Bohong. Bohong jika aku berkata kalau aku menerima perjodohan ini dengan mudah. Jujur saja, apa kata dunia kalau pada zaman modern ini masih ada yang namanya 'perjodohan' apalagi dengan umur yang baru memasuki 15 tahun. Mungkin, jika bukan orang tua ku yg menjodohkanku aku tidak akan menuruti perjodohan ini.
Sekarang, aku sudah bersiap dengan menggunakan pakaian konyol yang dipilihkan tante ku. Betapa konyol nya aku malam ini. Saat ingin mengganti pakaian, aku mendengar papa meneriaki ku dari bawah.
"Keyra! Calon suamimu sudah datang nak!" Dan tidak ada lagi waktu untuk menggantinya.
Aku menghembuskan nafasku dan menuruni tangga. Disana, dapat kulihat 'dia' tak lepas menatapku. Masih sama saja seperti tadi. Sesampainya dibawah aku langsung menghampirinya dan berdiri di hadapannya.
"Kamu masih sama saja melihat ku seperti itu"
"Kamu?" Ucapnya dan langsung tersenyum.
"Kenapa?" Aku menaikkan sebelah alisku.
"Kamu anak cafe tadi kan?" Dia berkacak pinggang dan menunjuk ku dengan telunjuknya.
Tanpa menjawab, orang tuaku langsung menyuruh mereka untuk duduk.
"Silahkan duduk" mereka mengangguk tanda setuju dan duduk di sofa.
"Ternyata kalian sudah saling kenal?" Mama menggenggam tanganku dan melihat kami bergantian. Aku dan dia hanya mengangguk.
"Kalau begitu kita langsung ke intinya saja. Tanggal pernikahan mereka" Calon papa mertuaku melanjutkan.
"Baiklah, bagaimana 2 minggu lagi?" Ucap calon mama mertuaku. Aku melihat ke arah calon suamiku. Sepertinya dia mau mau saja. Yah, aku? Terserah. Aku hanya mengikuti arus.
Setelah itu, mereka sibuk berbincang bincang dan mengatakan kalau kami tidak perlu khawatir tentang pakaian nya, karna mereka akan menyiapkan semuanya. Jadi, aku bisa bersekolah seperti biasa tanpa harus memikirkan semua nya. Dan calon suamiku bisa bekerja seperti biasa juga. Karna bosan, aku pamit kepada semua nya untuk pergi ke atas lagi. Tepatnya ingin ke balkon kamar ku.
Aku melihat keatas, banyak bintang berserakan dan di tengah tengahnya terdapat bulan purnama. Indah. Aku menutup mata ku saat merasakan angin malam menyentuh kulit ku. Di saat itu pula pintu ku berbunyi. Aku membuka mataku dan membalikkan badanku.
"Hai" Sapanya.
"Hm" Balasku.
"Maaf, tadi mama kamu menyuruh saya untuk menyusul mu kekamar" Dia terlihat grogi dan menggaruk belakang kepalanya. Aku hanya mengangguk dan kembali menatap ke langit.
"Apa kamu yakin ingin menikah dengan saya?" Dari nada berbicara nya dapat ku simpulkan kalau dia bertanya dengan serius.
"Mau tidak mau. Karna kamu adalah pilihan orang tuaku, aku tidak dapat berkata apa apa lagi"
"Bagaimana kalau kita menolak pernikahan ini bersama?"
"Bukankah sudah ku katakan. Aku akan mengikuti arus" Jawaban ku aneh? Entah lah aku hanya mengutarakan apa yang aku pikirkan.
"Baiklah"
Tidak ada suara lagi. Dia sudah pergi.
Aku menaiki tempat tidur ku dan menarik selimut ku sampai ke pinggang. Aku terus memikirkan 'kenapa di umur ku yang masih kecil aku harus menikah? Bahkan teman temanku saja tidak ada yang menikah di umur segini. Pasti mama papa ada alasan mengapa dia menjodohkanku' karna lama berfikir akhirnya aku tertidur dan memasuki alam mimpi.
#KEYRAANJANI
"Ma, pa, keyra pergi sekolah dulu ya" Ucapku sambil menyalim kedua orang tuaku.
"Hati hati di jalan ya nak" mama memelukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda
RomanceSeorang gadis berumur 15 tahun dinikahkan dengan seorang pria berumur 26 tahun?