FILE 13 : Ini bukan akhir dari cerita

360 26 2
                                    

Tubuhku tak bisa digerakkan, semuanya kaku seakan membeku. Pria bertanduk itu terus saja mamandangiku sembari menyeringai penuh ambisi.

"kau tidak apa-apa Rio ?" tanya Alvian, ternyata ia bisa bergerak dan sedang mencoba bersikap tenang.

Aku masih bisa mengangguk pelan, memberi kabar bahwa aku baik-baik saja, tetapi sebenarnya aku sulit untuk bergerak. Seketika pikiranku melaju menembus pilar waktu, melihat kenangan masa kecilku dulu, disana ada keluargaku, ayah dan ibu serta aku yang masih berumur sekitar 8 tahun.

Di situ ayahku berkata bahwa jika kau dalam masalah, bunuhlah rasa takut itu dan kobarkanlah semangat untuk terus melangkah, karena rasa takut hanya akan membuat masalah itu semakin besar, dan ketika tekad dan semangatmu terbakar, tak ada siapapun yang bisa mengendalikan dirimu dan menghalangimu.

Ingatan itu terus terputar di dalam imajinasiku, seakan aku benar-benar ada di sana. Dan benar saja, saat ini aku kuatkan tekadku untuk memecahkan kasus ini dan membunuh semua rasa takutku.

Aku mengepalkan kedua lenganku, membusungkan dada dan dengan gagah melaju kedepan. Pria itu, atau yang lebih pantas disebut iblis melihatku heran. Sekarang aku sudah bisa bergerak dengan bebas, tak ada sihir yang bisa mengendalikan tubuhku.

Aku mengeluarkan boneka kayu yang diberikan Anna itu dari saku celana, menggengngamnya penuh tenaga dan menunjukkannya kehadapan mereka.

"kenapa benda itu bisa ada di tangan mu ?!" tanya Reza setengah berteriak.

"kau akan barakhir disini" ucapku.

"kau tak akan bisa menghancurkannya" ucap iblis itu.

Aku menggegam boneka kayu itu dengan kedua tanganku. Dengan semangat yang membara aku berhasil mematahkan boneka kayu itu. Patah di tengah badan boneka kayu itu. Sedetik kemudian keluar api dari boneka kayu itu, aku melemparnya kepinggir dan kuperhatikan boneka itu perlahan musnah.

"Sial ! akan ku tunggu kau di neraka !" ucap Reza berteriak.

"Sialan, ku kira aku bisa hidup lebih lama lagi di alam manusia" ucap iblis itu. "kau tau harus berbuat apa kan Reza..."

Iblis itu tiba-tiba menghilang, seperti debu yang ditiup angin yang langsung berhamburan. Reza terlihat tegang dan berkeringat, matannya lebar serta mulutnya yang terbuka dan wajahnya yang sangat tegang terlihat jelas saat ini.

"akan ku tunggu kau di neraka Rio, akan kuhantui kau seumur hidupmu, kau tak akan pernah sekalipun mencium bau surga ! ingat janjiku itu !"

Reza menaikkan kakinya ke atas benteng lalu berdiri menatap aku dan Alvian penuh amarah. Alvian mengejar Reza, mungkin ia pikir Reza akan lompat dari sana. Belum sampai Alvian kesana, Reza sudah menjatuhkan tubuhnya ke bawah. Dari lantai 13 ini siapapun yang loncat dari ketinggian seperti ini pasti akan mati.

Aku berlari kearah Reza melompat, dari sana aku melihat kebawah, terlihat tubuh Reza yang disekitarnya mengalir darah. Tiba-tiba langit bercahaya, matahari muncul dari persembunyiannya, cahaya-cahaya itu menerangi mayat Reza. Darahnya yang masih segar itu terlihat sangat kontras di bawah sinar matahari.

"apakah semuannya sudah bearkhir ?" tanya Alvian agak ketakutan.

"ya, semua ini sudah berakhir"

Beberapa menit kemudian terdengar sirine polisi, sepertinnya Anna sudah memanggil polisi untuk datang ketempat ini. Ya, tidak semua yang aku rencanakan berhasil aku jalankan. Dan juga tidak semua yang aku ingin tahu berhasil aku temukan.

Aku mencoba menjelaskan semua yang aku aku tahu kepada polisi di ruang kecil ini. Ruang introgasi. Polisi percaya-tidak-percaya dengan apa yang aku bicaran. Aku tak yakin polisi percaya dengan apa yang aku katakan. Tetapi mayat Reza dan apartemennya sudah menjadi bukti yang sangat kuat.

Aku senang kasus ini telah usai. Tapi masih ada pertanyaan yang mengganjal di pikiranku. Siapa dan apa itu pangeran kelompok putih.

2 hari kemudian berita tentang kasus ini sampai kepada ayahku, dan ia langsung pergi menemuiku. Aku menjelaskan semuanya dari awal sampai akhir. Di akhir cerita aku bertanya "apa itu pangeran kelompok putih".

Ayahku terkekeh dan menjawab.

"julukan itu terlalu berlebihan sebenarnya. Nak, tidak semua kejadian di dunia ini bisa di jelaskan oleh logika mendasar, terkadang ada sesuatu yang tidak ada penjelasannya. Terutama yang berhubungan dengan hal mistis, hal eperti itu tidak bisa diterima oleh logika. Indonesia penuh dengan hal seperti itu, maka dari itu tak jarang ada kasus yang berhububungan dengan alam sebelah. Ayah dan teman-teman ayah dulu membuat kelompok yang bernama 'putih' ayah adalah ketuanya. Tujuan dari kelompok itu adalah mengupas kejadia-kejadian yang tak bisa dijelaskan oleh logika dasar yang kebanyakan berhubungan dengan iblis, setan, jin atau apalah itu. Kelompok ayah banyak berjasa bagi pemerintah saat itu, tetapi satu persatu aggota kelompok putih terbunuh dengan mengenaskan dan tinggal ayah sendiri saat ini yang masih hidup. Ayah mencari aman dan membubarkan kelompok putih, lalu bekerja di BIN (Badan Intelejen Negara) samapai saat ini. Sebenarnya ayah terkesan, kau bisa membuhun musuh paling berbahaya yang kelompok putih tak sanggup bunuh. Dan kau telah membalaskan semua dendam anggota kelompok putih, dan juga dendam ibumu" pipinya kini sudah mengalir air mata, tersenyum bahagia.

Tamat

Terimakasih telah membaca cerita ini sampai habis :')

Terimakasih juga untuk semua teman yang terlibat dengan proses pembuatan cerita ini.

Baca juga ceritaku yang lain :v

Detective Rio : Stalker Psikopat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang