2'

116 16 6
                                    

"Suatu saat, aku berharap bertetangga bersama sahabatku. Jadi ketika aku memiliki anak-anak, anak-anakku pun bersahabat dengan anak sahabatku."

💙💙💙

*Wendypov

Rencanannya hari minggu ini aku akan keluar untuk piknik bersama pacarku. Tapi karena cuaca yang mendung, jadi sekarang aku dan pacarku hanya duduk di balkon rumahku ditemani  dengan secangkir kopi hangat.

"Gagal deh rencana kita buat piknik."

Suara suga yang notabennya jadi pacarku tadi, mukannya pun sangat murung. Sebenarnya aku pun juga sedih, karena rencana ini sudah aku tunggu dari minggu kemarin.

"Nggak papa suga sayang, kan masih ada minggu besoknya lagi." Akupun mencoba meyakinkan suga.

Karena memang aku dan suga sangatlah sibuk akhir-akhir ini. Hanya hari minggu seperti ini kita bisa ngobrol bertatap muka, biasannya saat aku dan suga sibuk kami akan menyempatkan untuk video call malamnya.

Aku dan suga adalah mahasiswa tingkat akhir di Universitas HYYH, aku mengambil jurusan Seni dan suga mengambil jurusan ekonomi. Jadi kami berdua sibuk mengerjakan skripsi, Tapi ada kalannya kami mengerjakan skripsi bersama di apartement suga.

Aku pun menyeruput cokelat panasku dan menyenderkan kepalaku ke badan suga. Suga pun meresponnya dengan memelukku dari belakang, sungguh aku sangat nyaman dengan situasi seperti ini.

Aku pun menerawang jauh pada teras rumah tetangga depanku, disana aku melihat 3 anak laki-laki dan 1 perempuan. Jelas aku mengenal mereka, 2 diantara mereka adalah tetangga sebelah rumahku. Mereka pun terlihat sangat bahagia saat bermain bersama, walaupun terkadang mereka bertengkar.

Sungguh pikiranku melayang jauh ke masa depan, saat aku dan suga telah menikah dan memiliki anak. Dan anganku pun berharap sahabatku seulgi dan jimin pun juga menikah dan memiliki anak lalu mereka menjadi tetanggaku.

Akupun membayangkan anak-anakku yang bermain dengan anak sahabatku, sungguh aku menantikan saat-saat itu. Mereka akan menjadi sahabat seperti orangtuannya. Ughhh membayangkan saja sudah membuatku senang.

Aku pun terkejut saat suga mencium keningku dan bertanya "Apa yang kamu pikirkan hmm?"

Akupun tersenyum malu, pasti suga akan menertawakanku bila tau apa yang aku pikirkan.

"Nggak kok." Hanya itu yang bisa ku ucapkan, aku sadar waktu untuk mewujudkan impianku itu masihlah lama.

"Jangan bohong kepadaku wen."

Huh kenapa dia bisa tau aku berbohong, bila sudah begini yang bisa kulakukan hanya bicara jujur kepadannya. Akupun melepaskan pelukannya dan duduk tegak menghadap pacarku ini, akupun meminta suga untuk tidak menertawakanku nanti.

"Aku punya harapan untuk kita berdua, tapi mungkin itu mustahil." Ya menurutku mungkin itu mustahil untuk dilakukan.

"Katakan wen, apapun itu sebisa mungkin akan aku wujudkan untuk kamu."

Ughhh kenapa suga jadi seromantis ini, biasannya aja dia sangat cuek kepadaku.

"Suatu saat, aku berharap bertetangga bersama sahabatku. Jadi ketika aku memiliki anak-anak, anak-anakku pun bersahabat dengan anak sahabatku."

Ughh rasannya sangat malu saat aku mengucapkannya tadi, jadi aku langsung menenggelamkan wajahku ke dada suga, pastinya pipiku sangat memerah. Dan jawaban suga pun sangat membuatku malu.

"Ughhh jadi wendy ku ini, memikirkan punya anak bersamaku. Aku siap kok wen, kapan pun kamu mau."

[...]

☆☆☆☆☆

See you next chapter
Tolong direspon dengan baik ya
Terima kasih

Challenge : 25 Days Of Flash Fiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang