Debby-1

47 7 5
                                    

Debby mulai menyeruput lemon tea nya, kemudian mulai menatap ibunya dan menghela napas panjang.

"Debby mau nge-kost, Bu." Hingga kalimat itu terlontar dari bibirnya begitu saja.

Ibunya menatap Debby heran. Kemudian meletakkan tangannya diatas meja yang sebelumnya berada dibawah memainkan gadgetnya.

"Maksud kamu? Ibu gak ngerti."

"Debby mau nge-kost, Bu. Debby mau belajar mandiri. Debby gak mau ngerepotin Ibu sama Ayah terus." Debby mengatakannya dengan nada setengah memohon.

Jujur saja, dia tidak pandai berkata-kata saat membujuk siapapun itu.

"Tapi Ibu sama Ayah gak ngerasa kamu ngerepotin. Kamu kan anak Ibu, kenapa mikirnya gitu?" Tanya Ibunya lagi karena mungkin ia merasa tidak yakin kalau seorang Debby bisa hidup mandiri.

"Debby mau kaya temen-temen Debby. Mereka hidup dan tinggal sendiri. Bahkan memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Debby rasa, itu hal yang menyenangkan." Jawab Debby dengan senyuman lebar yang menunjukkan bahwa hal tersebut hal yang menyenangkan baginya.

"Yaampun, Debby. Semua itu cuma awalnya aja menyenangkan, akhirnya juga kamu bakal bosen dan muak dengan semuanya." Ujar Ibunya sambil menepuk dahinya.

"Tapi kan selama ini aku selalu dimanja sama Ibu. Semua persiapan untuk aku, ibu yang siapin. Gimana aku mau mandiri, Bu?" Debby membujuk Ibunya lagi agar mengizinkannya.

"Ibu suka saat manjain kamu. Semua permintaan kamu Ibu turutin. Tapi untuk permintaan kamu kali ini, ibu gak bisa turutin." Tegas Ibunya pada kalimat terakhir.

"Yah, kenapa sih, Bu?"

"Zaman sekarang bahaya banget gadis seperti kamu tinggal sendirian. Bisa-bisa kamu.." Ibunya memperagakan seperti sedang Hamil.

"Ihh.. ibu apaan sih. Masa doain anaknya kaya gitu." Debby mulai merasa kesal dengan alasan Ibunya yang terlalu berlebihan.

"Bukan doain. Amit-amit ya Allah, jangan sampe Debby gituan diluar nikah." Ibu Debby mengetuk kepala lalu mengetuk meja berulang kali.

"Ibu jangan negatif mulu dong mikirnya. Percaya sama Debby. Debby cuma pengen belajar mandiri." Kata Debby yang membuat ibunya mulai memikirkan sesuatu.

"Gimana kalau kamu tinggal dirumah nenek aja." Usul Ibunya.

"Apa! Nenek!! Tidak!!!" Debby mulai histeris saat membayangkan seperti apa neneknya.

Teriakan Debby membuat seluruh pelanggan di kafe itu melihat kearah mereka.

Debby dan Ibunya menyadari hal itu. Mereka pun hanya senyum-senyum dan nyengir gak jelas.

"Kamu jangan teriak-teriak. Ini bukan rumahmu loh ya." Bisik Ibu Debby sambil menatap Debby dengan muka gak enak.

"Hehehe.. Sorry, Bu. Kelepasan."

"Tapi aku gak mau tinggal sama nenek. Titik!" Sambung Debby dengan tegas.

"Kenapa?" Tanya Ibunya heran.

"Nenek itu udah bawel, suka ngatur, kejam, pokoknya Debby gak mau tinggal sama nenek. Yang ada rambut Debby bakal kaya singa kalau tinggal sama nenek. Bakal stres tau." Tidak bisa dibayangkan bagaimana jika Debby benar-benar tinggal bersama neneknya.

"Hussh.. kamu gak boleh gitu ngomongnya. Gitu-gitu dia juga nenek kamu kan." Ujar ibu Debby. Sebenarnya ia tidak marah, hanya tidak boleh juga menjelek-jelekkan nenek sendiri kan.

"Iya juga sih, Bu. Ada untungnya juga punya nenek. Setiap Minggu dikasih uang jajan. Makin banyak deh masukan. Hehehe.." Debby mulai tertawa dengan wajah liciknya.

"Kamu tuh ya. Durhaka sama nenek sendiri. Hahaha.." Tawa ibu Debby.

"Ihh.. Ibu mah juga, ikutan aku. Hahaha.." Debby pun ikut tertawa sambil menunjuk ibunya.

Tak terasa hari semakin gelap. Seharian bersama Ibunya memang hal yang sangat sangat sangat menyenangkan bagi Debby. Ibunya adalah pribadi yang seru dan gak membosankan. Tidak hanya dengan Debby, dengan semua temannya Debby pun Ibunya friendly dan menyenangkan.

Beruntung Debby punya Ibu sepertinya. Bisa menghilangkan stres yang melanda setiap hari. Ibunya juga orang yang humoris. Dan tanpa disadari Debby pun juga ikutan humoris. Hubungan dikeluarga yang paling dekat dengan Debby adalah dengan Ibunya.

Dibanding dengan Ayahnya yang tidak sama seperti ibunya. Pribadi Ayah Debby adalah pribadi yang tegas dan terlalu bawa serius. Jadi tidak bisa bergurau ataupun bercanda seperti dengan Ibunya.

Setiap malam Debby selalu berfikir, bagaimana bisa seorang Ayah Debby dan Ibu Debby yang saling berlawanan bisa bersatu dan menghasilkan Debby yang imut nan manis? Hehe.

~•~•~•~
Hai readers.

Tq ya udah sempatin baca cerita yang meluncur aja diotak saya.

Ohiya sebelumnya happy mother's day buat semua ibu diseluruh Ibu di dunia. Terutama buat Ibu saya yang paling cantik dan baik hati seperti saya.

Di bab pertama ini masih ngebahas tentang kedekatan Debby dengan Ibunya. Walaupun belum semuanya, tapi sedikit banyak udah kelihatan. Dan kedekatannya hampir sama seperti saya dengan mama yang sama-sama suka gibahin orang.*gaje

Dan juga karena kebetulan hari ini adalah hari ibu, jadi pas banget sama bab pertama ini ya. Hehe..

Tq juga buat readers setia saya dari cerita pertama ya:)wkwk

Don't forget to like n komen ya:)

Oke gamau panjang-panjang kaya pidato. Baca terus kelanjutannya ya:))

Saranghe❤

You Know MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang