Kyuhyun merapatkan kedua kakinya. Aigoo, malam ini dingin sekali. Ia ingin sekali pergi ke warung terdekat, makan ramyun panas dan minum beberapa gelas soju. Tapi tidak bisa, di luar hujan masih sangat deras. Bisa-bisa mati beku di jalan nanti.
Ia melirik jam digital yang bertengger di sisi mejanya. Masih pukul 11.23, belum waktunya ia tidur. Lagipula materi presentasinya untuk meeting besok masih lumayan banyak. Dengan sedikit kucakan mata dan peregangan otot, ia kembali fokus mengetik.
“.. dengan pembahasan seperti ini, kuharap besok tidak banyak yang bingung dan bertanya,” gumam Kyuhyun sambil bertopang dagu.
Cring ...
Suara lonceng kecil membuat Kyuhyun menoleh pelan ke arah pintu ruang kerjanya.
“Kau masih saja bekerja, workaholic-ssi.”
Kyuhyun nyengir. “Aku tidak akan sempat mengerjakannya besok pagi.”
“Berdoa saja besok banjir.”
“Tidak mungkin, kan?”
Kyuhyun menaruh pandangannya kembali ke layar laptop. “Kau pasti sedang bosan.”
“Seperti biasa.”
“Kalau begitu duduklah di sofa di belakang, setidaknya kau bisa mengobrol denganku di sini.”
“Ahaha, senang bisa mengganggu.”
“Dengan senang hati,” balas Kyuhyun ikut bercanda.
Sejenak hanya ada suara ketikan keyboard laptop di antara mereka. Suasana masih saja dingin dan membosankan. Kyuhyun tak bisa fokus.
“Kau masih menyimpan rubik kuno-mu?”
Kyuhyun mengangguk. Ia menarik laci di meja kerjanya, kemudian mengambil rubik kotak warna-warni dari dalam sana. “Mau main ini?”
“Aku hanya bertanya.. tapi, baiklah.”
Kyuhyun berjalan ke sofa di belakangnya, kemudian menaruh rubiknya di atas pangkuan pria itu. Ia tersenyum singkat. “Kau selalu gagal, untuk apa mencobanya.”
“Jangan meremehkan aku. Aku tidak sepintar dirimu, tapi aku selalu punya semangat yang tinggi.”
Ya ampun.
“Terserah padamu.” Kyuhyun mengedik, kemudian kembali ke kursinya, berkutat dengan materi presentasi.
Dua puluh menit berlalu, menemani mereka dengan suara ketikan keyboard laptop Kyuhyun— rasanya sudah memenuhi ruang kerjanya saja.
Sambil sedikit lagi meregangkan otot-otot lengannya, ia menoleh ke belakang, mendapati senyum pria itu.
“Lihat, kan?”
“Kau memang cepat berkembang.” Kyuhyun bertepuk tangan dengan canda.
“Ya, dan hanya kau yang meremehkanku. Tidak ada yang tidak mungkin. Kau hanya perlu percaya.”
“Nasehatmu selalu ada di setiap kesempatan, ya.”
“Aish, dengarkan sajalah!”
Kyuhyun tertawa ringan. “Apapun.. apapun!”
Cring ...
“Maafkan aku, aku mengantuk sekali.”
Kyuhyun menoleh ke arah pintu ruang kerjanya.
“Aku sudah menyuruhmu tidur duluan.”
“Tidak sopan tamu yang tidur duluan. Ini rumahmu.”
Kyuhyun menggeleng. “Ini rumah kita.”
Sejenak hening kembali.
“Baiklah ahjussi yang murah hati, aku tidur duluan. Sampai jumpa besok.”
Kyuhyun tersenyum lembut. “Tentu. Sampai jumpa besok pagi.”
Bahkan setelah pria itu keluar, Kyuhyun masih menatap pintu kamarnya. Ia selalu takut menghadapi momen seperti ini. “Kuharap kita bisa berjumpa lagi besok pagi,” gumamnya ringan, kemudian lanjut mengetik.
🌸🌸🌸

KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt
FanfictionSelalu sakit saat bertemu denganmu. Minum kopi adalah tamengku. Tapi kamu selalu menolak. Aku ingin sekali menyentuhmu. Tuhan, bantu aku. [an] Ini fanfic, tapi nggak kayak fanfic, tapi 100% fic kok. Alurnya juga cukup aneh. Tolong bersabar, mungkin...