Debby-4

5 0 0
                                    

"Allen.. Lo.." Tunjukku tak percaya.

Allen tersenyum kearahku kemudian membantuku lagi untuk berdiri dengan sempurna.

"Lo ngapain disini?" Tanya Allen bingung.

Aku menggeleng pelan dan tidak berani menatap mata Allen karena aku sangat malu ketahuan berada di dekat kamar mandi laki-laki. Nanti dia pasti memikirkan yang tidak-tidak tentangku.

"Ohh.. gue tau." Ucap Allen terhenti sejenak. "Lo pasti nunggu Balqis kan? Tuh anaknya." Tunjuk Allen kearah Balqis yang sedang berjalan bersama Brema yang semakin jauh dari tempat kami saat ini.

Aku terlonjak kaget dengan tebakan Allen yang tepat sasaran. Namun aku tidak meng-iyakan atau men-tidakkan ucapannya tadi. Aku hanya tersenyum menjawab pertanyaannya.

"Makasih ya, Al. Gue mau balik dulu." Aku kemudian langsung melangkah perlahan menjauhi Allen. Namun kakiku tiba-tiba terasa sangat sakit saat dipijak kan hingga aku meringis.

Allen mendekatiku kemudian menahan lenganku agar aku tidak terjatuh yang kedua kalinya.

"Kaki lo keseleo." Ujarnya yang kemudian mengalungkan lenganku ke pundaknya. "Biarin gue yang bawa lo ke kelas."

Tentu saja perlakuan Allen ini membuatku sangat terkejut untuk yang kesekian kalinya. Bukan hanya sekali Allen menolongku seperti ini. Sudah berkali-kali semenjak aku mempunyai hobi jatuh.

Iya hobi. Entah kenapa belakangan ini keseimbangan tubuhku terasa berkurang.

Aku membiarkan Allen memopohku kekelas. Siswa yang melihat kami pun sudah tidak heran lagi dengan perlakuan Allen yang bisa di bilang sedikit romantis ini. Karena memang Allen sering melakukan hal ini.

Dia melakukannya karena dia peduli padaku. Sebagai teman.

Dan aku tidak ingin berhadapan lebih lagi kepadanya.

Tidak sampai aku selesai mengistirahatkan hatiku yang lelah.

~•~•~•~
Author POV

"Lo yakin sama gue?" Tanya Brema pada Balqis yang masih saja menceritakan sifat-sifat Debby sedari tadi.

Balqis berhenti bercerita, kemudian menaikkan alisnya sebelah. "Kenapa?"

"Lo percaya sama gue?" Brema menatap Balqis tak percaya.

Balqis mengangguk yakin. "Walaupun kita baru kenal hari ini, gue udah yakin dan percaya sama lo." Ucap Balqis dengan nada serius.

Brema mencoba mengerti dengan ucapan Balqis barusan. Dia tidak pernah sebelumnya menemukan seseorang yang begitu percaya dengannya. Apalagi yang baru mengenalnya.

"Lo belum tau sifat gue." Ucap Brema lagi.

"Lambat laun gue pasti tau." Jawab Balqis seolah dia pasti akan mengetahuinya.

Brema kemudian tersenyum kearah Balqis yang sangat yakin dan percaya dengannya. Ternyata tidak semua wanita sama. Balqis berbeda. Bahkan dia terlihat tidak perduli jika suatu saat jika Brema membohonginya.

Balqis yang tadinya menatap Brema yang tersenyum kearahnya sekarang mengalihkan pandangannya kearah pintu kelas. Terlihat dia sangat terkejut dan kemudian bangkit dari tempat duduk dan segera menghampiri seseorang disana.

"Debby.." panggilnya sembari menyambut Debby dengan menggenggam lengan Debby.

Debby terlihat sedikit meringis. Kemudian perlahan dia menggerakkan kakinya untuk melangkah masuk ke kelas.

Brema melihat pemandangan itu dari tempat duduknya. Debby tidak sendirian, tapi bersama Allen yang memopohnya di sebelah kanan.

"Lo jatuh lagi?" Tanya Balqis terlihat khawatir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Know MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang