"Bukan siapa-siapa, berbeda dari yang lainnya, lebih terang daripada matahari, lebih gelap dari malam, aku bertanya-tanya. siapa engkau?"
💙💙💙
Sudah hampir 1 tahun dokter muda tersebut tinggal di daerah terpencil. Ya alasannya karena ia ingin agar bisa membantu sesama.
Min Suga, iya itu adalah nama dokter tersebut. Ada alasan khusus sebenarnya dia menjadi relawan di daerah terpencil seperti ini.
'Apa kau ingat aku Min Suga? Apa kau tidak merindukanku? Hiduplah dengan bahagia Min Suga, Aku mencintaimu'
Suga pun terbangun dari tudurnya, selalu seperti ini setiap malamnya. Suga akan terbangun dengan tiba-tiba karena selalu dihantui dengan kata-kata tersebut.
Suga sadar setelah kecelakaan 1 tahun lalu, dan saat ia bangun dari koma. Suga selalu dihantui dengan sosok perempuan yang selalu mengatakan kata-kata seperti tadi.
Suga pun bergegas untuk membersihkan diri dan mulai berkeliling desa untuk mengecek kesehatan warga sekitar. Saat keluar dari rumah yang ia tinggali untuk sementara waktu. Suga seperti melihat perempuan cantik dengan dress putih bersinar, melambaikan tanganya pada suga dam tersenyum sangat cerah.
Waktu berasa terhenti saat perempuan tersebut tersenyum kepada suga, dan seketika suga berasa terhanyut akan senyuman perempuan tadi. Seulas senyum tergambar diwajah suga, menurut suga ia seperti mengenal perempuan tersebut tapi ia tidak ingat akan hal itu.
"Maaf pak, tolong anak saya. Ia sedang demam dirumah" seketika suga tersadar dari bayangan perempuan tersebut.
Dan ia kangsung bergegas mengikuti seorang bapak-balak dengan raut yang cemas. Disepanjang ia mengobati pasien ia selalu membayangkan apa yang sebenarnya terjadi.
Suga pun mengehempaskan tubuhnya disofa, setelah bekerja sesari tadi. Suga pun memandang atap-atap langit rumahnya ini.
"Siapa kau sebenarnya? Kenapa saat aku melihat langit dimalam hari, wajahmu selalu ada disana bersatu dengan bintang-bintang. Dan kenapa kau sangat bersinar dengan senyumanmu." Huhh suga pun menghela nafas
Drttt
'Pulanglah nak, sudah 1 tahun berlalu wendy pasti sudah tenang disana. Relakan dia'
Panggilan pun terputus dengan ucapan terakhir tersebut. Suga pun semakin menghela nafasnya, ada benarnya juga kata eommanya tadi. Ia harus merelakan wendy.
Sebelum suga pergi dari desa tersebut, ia meninggalkan sepucuk surat yang ia tempel di pagar balkon rumahnya.
"Bukan siapa-siapa, berbeda dari yang lainnya,lebih terang daripada matahari, lebih gelap dari malam, aku bertannya-tanya. siapa engkau ?"
Surat tersebut ditinggalkan di balkon rumah karena tempat tersebut biasannya ia melihat sosok perempuan yang sering ia lihat dimalam hari. Sosok perempuan yang selalu tersenyum cerah kepada suga.
[...]
☆☆☆☆☆
See you next chap
Tolong direspon dengan baik dan bijak
KAMU SEDANG MEMBACA
Challenge : 25 Days Of Flash Fiction
Random"As human beings we can only get hurt..." [...] On progress