Sore ini hujan turun dengan cukup derasnya. Membuat beberapa pengunjung terperangkap dalam sebuah kedai hangat di tengah kota Seoul.
Bisa dipastikan beberapa di antara pengunjung disini mengeluh tentang hujan yang tak segera berhenti. Hujan yang cukup deras yang mampu menghalangi beberapa rencana kegiatan yang telah mereka susun untuk hari ini. Eluhan dan desahan kesal dapat terdengar dengan jelas dari beberapa pengunjung yang masih dengan tak sabarnya mengalihkan pandangan berkali-kali keluar jendela. Hanya untuk memastikan hujan kenapa hujan tak segera berhenti.
Namun desahan kesal itu tak berlaku untukku. Dan juga lelaki di hadapanku.
"Sudah lama ya kita tak bertemu."
Aku mengulum senyum. Menatap sosok lelaki di hadapanku. Kim Taehyung, fisiknya telah berubah. Total.
Jika dulunya dia hanya anak ingusan, badan kerempeng dan hitam karena sering bermain bola di bawah terik matahari, begundalan, anak bau amis keringat karena seringnya menemuiku setelah bermain seharian.
Kini tampak beda,
Setelan jas mahal yang menutupi kemeja putih polos yang bisa kupastikan harga keduanya bisa melebihi harga satu petak tanah di Daegu, desa kami dulu. Wangi musk lembut yang sangat segar tercium dari tubuhnya. Ah, aku ingat bocah ini sedikit sensitif dengan bau-bauan menyengat. Dulu aku sering meledeknya karena menggunakan parfum perempuan. Ternyata memang kebiasaannya masih berlangsung hingga sekarang.
Dan faktanya, wangi dari tubuhnya yang menyamar bersama bau parfumnya, menambah total kesan sexy yang melekat padanya.
"Kau tak banyak berubah Tae, kecuali penampilan tentu saja!" Aku menatap wajahnya yang memberikan smirk padaku. Masih sama, smirk menyebalkan itu masih sama seperti yang dulu dia berikan padaku. Membuatku merasakan kembali kenangan-kenangan lama diantara kami dulu.
"Sudah 10 tahun Yoora, kau tak tahu bagaimana aku melewati semuanya setelah malam itu. Aku berubah total asal kau tahu!"
Taehyung terkekeh kecil tepat saat menyelesaikan ucapannya. Membuatku mematung seketika. Bahasan tentang malam itu memang akan muncul saat kami bertemu seperti ini.
Malam itu, setelah aku menghentikan Taehyung pada kegiatannya mencumbuku, aku harus menyaksikan bagaimana Taehyung tersiksa karena hasratnya yang tak terpenuhi.
'Kau berhutang penyelesaian padaku Hwang Yoora, aku akan menghabisimu saat kau menyelesaikan periode mu!'
Taehyung hanya bisa mengumpat saat aku hanya bisa membantunya dengan tangan. Dia sempat memaksaku dengan mulut, tapi kutolak mentah-mentah karena itu benar-benar menjijikan.
Dan ya, malam itu Taehyung hanya cukup puas dengan permainan tanganku tanpa memasuki tubuhku seutuhnya. Suatu kepuasan yang kurang mutlak kurasa.
Dan aku hanya cukup puas dengan Taehyung yang menciumi tubuhku, meninggalkan ruam merah yang seminggu setelahnya baru menghilang.
Setelahnya, kami saling berbicara, tentang apa yang akan kami lakukan nanti setelah masa periode ku tentu saja. Melakukan seperti dimana dan apa saja yang akan kami lakukan untuk membuat malam kedua kami terencana dengan baik dan panas.
Dan pada akhirnya, kami telah menentukan semuanya. Di Pink Hotel, hari minggu jam 2 siang, dan kami kembali menggunakan alasan belajar bersama untuk pergi kali ini. Dan tentu saja, memesan hotel jauh-jauh hari dan mendatanginya dengan baju orang dewasa agar kami tak seperti anak-anak.
Sempurna bukan? Akhir pekan akan ku habiskan bersama dengan Taehyung untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan yang dapat menaikan hormon kami.
Namun sialnya, tiga hari tepat sebelum hari minggu. Taehyung mendatangiku bersama kedua orang tuanya. Bukan untuk acara perjodohan atau bermain biasa. Tapi untuk berpamitan. Bocah itu bersama keluarganya pergi ke Seoul karena penugasan kerja ayahnya. Mereka akan pergi hari itu juga.
Dan meninggalkan ku dengan sejuta bayangan akan sentuhan panasnya. Damn! Fuck!
"Aku menghabiskan malamku dengan menyedihkan. Hasrat yang tak pernah tersampaikan itu sangat menyiksa, bodoh!"
Aku terkekeh kecil, Taehyung benar-benar masih sama. Mengatakan apapun yang ada di pikirannya tanpa penyaringan apapun. Membuatku mengingat Taehyung kecil yang sangat ceroboh.
"Aku sedikit senang akan satu hal-" aku menghentikan ucapanku. Menatapnya tajam menyampaikan hasratku yang mendadak muncul. Menggigit kecil bibir dalamku saat atensi Taehyung sepenuhnya fokus padaku.
"Mengetahui bahwa tak hanya aku yang tersiksa selama 10 tahun ini. Kim Taehyung, kau tak tahu apa yang sudah kulewatkan setiap malam hanya untuk menahannya. Kau,-" Aku menarik nafas dalam sebelum menghembuskannya berat. "Benar-benar telah berhutang hal besar padaku, brengsek!"
Aku mengepalkan tanganku mendengar kekehan Taehyung yang semakin terdengar keras. Kurasa Taehyung berada di masa bahagianya kembali saat mengetahui bahwa aku mengalami kesulitan setelah kepergiannya.
"Whooaaa, aku tak menyangka malam itu berefek besar padamu juga, Hwang Yoora. Jadi-" kini Taehyung yang menjeda perkataannya, matanya menatapku tajam dan gelap. Tatapan yang sama kulihat malam itu. Tanganku mengepal dan kugigit keras bibir dalam hanya untuk menunggu kata yang akan diucapkannya.
"Kau tidak sedang dalam masa periodemu bukan?" Aku mengangguk cepat. Menatapnya dengan jantung yang terpacu cepat. Mengirimkan getaran ke seluruh tubuh dari suara rendahnya yang kembali membuat hasratku melambung.
"Kurasa sekarang waktunya aku untuk menagih hutangmu 10 tahun yang lalu. Bukan begitu, Hwang Yoora?"
Aku sedikit bersyukur hujan datang dengan deras bersama suaranya yang sangat berisik. Membuat pembicaraan panasku dengan Taehyung hanya bisa terdengar oleh kami berdua. Membuat hasratku benar-benar telah mengelilingi sudut tubuhku. Mengharap tangan Taehyung menyentuh di semua titiknya.
Aku mengangguk dan tersenyum menatap Taehyung. "Aku ingin tahu, sejauh apa kau berkembang dari sentuhan terakhirmu, tuan Kim."
- December 26, 2017
Jangan lupa, tolong hype nyaa 💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Nights [M]
Fanfiction[ Complete ] Ada tiga malam untuk seorang Hwang Yoora menghabiskan malam dengan Kim Taehyung. Bagaimana kinerja setiap malamnya untuk dilewati bersama? [ Private for NC Story ]