PART 08

2.2K 128 3
                                    

HAPPY READING
YOUTUBE : SUBSCRIBE LIKE TONTON KOMENTAR READER
https://www.youtube.com/channel/UCYFk4kZvsNrZNmrvNb6abmA
------------------------------------------
Om Ryan belum melihatnya, namun tak lama Om Ryan menatapnya.
"Mas... Ryan...." Panggil wanita itu.
"Ochi...." Panggil Om Ryan yang sepertinya mengenal wanita .
Aku menatap wanita yang dipanggil Ochi oleh Om Ryan, alangkah kagetnya aku. Wanita itu bos ku ditempat kerja yang sekaligus kekasih Leo.
'Tapi, kenapa dia kenal Om Ryan. Apa saudaraan?' Tanya Miftah pada dirinya sendiri dengan menatap Ochi dengan tajam.
"Lagi apa Mas?? Blanja??" Tanya Ochi dengan tiba tiba menatap ke arahku.
Aku menatap balik Ochi dengan tajam, entah kenapa tatapan nya membuatku agak gak enak.
"Iya nih... buat apartemen Mas yang lama...." Jawab Om Ryan dengan senyuman.
"Ini siapa mas??" Tanya Ochi dengan wajah datar menatapku.
"Masa gak kenal, dia satu tempat kerja sama kamu kan....?" Tanya balik Om Ryan pada Ochi.
"O Ya, terus dia siapa mas??" Tanya Ochi dengan wajah datarnya.
"Temen mas... lah...." Jawab Om Ryan dengan menatapku.
"Temen bayaran kan mas??" Tanya Ochi yang membuat mataku seketika membulat lebar.
Ochi mengatai ku temen bayaran, membuat ku seketika terdiam. Kenapa dia bicara seperti itu, apa aku terlihat seperti itu.
"BUKAN..." Bantah Om Ryan dengan.
"Dia seseorang yang penting bagi ku...." Lanjut Om Ryan melirik ku dengan 2 mata indahnya.
"Sama aja, ujung ujung nya dompet mas yang abis...." Ungkap Ochi dengan menatapku sinis.
"Aku rela, jika harus uang ku habis...." Jawab Om Ryan.
"Mas... aku gak mau mas... kaya dulu ngabisin uang, buat kucing kucing homo gak jelas, yang besoknya mas ditinggalkan dan mas jadi depresi...." Seru Ochi menjelaskan masa kelam Om Ryan.
"Dia berbeda... Ochi...." Jawab Om Ryan dengan senyum.
"Sama aja mas.... paling uang mas abis, Karena semua homo itu sama.... cuman butuh duit...." Ucap Ochi dengan menunjuk nunjuk aku.
"Bagaimana dengan Sintia... dia wanita tapi sama juga.... matre...." Ucap Om Ryan dengan melipat tangannya.
Aku tersenyum menatap Om Ryan, dia dengan wajah tenang menjawab ucapan Ochi. Sementara Ochi dengan nada kencang, padahal ini ditempat umum di sebuah mall yang besar.
"Lain cerita dong mas...." Ucap Ochi dengan kepala bergerah ke belakang.
"Lain gimana?? Kan kata kamu semua homo sama. Dan faktanya yang normal pun sama, bahkan mau menjual dirinya...." Ucap Om Ryan dengan menatap tajam Ochi.
Dalam ketegangan dua bersaudara dan aku ada diantara mereka. Tiba tiba Leo datang menghampiri Ochi.
"Sayang... udah se...." Ucapan Leo terhenti ketika melihatku dan Om Ryan.
"Kamu...." Ucap Leo menunjuk Om Ryan.
"Sayang dia Saudaraku, paman.... gitu lah...." Seru Ochi memperkenalkan Om Ryan.
"Dia....??" Tanya Leo dengan menunjuk ku.
"Dia kucing bayaran yang ke gatelan cari batang sama uang ..." Ucap Ochi senewen padaku.
Aku tersenyum pada Leo dan Ochi, mendengar ucapan Ochi aku tak marah. Justru membuatku ingin tertawa, mungkin baginya aku hanya kucing bayaran yang butuh uang.
"Murahan sekali ya...." Gumam Leo dengan wajah jiji.
Aku tersenyum sinis padanya saat mendengar ucapannya, wajahnya yang seolah jiji itu hanyalah ke pura puraan. Karena kemaren bahkan tadi sore ia mengejarkan. Jadi apa yang diucapkannya itu hanyalah topeng.
"Makasih... lebih baik murahan, jadi diri sendiri. Dibanding harus berbohong.... dan pura pura cinta...." Sindirku pada Leo.
Leo menatapku tajam, Ochi tak memperdulikan ku. Padahal aku bicara agar membuka mata Ochi, namun apa daya dia tak peduli padaku. Dia mungkin lebih percaya pacarnya dibanding aku.
Aku menatap keadaan sekarang, membuatku agak tak nyaman. Hingga ku putuskan untuk berbelanja, dengan bicara genit pada Om Ryan. Agar Leo cemburu.
"Mas...." Ucapku mendekati pipi Om Ryan.
"Ya..." Jawab Om Ryan.
"Kok gak pake sayang??" Ucap ku dengan manja.
"Sebut dong kata sayang nya.... biar romantis..." Lanjutku dengan nakal.
Ochi dan Leo terpaku menatap ku yang berubah agak liar.
"Iya sayang...." Jawab Om Ryan dengan dada berdebar dan nafas tak menentu.
"Aku mau ke arah sana dulu, lanjut belanja. Biar cepet pulang... ya...." Ucap ku dengan pelan.
"Ok.... beli aja yang kamu mau...." Seru Om Ryan.
"Iya... Pengen cepet pulang... UDAH GATEL...." Gumamku dengan senyum nakal.
"GATEL....!!" Gumam Leo dan Ochi.
"Sama aku juga GATEL..." Balas Om Ryan dengan nada nakal juga.
"Ya udah dah... sayang...." Ucapku dengan senyum manis.
Aku membalikan badanku, dan tak lama dan tak ku sangka Om Ryan memegang pantatku, bukan pegang sih tapi meremas.
"Aw...." Teriak ku.
Aku langsung membalik kan badanku dan bicara agak tahan.
"Tahan dulu... GATELnya... ini di mall..." Ucapku makin genis.
Om Ryan tersenyum san mengagkat jempolnya. Sedang asik senyum Leo menarik tanganku tiba tiba, Leo menatapku tajam.
"Apa yang kamu lakuin sih... lo gak malu... didepan umum...." Gumam Leo dengan marah.
"LEPASIN...." Om Ryan bicara pada Leo.
"Sabar sayang sabar..." Gumamku dengan menepuk dada Om Ryan.
"Leo aku tahu kamu juga pasti gatel kan....?" Tanyaku pada Leo.
"Nah.... kalau gatel minta dong sama Ochi. Pasti Ochi kasih... dan pasti bantu garukin... iya kan Ochi??" Ucapku dengan bertanya pada Ochi.
"Minta ya sama Ochi... Wawwrgggg" Gumamku dengan menggerakan tangan seperti kucing.
Aku pun segera pergi dari tempat dimana Leo, Ochi dan Om Ryan berdiri. Aku berjalan ke arah supermarket untuk membeli beberapa makanan, sebelum jauh berjalan terdengan Leo dan Ochi bertengkar. Entah apa yang mereka ributkan. Aku berjalan makin jauh dan meninggalkan mereka.
Aku mengambil beberapa mie dan roti untuk persediaan di rumah. Aku kembali berjalan mengabil barang lainnya, ada satu barang ditempat yang tinggi. Hingga aku harus jitjit, namun tetap saja aku tak bisa mengambilnya. Hingga....
"Butuh bantuan...??" Tanya Suara dari sampingku.
"Om Ryan...." Panggilku kaget.
Om Ryan pun mengambilkan barang itu dan menaruhnya di keranjang roda ku. Om Ryan tersenyum padaku, sementara aku tertegun menatapnya. Kenapa wajah Om Ryan makin ganteng, dengan bulu dadanya yang terbuka tak tertutup kemejanya.
"Kenapa tadi bilang sayang??" Tanya Om Ryan padaku.
"..." Aku terdiam tak menjawab ucapan Om Ryan.
"Jujur aku gak suka pura pura...." Gumam Om Ryan dengan menatapku.
"Maunya beneran...." Lanjut Om Ryan dengan senyum.
"Ngarep...." Ungkapku dengan kembali berbelanja..
Om Ryan menggaruk kepalanya, lalu berjalan mengikuti.
"Dari tadi baru segini??" Tanya Om Ryan padaku.
"Kenapa emang?? Tanyaku pada Om Ryan.
"Kamu ambil 3 indomie dan 3 roti dan 1 tissue harga 2000...." Seru Om Ryan dengan menggelengkan kepalanya.
Aku terdiam, memikirkan apa yang salah. Hingga Om Ryam menarik Rodanya kembali, dan Om Ryan menuju ke barisan mie instan. Lalu mengambil 40 Mie dengan cepat.
"Gini kalau belanja.." Ungkap Om Ryan padaku.
"Hemmmm" aku hanya berehem dengan wajah syock.
Lalu Om Ryan berjalan ke arah Roti dan mengambil beberapa roti, tak sampai disitu. Om Ryan mengambil beberapa makanan lainnya, seperti snack susu beras susu hingga sabun colek dan sikat lantai.
"Harus sebanyak ini emang??" Tanyaku dengan menggaruk ngaruk kepala.
"Harus... dong...." Jawab Om Ryan padaku.
"Uang ku gak cukup.... Om...." Seruku dengan bingung.
"Pake punya ku dulu...." Jawab Om Ryan dengan terus ngambil bareng.
"Gila nieh... orang...." Ungkap seseorang dibelakangku.
"Barang yang ada diambil...." Ucap satunya.
"APA???" Om Ryan menatapnya, kedua wanita itu segera pergi.
Lama berbelanja, hingga mall akan tutup Om Ryan baru selesai. Kami pun menuju kasir, orang orang dikasir menatap ke arah kami dan membantu membungkunya.
"Berapa??' Tanya Om Ryam pada kasir.
"11 juta 499 Ribu pak...." Jawab Kasir.
Om Ryan lalu memberikan sebuah kartu, tak lama kartunya dikembalikan lagi. Selesai tramsaksi, aku dan Om Ryan pulang kerumah. Dan pasti dirumah barang barang sudah menunggu untuk dibereskan.
Sampai dirumah aku dan Om Ryan masuk, barang barang sudah tertata rapi ditempatnya sesuai yang aku inginkan.
"Ini gak kesempitan...??" Tanya Om Ryan padaku.
"Enggak malah hangat....." Ucapku dengan senang.
"Aku nginep disini ya..." Seru Om Ryan padaku.
"Loh.... kok..." Ucapku bingung.
"Gak apa apa dong...." Gumam Om Ryan padaku.
"Iya gak apa apa...." Jawabku.
"Sabun mana??" Tanya Om Ryan padaku.
"Buat apa??" Tanyaku pada Om Ryan.
"Mandi lah... gerah... nih..." Ucap Om Ryam dengan mencari sabun di banyaknya keresek.
Aku pun membantu mencarinya hingga ketemu.
"Ini dia... sabun lari lari...." Gumam Om Ryan padaku.
"Lari lari?? Itu sabun batang..." Ungkapku dengan menunjuknya.
"Cie.... suka batang..... batang permanen suka gak??" Tanya Om Ryan padaku.
"Tau... ah..." Jawabku dengan rebahan di ranjang.
"Jangan mandi deh... ntar sakit...." Ucapku mengusulkan agar Om Ryan tak mandi.
"Gak apa apa ada yang rawat ini...." Jawab Om Ryan padaku.
"Siapa??" Tanyaku.
"Kamu...." Jawabnya dengan masuk ke kamar mandi.
Aku cemberut sendiri, aku mainkan hp jadulku ini. Hingga tak terasa Om Ryan pun selesai mandi. Om Ryan langsung ke ranjang tanpa baju hanya memakai handuk.
"Kok gak pake baju....??" Tanyaku pada Om Ryan.
"Gak ada baju ganti.... sih...." Gumam Om Ryan paduku.
"Pake aja yang tadi..." Seruku.
"Bau... ah...." Jawab Om Ryan.
Om Ryan menatapku, aku pun menatapnya. Om Ryan makin sexy saat tanpa baju. Entah kenapa dadaku berdebar tak tentu arah. Seperti ada sesuatu yang akan terjadi. Om Ryan mendekatkan wajahnya padaku, dengan posisi tanpa baju. Aku pun mendekatinya secara pelan, hingga...
...
..
.
MIFTAH/RYAN
TO BE CONTINUE
Gimana Reader penasaran gak ama lanjutannya haha? ??? Stay Senin depan ya
Jangan lupa Like komentar dan bagikan.
Subscribe YOUTUBEnya juga LINK : https://www.youtube.com/channel/UCYFk4kZvsNrZNmrvNb6abmA

KASIH TAK SAMPAI (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang