedari tadi menahan pundak (Namakamu).

(Namakamu) terdiam, matanya masih terus menunduk. Rasanya ingin sekali ia menangis sejadi-jadinya sekarang juga, namun bukankah itu malah membuat mereka senang?

Dengan berani kini (Namakamu) menatap orang yang sedari tadi menahan pundaknya. "Gak punya hp saya kak..." ucap (Namakamu) ragu-ragu.

IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang