Vingt-quatre

4.1K 1.1K 81
                                    

25 Mei 2012, Musim Semi; Seoul.

Sore ini Woojin datang, ia mengenakan coat cokelatnya lagi. Aku tak mengenakan kaca mata. Ia terlihat buram, aku nyaris tak mengenalinya jika bukan karena aroma vanilla-nya.

Satu yang kutahu, ia tengah tersenyum sendu padaku. Ia mendekat lalu memandangiku lama. Matanya terlihat berkaca.

Woojin menangis.

Untuk kali pertama, aku melihatnya menangis.

"Aku senang kamu masih di sini, Jihoon. Tapi tolong, jangan menunggu lagi. Aku hanya akan bersembunyi sebentar."

"Aku janji, aku akan datang. Nanti."

Woojin pergi bersama aroma vanilla-nya.

Jurnal Jihoon; Tentang Woojin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang