"Bulan itu.. Bagaikan koin perak kecil. Bulan yang dingin dan tak bernoda! Bulan hari ini seperti gadis perawan ya? Bersinar dengan cantik bagai perawan yang belum ternoda!"
Sekali lagi, aku kembali jatuh cinta pada sosok imajiner yang dipernkan Beam. Setelah Giovanni yang tulus, kini Beam membuatku jatuh cinta dengan sosok Salome, putri Herodias, ratu Judea.
Aku menatap wajah Beam yang tersiram sorot lampu dalam dalam.
Berbeda dengan The Festival is Sad Tonight yang mengangkat tema persahabatan, Salome justru mengangkat tema yang 180° berbeda, cinta penuh obsesi.
Salome, gadis cantik yang sejak kecil menanggung dosa ibunya, seorang pelacur kelas atas, jatuh cinta pada Jokanaan, sang utusan dewa. Sejak pertama bertemu, Salome sudah begitu terobsesi dengan bibir merah Jokanaan.
Tapi, Jokanaan tak pernah sekalipun mencoba menatap mata Salome yang dihiasi kerlip keemasan itu. Dia bilang, seluruh tubuhnya hanya ia abdikan untuk Dewa dan bukan pada gadis berlumur dosa seperti Salome.
"Salome? Apa yang membuatmu sedih, anakku? Jika kau mau menari untukku, aku akan kabulkan permintanmu. Apapun itu."
"Apapun?"
Karena obsesinya pada bibir merah Jokanaan, Salome sampai rela menari dengan balutan kain selubung untuk menghibur ayah tirinya yang hanya melihatnya sebagai objek fantasi seksualnya.
Di bawah sorot lampu, Salome memulai tarian memukaunya. Aku menganga melihatnya. Dia bukan lagi Giovanni, itu yang terfikir olehku saat melihatnya malam ini.
"Jadi, Salome, apa yang kamu inginkan?"
"Aku ingin kepala Jokanaan, sang utusan dewa."
. . .
Hari ini, aku menunggu Beam di luar gedung theater seperti 3 bulan yang lalu. Aku ingin di hari natal ini bisa menepati janjiku 3 bulan yang lalu.
"Eh? Sedang menunggu siapa?"
Pe-pemaran Jokanaan?
"Menunggu Beam Baramee." jawabku gugup.
"Ah, sebentar biar kupanggilkan." katanya lagi sambil kembali masuk. Aku jelas bisa mendengar dia berteriak 'Beam, pangeran berkudamu menunggu!'
Tak lama, Beam sudah berdiri di sebelahku.
"Ada apa?"
"Aku ingin menepati janjiku."
"Oh."
"Ini..." kataku sambil menyerahkan sebuah kertas tebal padanya.
"Sertifikat nama bintang?"
Aku mengangguk.
"Aku berusaha mendapatkan bintang itu dari sebuah situs online selama 2 bulan dengan bantuan temanku. Aku memberikan nama bintang itu dengan namamu. Warnanya putih, sama seperti kulitmu."
"Ah..."
"Jadi apa kamu ada waktu untuk nanti malam? Bagaimana kalau makan malam?"
"Kalau aku berkunjung ke rumahmu, boleh?" katanya sambil menggerak gerakkan jari telunjuknya di dadaku, membentuk gambar hati.
"Te-tentu."
Forth Beam — Less Than 500 Words
Merry X-Mas and Happy Ending 2/2Sebenernya akutuh gapunya banyak ide kalau adegan romantis, jadi ya, ancur gini wkwk — kalau udh mikirin adegan romantis romantisan kadang otakku behenti berproses lol, alhasil kuselipin aja deh beberapa dialog drama drama terkenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Less Than 500 Words ✅
Fanfiction#1 #forthbeam 141019 #1 #taedarvid 190220 #1 #teejaruji 030220 Cerita ini berisi kumpulan cerita pendek antara Forth (Kreepolrerk Darvid) dan Beam (Jarujitranon Thanapon) yang setiap bagiannya terdiri kurang dari 500 kata. Main Cast: Kreepolrerk Da...