Disaat aku tidak mengerti apa apa (Part 1)

23 1 0
                                    

Suatu hari Fatimah sedang diam dikamar bersama Bibi. Bibi mengajak Fatimah kedalam kamar bersamanya. Fatimah mendengar diluar kamarnya terdengar kencang suatu pertengkaran saat itu usia Fatimah berumur 4 tahun menuju 5 tahun,

Fatimah bertanya "Bi kenapa diluar berisik".

Bibi menjawab "Enggak ada apa apa, udah Fatimah bobo yah... " sambil tersenyum dan terlihat menutupi sesuatu hal.

Esok hari...
Subuh tepat jam 04.00 ibu membangunkan Fatimah dan bertanya "Fatimah mau ikut ibu kerumah nenek gak?".

Fatimah menjawab "Kerumah nenek bu? Mau banget... Ayo bu...". Terlihat sangat gembira muka Fatimah saat iyah diajak kerumah untuk menginap disana.

Seminggu kemudian...
Fatimah bertanya kepada ibu "ibu kok kita gak pulang kerumah? Ayah juga kenapa gak ikut sama kita? Bibi juga kenapa gak ikut?".

Ibu menjawab "Putri ibu... Ibu dan ayah sekarang sudah tidak bersama sama lagi, sekarang ibu dan ayah gak bisa satu rumah lagi".

Fatimah menjawab "Kenapa gitu bu?".

Ibu menjawab "Suatu saat kamu akan mengerti, apa maksud dari perkataan ibu".

Fatimah pindah sekolah dan pindah rumah, tinggal berpisah dengan ayahnya. Saat awal pindah sekolah ibu mengantarkan Fatimah pergi kesekolah dan berkata
"Belajar yang bener yah anak ibu...".

Fatimah menjawab "Iyah ibu...".

Saat pulang sekolah...
Fatimah melihat orang tua teman temannya sudah menjemput, sedangkan ia menunggu neneknya menjemput, Fatimah berharap ibunya yang menjemputnya tapi ibu Fatimah harus bekerja untuk kehidupan ia dan ibunya.
Terkadang Fatimah merasa iri dengan teman temannya, karena selalu terlihat gembira dijemput oleh ibu atau ayah mereka.
Fatimah tinggal dirumah neneknya bersama ibu, nenek, dan keluarga tantenya. Ia kadang iri kepada keponakannya karena selalu diperhatikan oleh ayah dan ibunya, tapi Om Fatimah juga sangat sayang pada Fatimah, namanya Om Dino. Om Dino menganggap Fatimah layaknya sebagai anaknya. Walaupun Fatimah merasa Om Dino sangat sayang padanya, tetap saja ia seperti kesepian. Layaknya sebuah debu yang terhimbas angin kencang. Hampa dan merasa melayang tanpa makna.

Gadis Dengan Sejuta KesedihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang