"MINGYUUUUU!" teriak Haneul sambil memukul lengan Mingyu dengan kencang. Tapi, tentunya pukulan itu terasa pelan bagi Mingyu.
"Waeeeeee?"
...
"Aku..."
Mingyu terdiam menunggu kata-kata dari Haneul. Ia sudah berfikir bahwa Haneul akan menerimanya menjadi namja chingunya atau mengajaknya berpelukan lagi atau mengajak Mingyu berciuman atau bahkan mengajaknya menikah. Mingyu langsung mengambil botol minum kemasannya dimeja. Katanya, kalau ia sedang gugup ia memang banyak minum.
"Kau kenapa?" tanya Mingyu yang tidak sabar mendengar perkataan Haneul.
"A-aku mau..."
"Mau apa?" seketika Mingyu jadi bersemangat.
Raut muka Haneul tiba-tiba malu.
"Ehehe... eum, aku mau tidur."
"Jika ingin tidur, tidur saja. Aku tidak pedu—"
"Aku takut.Temani aku." potong Haneul.
Mingyu terdiam membeku. Ia pastinya bingung harus seperti apa.
"M-maksudn—"
"Aku bercanda, Kim Mingyu."
Sesaat setelah Haneul berkata seperti itu, ia tertawa lepas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau nakal, Haneul. Aku tidak suka. Dan masalah menemanimu atau tidak, tidak usah dipikirkan" "Karena malam ini aku akan menemanimu. Bahkan kalau kau mengajakku menemani sisa hidupmu pun aku bersedia." Mingyu berkata seperti itu sambil memberikan smirknya.
Benar-benar mengerikan. Ia mirip dengan om om diluar sana. Bedanya, ia lebih kaya, tampan, lucu, muda, ah sudahlah. Kalau memujinya berlebihan, bisa membuatnya terlalu percaya diri. Padahal, diterima menjadi namja chingunya Haneul saja tidak.
🌹🌹🌹
Mingyu POV
Apakah aku berlebihan? Apa aku akan menjadi namja chingunya?
ahh. Pertanyaan seperti itu terus menghantui pikiranku. Terutama pertanyaan yang terakhir. Itu benar-benar pertanyaan terbesar.
Aku belum tidur. Tapi, wanita diseberangku sudah tertidur 15menit lalu.
Haneul memang spesial. Tetapi... akhh aku tidak ingin memikirkannya. Biar waktu yang menjawab semuanya.
