prologue

22 3 0
                                    

“Diluar hujan deras sekali..”

“Benar.”

Kyuhyun menoleh. “Mau minum kopi?”

“Kurasa tidak.”

Helaan napas mengawali senyuman Kyuhyun. “Kau.. sudah cukup banyak berubah, ya.”

“Entah. Menurutmu begitu?”

Kyuhyun mengangguk ragu. “Iya. Bukan maksudku menyinggungmu, hanya saja.. berbeda— begitu.”

“Hahaha. Aku tidak merasakan apa-apa, mungkin kau yang terlalu sensitif.”

Senyuman lega terkembang di bibir Kyuhyun. “Mungkinkah? Hm.. mungkin begitu..”

“Sudahlah. Kau kan mudah stres, jangan pikirkan hal yang berat.”

“Baiklah. Terimakasih atas saranmu.”

“Tentu, tak masalah.”

Kyuhyun beranjak dari sofanya. “Aku ke ruang kerja dulu. Tidurlah di kamarku, aku akan tidur di sofa.”

“Mau kubuatkan kopi?”

“Aku.. jadi tidak suka kopi..”

“Karena aku?”

“Tentu tidak—” Kyuhyun terkekeh. Ia ingin menggusrak kepala pria itu, tapi..

“— sudahlah. Tidurlah.”

“Baiklah.”

Aku..

Lagi-lagi berharap ini bukan percakapan kami yang terakhir. Terkadang seharian aku tidak tidur hanya untuk memastikan dia masih ada di sana— duduk, sambil menatap rintik hujan yang membuat pantulan matanya bersinar. Aku lagi-lagi bersikap egois..

Malam ini berbeda. Lagi.

🌸🌸🌸

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang