Biar saja. Aku akan melarikan diri sejauh mungkin demi kebahagiaan mereka. Kebahagiaan teman baikku.
Lama aku melarikan diri. Berjalan tanpa berpikir. Aku terus melangkahkan kakiku tanpa sadar dimana aku berada.
Aku ini sangat ceroboh. Karna panik dan takut aku melakukan sesuatu tanpa memikirkan konsekuensinya.Tenggorokanku terasa kering. Aku memegang dadaku yang sedang berdetak cepat secepat langkah kuda yang sedang berlari. Aku pun juga mulai merasa lelah. Aku melihat langit. Awan terlihat mendung.
Hujan deras akan segera datang. Aku bisa mengetahuinya dari sesetes air langit yang jatuh tepat kewajahku. Aku buru-buru menyelamatkan diri sebelum aku dibasahi oleh mereka.
Dari semua tempat yang kupilih untuk berteduh, aku memilih minimarket sebagai tempat perlindunganku. Bukan tanpa alasan pula aku memilih tempat ini. Aku tidak bisa membiarkan diriku kehausan. Dan kupikir, jika aku meminum sesuatu aku mungkin bisa sedikit lebih tenang dari sebelumnya.
Disaat hujan begini, minimarket yang biasanya tidak terlalu banyak pengunjung berubah ramai. Aku berjalan ke rak tempat menyimpan berbagai macam minuman. Aku bisa saja langsung mengambil minuman yang ada dikulkas, tapi aku sangat sensitif dengan minuman dingin. Karna itu aku memilih air mineral yang ada dirak.
Aku mengambil botol yang dibagian tengah."Kak!! Air..." bajuku ditarik-tarik oleh seorang anak kecil.
"Aku nggak bisa mengambilnya, Kak, tolong!" gemas sekali melihatnya. Gadis kecil itu begitu lucu dengan tampang memelasnya seperti seekor anak anjing yang meminta tulang.
"Ini" aku langsung memberikannya pada gadis kecil itu.
"Terima kasih, Kakak Cantik!" anak itu langsung berlari setelah mengucapkan terima kasih. Aku tersipu mendengar dia memanggilku 'Kakak Cantik'. Aku sendiri bahkan tidak menyadari bahwa diriku cantik. Aku sering merasa tidak percaya diri.
Tanpa kusadari gadis kecil itu membuatku lupa dengan apa yang baru saja terjadi padaku. Kurasa datang ke tempat ini bukan pilihan yang salah.
Aku kembali pada tujuanku untuk membeli air."Waaah!! Untung masih sisa satu. Minimarket ini cukup laku juga, ya?!" kupegang botol air mineral yang ada dihadapanku. Tapi saat aku akan mengambilnya, sebuah tangan juga memegang botol itu.
Aku bukan tipe orang yang akan dengan keras kepala memperebutkan sesuatu. Tapi aku tidak bisa membiarkan air mineral yang tinggal satu-satunya dihadapanku diambil orang lain.
"Aku yang duluan!!" seruku. Aku menariknya dengan sekuat tenaga.
"Hehh!! Jelas-jelas aku yang pegang duluan!" rival pemburu airku tak mau kalah.
"Hei, mas! Apa nggak malu rebutan sama cewek gara-gara air mineral? Lagian saya dari tadi disini dan yang pertama pegang...a..qua.. iniii!!" aku berkata sambil mengeluarkan tenaga menarik botol mineral darinya.
"Bodo amat! Mau kamu cewek atau cowok atau banci, atau makhluk ghaib sekalipun, aku yang duluan pegang botol ini!!" kami sama-sama tidak mau mengalah. Jika botol air mineral itu bisa berbicara, dia mungkin akan merasa kesakitan dan memarahi kami.
Kegaduhan kami mengundang orang-orang disekeliling jadi penonton. Ada yang tertawa melihat kami, ada yang menatap heran, ada yang menggeleng-gelengkan kepalanya, anak-anak kecil yang malah menyuruh kami beradu tinju, dan lebih parahnya ada yang menjadikan kami latar belakang selfie.
Sampai akhirnya, perbedaan jelas kekuatan fisik kami menjadikanku orang yang kalah. Sementara musuhku tertawa puas dan kegirangan karna mendapatkan kemenangan. Dia mengacung-acungkan botol mineral yang berhasil dia rebut dariku seperti seorang atlet yang mendapat piala dari kompetisi yang diraihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekali (lagi) Jatuh Cinta
RomanceHana Pahira. Seorang gadis beranjak dewasa yang hidup jauh dari orang tua. Tertutup dan agak pendiam. Memegang teguh prinsip kesetiaan. Benci dikasihani oleh orang lain. Pecinta kucing dan menamai kucing kesayangannya dengan nama "Kucing". Sensitif...