Istirahat tiba, teman teman vano mengajaknya untuk ke kantin bersama, selama makan berlangsung temannya-vano, Ethan, Hadi, geri, dan cio bercanda sana sini beralih ke vano ia tampak bingung seperti memikirkan seseorang, tak sampai situ ia celingukan melihat pintu kantin terlihat menunggu orang datang.
Hadi yang senang memperhatikan seseorang melihat vano tampak terlihat resah sejak dihukum tadi, aneh melihat tingkahnya ia menyuruh Aba aba kepada temannya untuk diam dan dituruti ketiganya.
"Hoyy Napa lo?" Seru cio- Cowo dengan sebutan oleh temannya kaleng rombeng. Yang dibalas helaan nafas vano.
Vano berjalan dengan cuek keluar kantin meninggalkan temannya yang heran melihat tingkah Laku temannya itu.
"Napa temen lu bego?" Tanya geri- Cowo Playboy yang sok ganteng sebutan oleh temannya. Dengan menyenggol pelan ke arah cio.
"Temen lu juga bego!"seru Ethan- cowo yang suka tebar pesona kesana kemarin sebutan oleh temannya. Dengan kencang sehingga orang kantin yang duduknya dekat mejanya akan merasa terusik.
"Bacot lu semua taikk!!" Teman semejanya bengong, karena baru kali ini Hadi ngomong dengan Nada yang kasarr. Sehingga teman temannya bertepuk tangan ke arahnya, geri mengambil tisue lalu mengusapkan ke arah matanya seolah olah terharu akan ucapan Hadi dengan Lebay. Cio menepukkan punggungnya dengan pelan, membuat suasana seketika dramatis.
"Halah kampret, gak guna." Hadi berdiri berjalan ke arah keluar kantin. Ketiga temannya berdempetan menjadi satu baris melihat punggung Hadi berjalan keluar kantin lalu menatap satu sama lain setelah itu menggelengkan kepala, lalu tertawa tanpa sebab. Orang gila- itulah julukan yang diberikan oleh teman dekatnya.
Sedangkan vano merenungkan dirinya di rooftop seorang diri dengan menenangkan dirinya tak konsen karena pikirannya terbang ke cewe nerd yang meminjamkan peralatan tulis pagi tadi. Hendak ia ingin keluar dari pintu, terlihatlah cewe yang sedari tadi dipikirkannya menyembul dari pintu masuk. Mereka bingung harus apa.
"Eh, ada orang?" Gumam Dinda, ia hendak ingin pergi tapi cekatan tangan seseorang dengan kuat membuat Dinda harus berbalik.
"Ada apa mau kesini?"
"Emang Kalo kesini harus nanya dulu ke kamu?" Tanyanya dengan pelan dengan palanya menunduk ke bawah sedikit. Vino pun terheran masih aja di jaman modern seperti ini nerd beretebaran di sekolahnya, ia pun menghela nafasnya pelan.
"Enggak maksud gue, Kalo lo mau pake, pake aja gue juga mau keluar," sambil melirik cewe didepannya sekilas,"dan btw Kalo ada orang yang sedang berbicara dengan orang itu biasakan saling tatap mukanya." Setelah ucapan tersebut di keluarkan oleh vino ia segera masuk ke gedung sekolah tersebut meninggalkan Dinda terheran olehnya.
Sebenernya Dinda juga gak tau untuk apa ia kesini, eh pas kesini langsung dikasih suguhan sinis oleh seorang Cowo yang tadi pagi dihukum. Dinda tidak kesal hanya saja ia paling sebal melihat cara Cowo tersebut layaknya raja disekolah ini. Tapi apa iya?batinnya.
-0-
Di kelas vano bingung sendiri semenjak ia menemukan spesies seperti dinda pikirannya selalu melayang kearah cewe itu. Entah dinda memakai pelet apa membuat vano merasa dirinyalah seakan aneh.
"Napa sih lu bro?" Saat temannya- hadi sesampainya dikelas. Vano pun menggelengkan kepalanya pelan.
Tak lama kemudian datanglah ketiga temannya yang lain, mereka semua bingung akan sikap vano semenjak tadi pagi.
"Cindi kah?" Tanya cio menyebut salah satu cewe genit yang setiap kali melihat vano bergelayutan di tanggannya.
"Lo tau gak sih?" Mereka semua yang ditanya menggeleng,
"Lo semua-" mereka menunggu ucapan vano yang menggantung.
"Berisik." Setelah itu vano keluar kelas, dan keempat temannya terbengong bego.
-0-
Kok gua ngakak sendiri ngeliat tulisan gua yang gak masuk akal. Yaudahlaya, ku tidak mendapatkan ide (aidie) hfttt.
Capek sendiri ngeliat tulisan ku yang berantakan.
Btw happy new year!!!🎉🎉🎊
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVANO
Teen FictionAku gak tau, apa yang terjadi denganku. Tiba saatnya KU mencintai, tapi rasanya hati ini ditunjukkan untuk memilihmu. Akankah kamu menerima perasaan ini atau malah pergi menjauh dariku. Mencoba untuk menggapai mu Memanglah susah KU bangaikan bumi d...