“Melihat senja. Lu nagapain ke sini?” Jawabku padanya yang masih berdiri.
“Tadi abis dari kebun teh, terus pas mau turun gue ngeliat lu”
“Sekarang lu mau turun Han?”
“Kayaknya sih gue harus turun”Tiba-tiba Farhan pergi tidak tahu apa alasannya. Nampaknya ada seseorang yang membuat dia takut dan dia langsung pergi.
“Gue kira lu pacaran sama Farhan” Ucap Galang tiba-tiba duduk disampingku.
“Cuma karena beberapa menit sama gue, terus lu bilang gue pacaran gitu sama dia?"
“Ya siaa tau aja. Hati orang sulit ditebak”
“Kok lu sok tau sih" Ucapku sebal menanggapi kata-katanya.
Menyebalkan.
“Sekarang kita berduaan nih. Lu gak sendirian lagi kan di atas sini?”
“Terserahlah”
Aku meneguk air mineral dan mengabaikannya.
“Kita belum kenalan” Ucap dia mengejutkan.
“Masa? Perasaan udah deh”
“Galang Fautsa Hakim, 250cc International, Tasikmalaya”
“Nadin Mananta, 125cc belum kemana-mana, Jakarta”
Galang menjulurkan tangannya dan memasang senyuman yang menjijikan.aku tidak membalas tangannya.
“Gak usah berlebihan” Kataku padanya.Dia mendengus dan setelag itu tersenyum menandakan bahwa aku menang kali ini!
Perkenalan apa ini?
Dia membuatku bingung, dia sebenarnya seperti apa?Masih di atas bukit, hari semakin gelap tetapi aku menikmatinya. Kami diselimuti keheningan yang dibuat senja sore ini.
“Biasanya orang secuek lu gak punya pacar karena terlalu cuek" Ucap Galang memecah keheningan.
“Biasanya pebalap gak punya pacar, karena sibuk balapan kesana kemari”
“Yakin?”
Galang menatap mataku.Senja sore itu mendekatkan kami. Tapi, dia tetap saja menyebalkan!
###
Aku tidak tahu tentang sore itu. Aku tidak tahu bagaimana aku menjelaskan kepada Hana. Apa cerita ini akan membuatnya marah padaku?
Aku menelpon Hana malam itu. Rasanya kalau sehari tidak menelpon Hana, ada yang kurang, tetapi aku merasakan hatiku ada yang mengganjal, perihal Galang, aku lama-lama merasa bersalah.
“Halo Na”
“Iya Nad, kenapa?” Balas Hana dengan semangat.
“Hari ini Galang lo itu masih menyebalkan”
“Hah? Masa sih? Dia kayaknya benci deh Nad liat lu hahaha”
“Tapi.. Han”Apa aku harus bilang?
“Tapi apa Nad?”
“Gapapa kok Han”
###Aku datang pagi sekali. Supaya tidak bertemu dengan Galang. Udara pagi di Bogor sangat menyenangkan. Rasanya ingin tidur di atas rumput rumput basah dan menghirup kuat-kuat udara pagi.
Aku duduk di pinggir sirkuit. Sambil sesekali melihat ke atas langit, sungguh, pagi hari adalah hal yang indah bagiku saat ini.
Perihal Galang..
Kalau kedeketan aku sama Galang tujuannya untuk meningkatkan kerjasama ya gak masalah. Yang masalah itu, Galang suka usil. Tapi senja kemarin dia keliatan beda banget. Halah, jangan-jangan galang muka dua, bahkan muka 3.
“Mikirin gue ya?” Ucap Galang dengan percaya dirinya.
Kehadiran Galang mengejutkanku. Bagaimana mungkin dia datang jam 5.30 ?? Biasanya dia alergi hadir jam segitu.
“Pede banget” Ketusku.
“Nad, gue mau ngomong sesuatu..”“A cilok a, aya aya wae lalaki resep lalaki. Geus kiamat ini. Eta kalau kiamat mah eweuh kang cilok”
Ahahahahahaha
Ahahahahaha
Kami tertawa sangat geli. Tiba-tiba tukang cilok itu berteriak aneh, aku tidak mengerti bahasanya tapi dari logatnya sudah lucu. Dan Galang, dia tertawa lebih keras dariku, mungkin karena dia mengerti apa maksudnya.“Kayaknya ada yang lagi PDKT nih” Ucap Farhan kepadaku dan Galang.
“Kenapa? Lu mau PDKT juga?” Celetuk Galang pada Farhan
“Sama Nadin?” Jawab Farhan
“Sama gue!” Galang tertawa keras. Aku dan Farhan hening.“Denger-denger sih kepala tim mau uji coba motor baru”
“Lalu?” Tanyaku penasaran.
“Galang jadi penunggangnya”
“Kapan uji cobanya?” Tanyaku pada Farhan
“1 minggu lagi”
“Apa gue butuh asisten?” Tanya Galang.
“Iya, tapi tugas asistennya gak berat kok”
“Ah, seharusnya diberatkan”
“Kenapa gak lu aja yang diberatkan?” Ucapku memarahi Galang.Ah dia menyebalkan lagi. aku pergi meninggalkannya untuk bersiap-siap latihan bebas. Wearpack, helm, sarung tangan, pengecekkan motor, aku lakukan sendiri. Bagaimana bisa dia semanja itu? Segala sesuatu harus dengan asisten. Bukannya dia lebih handal daripada aku?
“Kita lihat Nadin sejago apa” Ucap Irgi yang tiba-tiba memasuki obrolan dengan hanya celana kolor hijaunya.
“Dia handal di trek lurus kayaknya” Ucap Galang.
“Perhitungan dia saat tikungan tepat kan?” Tanya Irgi.
“Terlalu perhitungan malah memperlambat laju motor, kebanyakan mikir juga gak bagus”
“Ah pantes, otak lu kesumbet mecin kali ya, gak ada pikirannya”
“Kesumbet res-resan basreng ahahah” Ledek Irgi tertawa keras.###
12 putaran cukup untuk membakar energi. Akan lebih terbakar lagi saat aku melihat Galang membawa banyak berkas-berkas sedang berdiri di depan ruanganku.
“Ada apa?” Ucapku padanya.
“Data gue buat minggu depan nih”
“Gue bahkan belom duduk lang!!”
“Yaudah terima aja dulu”Tiba-tiba ada seseorang datang mengenakan jaket hitam..
Ah, dia kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Kapten
Teen FictionNadin Mananta harus berada di sekolah balap Merah Putih untuk mengasah kemampuannya dalam memacu kecepatan. Tidak disangka ia harus berhadapan dengan kapten tim balap yang menjengkelkan yaitu Galang Fautsa Hakim, orang yang disukai sahabatnya sendir...