"Kamu emang biasa lari pagi?"
"Ya gitu..."
Kami yang sama sama sudah bercucur keringat karena lari sekian putaran, memilih duduk di salah satu bangku taman yang kosong.
"Kapan kamu kumpulin proposal lombanya? Deadlinenya 5 hari lagi lho." kataku mengingatkan.
Dilihat sekilas saja kalian juga pasti tahu, dia ini tipe anak yang terlalu menyepelekan hal yang masih nanti nanti diperlukan. Tapi kalau udah kurang sehari, pasti dikebut habis habisan. Tipe yang paling kamu butuhkan kalau lagi kepepet, ada aja idenya.
"Eh?"
"Nggak lanjut lari?"
"Ng.. Enggak."
Capek kali ya? Lho dia ga bawa air minum nih ceritanya?
"Haus?" tawarku sambil menyodorkan botol tupperware kesayangan mama padanya.
Bukan tanpa alasan, mama paling suka set tupperware yang satu ini, entah apa yang bisa terjadi jika tupperware satu ini hilang, dihapus dari kartu keluarga mungkin?
"Nggak usah!" katanya dengan tangan menyilang dada.
"Yakin nih? Kamu ga bawa air minum kan?"
"Tapi aku nggak papa!" sangkalnya.
Lucu...
"Yaudah deh iya, Bye bye ya!" kataku padanya yang melanjutkan putaran ke 25.
. . .
Sama seperti hari hari biasanya, aku menghabiskan waktu luang untuk mengurus pekerjaan OSIS atau sekedar mengecek sebentar ruangan organisasi kesiswaan ini.
Eh? Ada orang? Batinku.
"Hai?" sapaku padanya yang nampak sibuk mengobrak abrik mejanya sendiri, beberapa kali membolak balikkan map tanpa alasan.
"Lagi ngerjain apa nih?" tanyaku heran. Bukannya menjawab, dia hanya menunduk dan menggaruk tengkuknya.
Perlahan, aku mendengar suara hiks hiks darinya.
"Dokumen yang mau dikasih ke kepsek nggak ada. Gimana ini?"
Lah? Kok nangis?!
"Eh? Ya kerjain lagi, dong..."
"Lagi? 47 halaman lho itu...hiks hiks"
"...Yaudah aku bantuin."
Gara gara hilangnya dokumen sialan itu, kami berdua sampai harus menghabiskan waktu istirahat di ruangan dengan dominasi aroma jeruk pengharum ruangan ini, menyebalkan.
Tapi entah kenapa, aku sama sekali tak bisa marah padanya. Aku justru marah pada diriku sendiri yang tak bisa menolaknya.
"Halo?"
"Iya kenapa, dek?"
"Minta kertas ulangan?"
"Ah iya iya,"
"Nanti kakak ke kelas kamu."
Aku memerhatikannya bingung. Ini adalah pertama kalinya aku mendengar dirinya bicara cukup banyak setelah obrolan sederhana kami di taman kota minggu lalu.
"Siapamu?" tanyaku asal.
"Ah, itu.. Cuman adik."
"Sekolah disini juga?"
"Ya gitu..."
Lagi lagi jawabannya itu...
"Ada urusan apa katanya?"
"Minjem kertas ulangan katanya, di koperasi habis, nggak ada yang mau kasih dia pula."
"Yaampun lucunya! Sampai nelpon segala hahaha!"
"Ah, aku tinggal bentar ya?"
"Eh? Oh, oke!"
. . .
Hari minggu,
Aku berangkat lari pagi lebih awal dari biasanya, dengan harapan bodoh bisa bertemu dengannya kembali.
Ah itu dia!
Bruk! Iya, ini aku ngeguling. Gak perhatiin jalan sih malah sibuk liatin dia yang entah sejak kapan sudah duduk di depanku dengan wajah khawatir.
"Kamu nggak papa?" tanyanya yang sibuk memperhatikan wajahku. Begitu dekat, hingga aku bisa merasakan hembusan nafasnya.
"Cuma luka gores dikit kok..." kataku pelan.
"Harus dibersihkan dulu dong..."
Dengan cepat, dia membuka tas ransel kecilnya, mengambil sebungkus tisu basah. Dengan hati hati pula, orang itu membersihkan luka di keningku.
Ini sih, terlalu dekat...
"Kalau sudah bersih, baru pakai plester!"
Ya, dia baru saja menepuk keningku pelan.
"Nah udah nempel! Hehe."
Kamu tahu nggak? Kamu ini aneh. Kadang aura disekitarmu begitu terasa hangat, kadang juga terasa begitu dingin. Benar benar seperti dua sosok yang berbeda.
Plester gambar gajah itu..., masih kusimpan lho!
. . .
forthbeam
L E S S —
T H A N
500 words💬
Aku mau jelasin bentar, Khuan Luang dan Khun Ying ini merupakan nama panggilan dari fans untuk TaeTee couple yang puya arti 'suami' dan 'istri' — intinya Khuan Luang = Tae = Forth dan Khun Ying = Tee = Beam 😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Less Than 500 Words ✅
Fanfic#1 #forthbeam 141019 #1 #taedarvid 190220 #1 #teejaruji 030220 Cerita ini berisi kumpulan cerita pendek antara Forth (Kreepolrerk Darvid) dan Beam (Jarujitranon Thanapon) yang setiap bagiannya terdiri kurang dari 500 kata. Main Cast: Kreepolrerk Da...