Jadwalnya hari ini hanyalah menyesap kopi wijen hitam kesukaannya sambil menikmati suara gemerisik dari gugurnya daun Ginkgo yang terinjak oleh orang-orang yang berlalu-lalang. Memanjakan pendengaran Jisoo. Membawa ketenangan yang disukainya. Sesekali matanya memperhatikan satu atau dua orang warga Seoul dari balik kaca jendela kedai. Suasana pagi ketika musim gugur adalah yang terbaik.
Ah— saat itu ketika pertama kali kita bertemu, segalanya terasa sangat canggung.
Matanya menangkap sosok yang bergerak tergopoh-gopoh untuk masuk ke dalam rumah sakit yang berada di seberang kedai. Jisoo mengulum senyum tipis di bibir kucingmya. Ada rasa penasaran dan tertarik akan sosok yang berada tak sampai 300 meter di depannya itu. Ia terus memperhatikannya hingga menghilang dari pandangan. Jisoo mendesah kecewa.
Kita telah pergi jauh, dan kita saling menyakiti.
Pemuda berumur 21 tahun itu memutuskan untuk berada di kedai kopi kecil ini selama seharian. Lagi pula, Yoongi, selaku pemilik kedai adalah sahabatnya. Pemuda seputih salju itu tidak akan keberatan jika Jisoo berada sangat lama di dalam kedai. Menginap pun bukan masalah.
-dan hingga hari ketika aku sampai di tidur panjangku—
Meskipun telinganya penuh ocehan Yoongi yang sesekali meletakkan sepiring makanan berat untuk sarapan dan makan siangnya, penantian Jisoo selama 8 jam di dalam kedai membuahkan hasil. Ia kembali. Sosok yang ditunggunya telah keluar dari gedung besar di seberang kedai.
Rambut acak-acakan, kemeja kusut, bahasa tubuh yang mengisyaratkan ia sangat lelah. Namun yang menarik perhatian Jisoo adalah senyum yang terus melekat di bibir pemuda itu. Membuat wajahnya terlihat cerah. Tidak. Semuanya. Di mata Jisoo, saat ini hanya sosok pemuda itu lah yang paling bersinar di antara semua orang yang berlalu-lalang. Dari ujung rambut hingga ujung kakinya yang tertutup sepatu pantofel hitam mengkilat.
Dan senyum itu, membuat Jisoo menarik ujung bibirnya lebih lebar.
Aku berharap bahwa senyum ini tidak akan pernah meninggalkan wajahmu.
Seakan senyum sang pemuda asing adalah hidupnya.
Meskipun kita telah berjalan jauh, akhirnya kita telah sampai disini.
••••••••••
Hai kembali lagi sama aing, heyhduami😂 Untuk mengobati kekecewaan kalian atas jeleknya ending Snow Song, dan gaada chapter tambahan atau sequel, jadi aku memutuskan untuk ngeluarin draft ini.
Biar aja ff nya jalan terus berdampingan sama yg chanbaek. Soooo, pastinya ff ini akan lebih lama update dari Snow Song karna aku bikin dua cerita sekaligus. Mungkin seminggu untuk RECORDS dan seminggu untuk BEAUTIFUL LIAR.
Doaku untuk ff baru ini adalah, semoga kalian suka dan alurnya gak melenceng kayak Snow Song heuheu
Terima kasih yg sudah mampir 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
RECORDS -Cheolsoo-
FanfictionBerisi tentang kisah hidup pemuda tuna wicara bernama Hong Jisoo, dengan sosok Choi Seungcheol yang merupakan seorang dokter spesialis jenius. Semua kisah itu direkam Jisoo dengan apik di sebuah rekorder tua pemberian sang kakek. -•- RECORDS By Heyh...