Usai mendapat telfon dari adik Kahfi hati ku semakin bimbang untuk memutuskannya. Aku takut akan ada yang tersakiti diantara kami. Hatiku masih belum bisa lepas dari bayang bayang Dito. Walaupun aku tahu dia sudah mempunyai pendamping yang sholehah.
Apa aku meminta solusi saja kepada teteh di Mesir sana? Tapi apa aku tidak menggangu kuliahnya.
Aahhh.... Sudahlah akan ku coba menghubunginya lewat email.Baru saja membuka pesan email di laptop ternyata diurutan teratas ada pesan dari Kahfi beberapa jam lalu.
From :
Abdul Kahfi Alamsyah
abdulkahfi91@gmail.com
To :
aisyahputriazzahra@gmail.com
Date :
14 November 2017Assalamualaikum wr.wb
Segala puji untuk Allah Yang Maha Kuasa pencipta langit dan seisinya. Ais maafkan kalau ini terkesan tidak baik kalau aku berpamitan denganmu lewat email tidak menemuimu secara langsung. Maaf juga karena aku harus pergi menyelesaikan urusanku yang tidak bisa aku tinggalkan.
Oh iya, tentang lamaranku kepadamu apakah bisa aku meminta jawabannya sekarang? Kalau bisa tolong balas email ini jika kamu menerima lamaranku. Seandainya kamu tidak menerima lamaranku jangan balas email ini. Sekian ukhtiWassalamu'alaikum ~Abdul Kahfi~
Ya Allah hamba baru akan mencurahkan segala gejolak dihati dengan teteh tapi kok ini ada email dari dia yang menjadi objek kegundahan hamba.
Lebih baik aku email teteh dulu biar tenang.
To :
Dewi Fatimah Az Zahra
Dedewfat0608@gmail.com
From :
aisyahputriazzahra@gmail.com
Date :
14 November 2017Assalamualaikum teh Dedew sayang 😘
Aku kangen banget sama teteh 😭
Aku Langi bimbang teh, Apakah aku harus menerima pinangan dari Kak Kahfi yang aku ceritakan tempo hari atau tidak?
Tadi saat di masjid aku ketemu sama Kak Dito dan ternyata dia sudah menikah teh, potek sudah hatiku 😭
Istrinya cantik, shalehah, dan baik hati sekali.
Bales cepet ya teh Ku butuh solusimuSementara Ais harap-harap cemas balasan email dari Dewi. Dilain sisi Kahfi sedang memikirkan apakah dia akan diterima atau tidak oleh Aisyah.
Di dalam pesawat pun dia tidak bisa tidur padahal perjalanannya ini termasuk perjalanan jauh. Apalagi sejak keberangkatannya dia belum makan apapun sama sekali.*Flashback*
Hari itu, Kahfi datang ke rumah Ais untuk meminta jawaban akan khitbahnya. Hal ini memang terlihat lebih cepat karena pada dasarnya Kahfi akan bertolak melaksanakan tugas yang telah menanti. Sebenarnya dia juga tidak enak karena meminta jawaban lebih cepat dari yang seharusnya.
Setibanya di rumah Ais, Kahfi disambut dengan senyum merekah abi dan umi Ais. Mereka tampak masih muda diisinya yang hampir setengah abad.
"Assalamualaikum abi dan umi." Sapa hangat dari Kahfi
"Wa'alaikumsalam, Nak. Ayo masuk dulu kita ngobrol didalam biar lebih enak." Kahfi mengikuti Abi dan umi Ais ke dalam rumah.
"Ada keperluan apa Nak Kahfi tiba-tiba datang kesini?" Tanya Abi dengan halusnya dan berwibawa.
"Maaf sebelumnya, abi dan umi saya datang kesini berniat meminta jawaban dari khitbah saya minggu lalu. Pasalnya saya hari ini harus bertolak ke luar negeri untuk melaksanakan bisnis yang tidak bisa diwakilkan siapapun."
Ditengah perbincangan itu umi datang membawakan minum dan cemilan. Sebelum Abi menjawab permintaan Kahfi mengenai khitbah itu umi terlebih dulu menjawabnya.
"Nak, maaf umi rasa Ais belum siap memberikan jawabannya kepadamu. Sekarang Ais sedang tidak enak badan dan dia lagi istirahat di kamar."
"Hhmm...ya sudah tidak papa umi, nanti biar saya meminta adik saya untuk menghubungi Ais."
"Ahh iya itu tidak papa. Ayo ini diminum dulu Nak."
"Iya terimakasih umi."
"Nak Kahfi, Abi sangat berharap nanti kami akan menjadi bagian keluarga ini. Kamu tahu sendiri Abi dan orang tuamu sudah merencanakan ini sejak kami kuliah bersama di Kairo."
"Iya Abi, saya mengerti itu. Saya pun berharap bisa jadi bagian keluarga ini."
"Abi harap kamu bisa maklum dengan Ais nantinya pasalnya dia masih belum bisa melupakan laki-laki yang menjadi impiannya. Abi mengatakan ini sekarang karena Abi takut kamu kecewa jika tahu diakhir."
Kahfi berfikir sejenak menimang apa yang dikatakan abi Ais tadi. Selang 5 menit dia menghembuskan nafas dengan kasar.
"Hhmm Abi, apapun itu saya akan berusaha menerima dan saya yakin lambat laun Ais akan mencintai saya."
"Alhamdulillah Abi senang mendengarnya."
"Umi juga senang mendengarnya. Aahh umi tidak sabar mempunyai mantu."
"Umi ini bisa aja, saya kan belum mendapatkan jawaban pasti dari Ais."
"Gak papa Nak, ini adalah doa dari umi untuk kamu dan Ais."
Perkataan umi pun di aamiini oleh Abi dan Kahfi. Tak terasa sudah satu jam mereka bercengkrama. Kahfi pun mohon pamit karena satu jam lagi pesawatnya harus berangkat.
*Flashback off*
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Impian
EspiritualCuma tentang kisah gadis remaja yang baru masuk kuliah dan dihadapkan dengan kehidupan yang pelik sehingga membuatnya harus menjalani kehidupan baru dengan status baru.