Pelajaran 'Berbahaya' dari Gaza

183 6 0
                                    

Berkali-kali tembakan itu diluncurkan dan mulai merenggut kedamain dalam suasana belajar Sejumput anak tak berdosa. Gelombang audiosonik bom molotov berhasil menembus ruang hampa tubulus aricular, dengan segera mengacaukan saraf audio sensorik di dalamnya. Negeri palestina kembali meradang, menambatkan nyawa yang tak ubahnya mizbah bersimbah darah.

Suasana gaduh ruang kelas tak dapat terelakan. Satu, dua bocah ingusan berlindung di bawah kolong bangku kecil nan ringkih yang terbuat dari pohon badam. Sedangkan beberapa bocah lain, merengkuh pahlawan tanpa tanda jasa di depannya yang tengah asyik mengorasikan ilmu dari buku pelajaran yang bersampul Masjid Al-Aqsa beserta Gua Leluhur di Hebron, tempat yang mengukirkan sejarah sebagai saksi bisu bentrokan umat Islam dan Yahudi .

Seiring meredanya dentuman-dentuman meriam yang digelontorkan zionis Israel,, kegiatan kelas kembali pulih.

" Anak- anak apakah mungkin orang-orang Palestina bersedia memboikot produk Israel , seperti yang dulu dilakukan bangsa arab terhadap bisnis kaum Yahudi pada 1929?" Tanya seorang guru disela kengerian Gaza yang sedang mengganas.

Tanpa pikir panjang terdengar jawaban "ya" secara serempak dari seluruh siswa dengan semangat menggebu-gebu.. respond yang demikian semakin menjadi lantaran sebelumnya mereka telah berhasil diprovokasi oleh buku yang terbit secara resmi, oleh percetakan milik Hamas.

Sang Guru kembali berceloteh "baiklah, sekarang buka buku baru kalian, pada bab yang menceritakan pahlawan nasional kita, Ahmed Yasin."

"Bu Ahmed Yasin itu pendiri Hamas ya ?" celetuk seorang anak.

"Iya betul sekali sayang,"jawabnya dengan penuh gairah dan semangat seorang pengajar.

Ahmed Yasin ,dalam puku pelajaran yang dikonsumsi siswa-siswi sekolah di bawah kendali Hamas, memang disejajarkan dengan pahlawan nasional ,Yaser Arravat, dalam buku tersebut juga dicantumkan sejarah mutakhir seperti serangan militer Israel ke jalur Gaza pada musim dingin 2008-2009 dan November 2012.

"bu bolehkah saya bertanya ?" pinta seorang siswi yang menampakkan raut dan gelagat cemas.

"tentu sayang, tanyakan saja" jawabnya sembari menampakkan sorot pupil meyakinkan anak manusia didepannya.

"Setelah saya baca dan mendengar penjelasan dari ibu, buku pelajaran sejarah baru kita kok lebih cenderung berisi pemberontakan kepada Israel ya? Memangnya kenapa kita harus mempelajarinya bu?" Ia memberanikan diri untuk melanjutkan pertanyaannya, walaupun disela gemuruh jantung yang semakin menjadi, lantaran pertanyaan tersebut tak pantas tercurah dari bibir mungilnya.

Sembari memperlihatkan buku yang dimaksud,tak lupa diiringi seulas senyum hangat khas, guru berkerudung menjuntai itu menjawab "menurut Menteri Pendidikan kita, Muetassem al-Minauim, buku ini dipelajari untuk memperkuat hak-hak warga Palestina dan menambah pengetahuan kita tentang hak asasi manusia"

"Semua wilayah Palestina, dari Laut Mediterania sampai Sungai Yordan, adalah milik kita," tambahnya ,dengan mengutip rangkaian huruf dalam kitab wajib anak-anak palestine tersebut.

"oleh karena itu,kita sebagai warga Palestine berhak untuk merebut kembali kemerdekaan bangsa kita,"lanjutnya.

"tapi bu, kenapa harus menjadi materi wajib di dalam pelajaran? Bukannya untuk membangkitkan pemberontakan kepada Israel dapat dilakukan dengan pidato di depan masa?"

Sergah seorang anak menimpali jawaban dari gurunya .

" Upaya edukasi perlawanan melalui buku dinilai sangat efektif Nak. Sebab, menurut Daniel Bar-Tal, seorang professor di Tel Aviv University, ketika seorang pemimpin berpidato, tak ada jaminan semua orang mendengarkan, sedangkan sebuah buku teks pelajaran pasti diserap siswa"

"tapi bu bukankah buku itu bisa memecah belah Palestina ? Materi pelajarannya seakan memperuncing persaingan antarfaksi Hamas di jalur Gaza dan Fatah di Tepi Barat. Selain itu jika pihak Israel mengetahuinya bisa-bisa sekolah kita menjadi sasaran amuk bom Israel bu." Kembali seoarang siswa mengkritisi dengan dilanda perasaan khawatir yang membuncah.

"BOOOOMMM.." rudal anti-balistak secara mendadak mengguncang bangunan 3x4 meter persegi, dan memporak porandakan nya seketika.

Belum sempat sang guru menjawab , Genderang perang tanpa peringatan kembali melahirkan asap laksana belalai hitam yang mengepul dengan kengeriannya. Israel berulah dengan memaparkan ironi kemanusiaan yang tak terelakkan.

"RASAKAN ITU!!! Karena kalian, bangsa palestin, telah mengembangkan sesuatu sistem penipuan kepada kami" Terdengar menggema suara terkutuk seorang iblis menyerupai manusia terlakanat kaum yahudi Israel.

Nyawa-nyawa insan tuhan tak lebih berharga dari kambing sembelihan, dengan menyibakkan bau anyir darah yang menyesakki lobus-lobus naluri hingga menyayat benak sanubari. Siapa yang menyangka dan tidak ada yang mengira, lembaran-lembaran kertas berlukiskan tinta hitam dapat menyulut api amarah para zionis-zionis yang tak punya sepucukpun rasa kemanusiawian. Hingga menggoreskan luka pada generasi milinium pewaris gen-gen di negri para Nabi, utusan Sang Ilahi.

arg,W

Pelajaran 'Berbahaya' dari GazaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang