FILE 7 : Pemukul Baseball

306 63 3
                                    


Tunggu, aku punya firasat buruk tentang ini. Aku belum menemukan garis merahnya. Aku tidak tahu apa tujuanya yang sebenarnya. Mengapa dia melakukan ini ?, dan apa untungnya dia melakukan ini. Sial. Pasti ada sebuah petunjuk yang terlewat, atau... atau aku melewatkan sesuatu.aku hanya perlu mengurutkan semua kejadianya dan aku akan melihat garis merahnya

Aku tahu maksud dari pesanya itu, dan aku tahu percis dimana tempat itu berada. Tiga hari yang lalu aku mendengar seorang siswa yang menyatakan cintanya kepada tamanku Nadia, seorang gadis yang populer tapi baik hati. yang aku tahu adalah siswa (yang menyatakan cinta pada Nadia) itu salah satu korban bully di sekolah. Aku membayangkanya seperti 'tempat dimana cinta di ungkapkan pada sang bidadari tak bersayap oleh rakyat jelata yang kesepian'. Dan tempat itu adalah koridor kelas 8-G.

07:47. Bel jam pelajaran pertama sudah dimulai tapi guru fisika masih belum masuk. Jam 12:00 masih lama, coba pikir apa yang harus aku lakukan. Jam istirahat pertama aku akan memeriksa area sekitar koridor kelas 8-G.

09:34. Aku menemukan pemukul baseball berwarna merah yang terselip diantara beberapa pot tanaman di koridor. Setelah ini apa ? dia hanya menyuruhku menemukan pemukul baseball ini. Aku terdiam sembari menatap dan meneliti pemukul baseball itu sekitar 13 detik. Di situ tertulis 'For Justice' dengan cat warna hitam .Hmm.. apa yang sebenarnya dia inginkan.

Brakkk!!!......

Tiba-tiba ada seorang siswa yang terlempar dari pintu dan punggungnya membentur pagar yang ada di belakangnya. Mukanya dipenuhi coretan spidol dan ekspresinya sangat menyedihkan.

Orang orang mulai berdatangan, ternyata telah terjadi pembully-an terhadap seorang siswa yang tadi terlempar. Namun ada hal yang menarik,korban bully itu malah tertawa terbahak-bahak. Tak lama kemudian gurupun datang dan membawa korban beserta pelaku dan saksi.

Aku menaruh pemukul baseball itu ke tempatnya lagi. Bel masuk telah berbunyi, dan orang-orang yang ada di sana mulai bubar. Saat aku hendak pergi, tiba-tiba aku melihat temanku yang kebetulan menyaksikan kejadian itu.

"apa yang kau lakukan disini za ?"

"hanya kebetulan lewat, kau sendiri ?" Tanya Reza

"sama, hanya kebetulan lewat"

"apa pendapatmu tentang kejadian tadi ?"

"entahlah. Aku hanya meresa mereka membuang-buang waktu mereka untuk urusan yang tidak penting" jika aku tanya balik apakah akan mencirigakan ?, sebaliknya jika aku tidak bertanya balik dia akan merasa curiga karena aku cukup dekat dengannya.

"menurutmu sendiri bagaimana ?"

"ah, karena aku belum tahu masalahnya secara mendalam aku hanya bisa menyimpulkan si korban tertawa karena ia tahu akhir-akhir ini para penindas terluka dan sakit secara misterius. Dia tertawa mungkin karena ia gembira penindas yang menindas dirinya akan dapat balasan dari sang pahlawan misterius itu."

Aku terkejut mendengar pendapatnya. Itu adalah kesimpulan yang sama yang aku buat, sebenarnya aku berbohong tentang pendapatku . Dan yang ia simpulkan malah sama denganku benar-benar suatu kebetulan yang menarik.

"kalau begitu aku duluan Rio"

"iya~"

11:15. Pelajaran ips berjalan begitu membosankan. Dari tadi aku hanya memikirkan kesimpulan Reza yang sebenarnya sama dengan kesimpulanku, mungkin benar korban bully itu tertawa karena akhir-akhir ini ada seseorang yang secara misterius menghabisi para penindas. Di satu sisi ini menguntungkan tapi dalam sisi lain jika ini dibiarkan lebih lama akan berdampak buruk bagi keadaan sekolah akan bermunculan penindas-penindas lain karena para penindas baru merasa dirinya bisa menghadapi orang misterius tersebut dan akan banyak juga kasus yang akan mencemarkan nama sekolah. Tindakan yang sangat bodoh ! dasar pemikir dangkal !.

"anak-anak siapkan papan dada kalian, karena sekarang juga kita akan ujian dadakan !" seru guru ips itu dengan wajah yang sangat menyebalkan.

Kelas mulai agak berisik karena gumaman para murid yang malas. Dan guru ips itupun menyuruh menyiapkan selembar kertas untuk lembaran jawaban karena soalnya akan di diktekan.

"hah.. hah.. hah.. Hwaaahhh..... hiks.. hiks..." tiba-tiba seorang siswi mengejutkan lamunan kebosanan. Sindi ? ada apa denganya ? dia langsung menutup muka, aku melihat dia memegang sebuah kertas.

Ujian kali itu dibatalkan karena Sindi tidak bisa menahan tangisanya. Sindi dibawa ke ruang guru beserta teman-teman terdekatnya . Aku diam-diam memeriksa isi tasnya dan sekitaran bangkunya, aku beruntung semua siswa keluar kelas sebagian ada yang mengikuti Sindi dan sebagian lagi ada yang kabur entah kemana.

Sepulang sekolah aku mendapat SMS dari nomor yang tidak diketahui. Isinya hanya satu kalimat "kerja bagus" pasti itu adalah orang yang sama. Aku yakin dia ada disana, di dekat koridor 8-G untuk memastikan apakah aku mengerjakan perintahnya atau tidak. Oh-ya aku juga yakin siorang misterius yang memberiku SMS dan yang menjadi pehlawan bagi para korban bully adalah orang yang sama. Semua tindakan dan kejadian yang ada sesuai, setelah Johan di suruh orang untuk meng-copy data siswa di server sekolah jadi makin banyak kasus di sekolah ini. Secara tidak langsung di sekolah ini ada sosok Robin Hood yang terlalu kekanak-kanakan, ia pikir ia bisa menjadi pahlawan dengan cara menindas balik para penindas, itu sama saja dengan api dibalas api.

Ah, kebetulan sekali aku bertemu Sindi yang sedang duduk di koridor kelas. Ia sendirian sekarang, kesempatan yang bagus untuk aku tanyai dia.

"Sin, sebenernya kamu kenapa ?" Sindi masih bermuka masam saat itu. Dia tersenyum sipit.

"ngga ada kok, tadi itu aku hanya kaget karena aku baru diputusin pacar aku"

"ohh, tapi tadi aku aku liat kamu pegang kertas"

"ohh itu surat pernyataan pacarku yang ingin putus, maka dari itu aku kaget dan sontak langsung nangis karena aku udah pacaran lebih dari satu tahun, kami LDR-an dan udah sebulan ini dia ngga ngasih kabar. Tiba-tiba dia nyembunyiin surat itu di tas dan pas aku baca dia minta putus. Hiks.. hiks... maap jadi curhat"

"well, aku turut prihatin atas kejadian yang menimpa kamu"

"cie.. cie.." astaga ! itu suara Dewi. Aku lantas memutar kepala kearahnya dan dia menunjuk ke taman dengan dagunya dan lantas pergi kesana. Aku mengerti maksudnya, dia cemburu lagi dan mengajakku bicara di taman. Sialan!.

"aku duluan ya, ada urusan mendadak"

"iya, makasihya"

Hahaha. Aku mulai mendapat petunjuk baru, Sindi telah berbohong mengenai surat itu dan dia adalah pion si stalker sialan itu. Surat yang ia bawa ke ruang guru dan yang ditunjukan teman-temanya adalah surat palsu. surat yang sebenarnya dia sembunyikan dibawah meja dan aku telah memotret surat tersebut. Isinya sangat mengejutkan....

BERSAMBUNG

Sekedar info. Benang merah itu adalah kesimpulan dari apa yang sebenarnya terjadi atau suatu inti permasalahan. Dan satu lagi kalau kalian lupa siapa Dewi bisa cek Episode 2. Doakan saya agar tidak malas untuk update dan vote jika kalian suka dengan cerita ini. See you next episode ;D

Detective Rio : Stalker Psikopat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang