Fatimah selalu kelihatan riang, tapi didalam hatinya dia sangat sedih dan kesepian. Ibunya bekerja dari pagi hingga malam. Walaupun ia bermain bersama temen temennya dengan muka sangat gembira, di dalam hatinya ia berkata, "Kapan ibu bisa bermain denganku dengan kegembiraan, dan sama seperti ibu memberikan waktunya untuk bekerja".
Fatimah selalu menunggu ibunya pulang terkadang ia ketiduran di depan pintu rumah untuk menunggu ibunya pulang. Fatimah selalu menelepon ibunya 5 jam sekali dan bertanya "Ibu... Kapan ibu pulang, Fatimah sudah menunggu ibu depan pintu". Fatimah saat itu berusia 5 tahun, pasti seorang kanak kanak sangat ingin ibunya selalu ada disisinya.
Saat usia Fatimah 6-9 tahun, Fatimah mulai mengikuti pengajian disuatu TPA. Setiap pembagian rapot di TPA. Fatimah selalu menunggu ibunya datang untuk mengambil rapot putrinya itu. Dia selalu merasa sedih melihat teman temannya, karena orang tua teman temannya yang selalu siap sedia hadir, kadang Fatimah merasa khawatir ibunya tidak akan datang, karena pekerjaannya itu. Ternyata ke khawatiran itu memang terjadi. Fatimah menangis karena ibunya tidak datang, dan akhirnya neneknyalah yang mengambil rapot Fatimah. Fatimah merasa lega dengan rasa kekecewaan yang mendalam kepada ibunya itu. Di dalam hatinya ia berkata "Apakah pekerjaan lebih penting dari pada aku".
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Dengan Sejuta Kesedihan
Short StoryTentang seorang gadis yang kesepian dan merasakan kekecewaan terhadap orang tuanya yang selalu sibuk dengan karirnya masing masing