Pagi menjelang siang, di SMA Nusa Bangsa. Sudah terjadi kekacauan di ruang BP sekolah itu.
"Udah berapa kali kamu telat?" suara seorang perempuan. Itu suara Bu Rahayu, guru BP yang terkenal paling baik di sekolah. Aneh. Kenapa sekolah ini memilih guru BP yang baik. Oh iya, BP itu singkatan dari Bimbingan Pelajar, bukan Bambang Pamungkas.
"Baru tiga kali bu" Kata siswa yang telambat itu. Namanya Alfaresta Lazuardi, biasa dipanggil Aldi alias si trouble maker.
"Iya. Di kelas dua ini yang ketauan sama ibu sih baru tiga kali. Tapi yang engga ketauan, yang kamu pake surat izin masuk palsu, catatan kamu telat dari kelas satu. Udah berapa banyak Aldiii!"
"Maaf bu. Kalo saya engga telat. Saya engga bisa ketemu ibu di sini. Kangen bu"
Bu Rahaya menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan.
"Ya udah kamu sholat duha dulu sana" lanjut bu Rahayu.
"Ibu engga sholat juga?"
"Ibu udah"
"Udah sholat bilang-bilang, pahalanya berkurang loh bu"
"Kan kamu yang tadi tanya! Udah sana!"
"Siap grak!"
Aldi pergi ke masjid sekolah, dan melaksanakan sholat duha. Telat juga ternyata bisa bawa kebaikan.
...
"Nanti kamu yang mewakili sekolah buat lomba cerdas cermat tingkat kabupaten ya" kata Pak Irvan sang kepala sekolah sambil tersenyum.
"Iya. Saya siap pak" suara yang begitu lembut. Itu suara Ainaya Winka Anjani, terdengar jelas cadelnya, walaupun tidak ada satupun huruf R yang dia ucapkan. Ainaya biasa dipanggil Naya oleh teman-temannya. Kecuali Aldi, Aldi memanggil Naya dengan sebutan Ai, panggilan kecil Naya. Naya juga memanggil Aldi dengan sebutan Al, panggilan Aldi saat masih kecil. Aldi dan Naya memang sudah berteman dari kecil. Naya adalah murid yang paling terkenal, bukan cuma karena dia cantik, tapi dia juga pintar. Beda dengan Aldi, secara tampang, dia biasa-biasa saja, terkenal karena Aldi adalah kapten tim futsal, dan terkenal sebagai orang yang lucu, jadi banyak orang yang mau berteman dengan Aldi.
Naya keluar dari ruang kepala sekolah, menuju ke masjid untuk sholat duha.
Sudah setengah jam Aldi sholat, tapi belum selesai juga. Harusnya tidak selama itu.
...
"Heh! Al bangun ih!" Naya berusaha membangunkan Aldi.
"Hmmmm" Aldi hanya memindahkan posisi tidurnya.
"Allllllll! Bangun ih! Gue siram nih!"
"Ai lu kenapa sih?! Ngomong yang benerrrrrr" Aldi sudah duduk sambil mengkucek-kucek matanya. Dia masih saja sempat meledek Naya karena cadel.
"Malah tidur, belajar sana" bentak Naya
"Ini juga lagi belajar"
"Belajar apanya hah?!"
"Ai, tidur itu engga gampang. Noh orang-orang yang insomnia, mereka lupa caranya tidur. Harus belajar lagi"
"Banyak alesan. Udah sana ke kelas"
"Ah. Lo aja malah ada di sini. Bukan di kelas"
"Ih. Gue abis dari ruang kepala sekolah. Gue sih dikasih kekebasan ya, buat persiapan lomba besok"
"Banyak alesan"
"Hih. Udah sana!!"
"Iya.. iya. ERRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR ..." teriak Aldi sambil melarikan diri dari Naya.
...
Aldi dan Naya sebenarnya sama-sama menyimpan perasaan yang lebih dari sekedar sahabat. Sekiranya perasaan itu sudah tumbuh dari beberapa tahun yang lalu. Tapi mereka sama-sama tidak berani untuk mengungkapkannya. Karena takut, kalau perasaan itu malah bisa merusak persahabatannya.
Mungkin nanti mereka akan mengungkapkannya. Mungkin suatu saat nanti, atau mungkin tidak sama sekali.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Lisan & Tulisan
Teen FictionPersahabatan yang terjalin sejak masih kecil menjadi sebuah dinding penghalang untuk Aldi dan Naya menjalin hubungan yang lebih dari sekedar sahabat. Sama-sama takut untuk mengungkapkan isi hatinya masing-masing karena takut persahabatan yang sudah...