"Buruan dong, lama amat sih nulisnya," Yudhis tidak sabar melihat Aldi sedang menulis jawaban.
"Iya sabar elah," jawab Aldi.
"Tau gini mending tadi gue yang nulis lebih cepet," kata Yudhis.
"Eits, nggak boleh! Tulisan lo terlalu bagus sampe nggak bisa dibaca," jawab Tia cepat.
"Udah sini, mending aku aja yg nulis," jawab Ranin tak mau kalah. Ia pun merebut kertas dan bolpoin dari genggaman Aldi dan mulai bergantian menulis jawaban.
"Trus kerjaan lo ngapain, Ran?" tanya Aldi kepada Randi yang sejak tadi hanya memainkan handphone miliknya secara diam-diam.
"Main game," jawab Randi santai.
"Orang ganteng mah bebas. Iya kan Ran?" Tia menatap Randi dengan senyumannya yang sangat manis.
"Iya dong, nah itu Tia tau," Randi membalas senyuman Tia yang tak kalah manis.
"Idih apaan sih, biasa aja kalik," gumam Ranin.
Setelah beberapa menit, akhirnya mereka selesai mengerjakan tugas. Yudhis pun mengumpulkannya kepada Bu Dini.
🍭🍭🍭
Bel tanda pergantian jam pelajaran pun berbunyi. Anak-anak langsung kembali ke tempat duduk masing-masing. Setelah ini adalah pelajaran matematika. Ranin dengan semangat mengeluarkan beberapa buku matematika dari tasnya.
"Gila, banyak amat buku matematika lo," Tia terkejut dengan apa yang dilajukan Ranin.
"Enggak kok, cuma lima. Yang ini buku tulis, yang ini buku paket yang dari sekolah, yang ini buku yang kemarin aku beli di pameran, yang ini buku dikasih sama kakak aku, ya sebenarnya aku sih yang minta hehe, trus yg ini buku kumpulan soal matematika, aku baru beli kemarin sore. Oh iya, nanti aku mau tanya ke Pak Budi gimana caranya ngerjain nomer seratus empat puluh tiga, tanggung banget nih dua nomer lagi udah selesai," jawab Ranin dengan semangatnya.
"Astaga Ranin, baru kemarin sore beli udah sampe nomer segitu? Lo makan apaan sih?" Tia bersungut-sungut.
"Emm, tadi malem sih cuma makan Ind*mie rasa Kari Ayam. Terus tadi pagi sarapan pake nasi goreng, tanpa micin loh," jawab Ranin dengan santainya. Tia hanya menepuk pelan jidatnya.
"Selamat siang, anak-anak," sapa Pak Budi dengan senyumannya yang khas, yang memperlihatkan giginya yang ompong di tengah.
"Selamat siang, Pak," jawab murid-murid dengan kompak.
Hari ini pelajaran matematika sangat menyenangkan. Tidak ada tugas, tidak ada ulang mendadak, hanya pelajaran biasa. Sangat mengasyikan, apalagi ditambah berbagai macam lawakan yang dibawakan oleh Pak Budi. Sifatnya yang ramah dan friendly membuat ia menjadi guru terfavorit di sekolah.
Tak terasa dua jam telah berlalu. Bel pulang sekolah pun berbunyi. Bel yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap murid. Anak-anak pun bergegas membereskan alat tulis mereka. Setelah berdoa dan memberi salam, mereka berhamburan keluar kelas dan menuju rumah masing-masing.
"Ranin!" panggil seorang cowok ketika Ranin sedang berjalan di tangga.
"Apa?" tanya Ranin sambil membalikkan badannya. Ternyata Randi.
"Lo pulang sama siapa? Tumben nggak sama Yudhis," tanya Randi.
"Yudhis disuruh Pak Tono mbantuin apa gitu," jawab Ranin sedikit cuek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Be My Best Friend
Teen FictionRanin, gadis pendiam yang tidak paham apa itu cinta. Dan Yudhis, cowok manis bergigi gingsul yang membuat dia terlihat semakin menggemaskan, serta tingkahnya yang konyol dan ramai. Dua orang sahabat yang tidak bisa dipisahkan karena selalu bersama s...