Jaebum Pov
Tepat setahun yang lalu,ide gila muncul di kepalaku. Perjalanan dinas selama 5 hari di jepang saat itu bersama youngjae,tidak hanya sebatas perjalanan kantor semata tapi ternyata merupakan permulaan hatiku yang mulai berpaling dari jinyoung.
Meskipun sudah berkali-kali kuingatkan hatiku jika dia adalah sahabat jinyoung,tapi nafsu sebagai seorang lelaki terkadang mengalahkan nurani yang dipenuhi cinta.
Empat tahun bukan waktu yang sebentar dalam berumah tangga, setiap hari ku lalui dengan penuh canda tawa bersama jinyoung. Dia adalah definisi istri yang sempurna dimataku. Setiap hari menyiapkan sarapan sebelum aku berangkat kerja,dia selalu meluangkan waktunya meskipun kesibukan nya sama seperti ku.
Dia bukan tipikal orang yang workaholic, dia malah selalu mengedepankan segala urusan ku ketimbang urusannya. Dia bahkan rela mengantarkan makan siang saat aku memaksa untuk tetap masuk kantor dalam keadaan sakit,padahal aku tahu dia juga sedang tidak dalam kondisi yang fit.
Jinyoung membuat ku seperti namja paling beruntung di dunia,dia selalu tahu apa yang kubutuhkan. Dia tak akan pernah membiarkan aku sakit,dia menyediakan semua makanan sehat sampai-sampai mungkin semua kuman penyakit bingung mencari cara agar aku lengah dan jatuh sakit.
Jika diurutkan,maka aku tidak bisa mendaftar apa saja kekurangan jinyoung. Aku tidak pernah merasa kurang berada di sampingnya. Dia selalu tahu apa yang tidak dan harus aku lakukan,dia menjadikan ku prioritas utama di hidupnya.
Tapi sekali lagi kukatakan,nafsu selalu mengalahkan nurani. Kehidupan yang kujalani bersama jinyoung membuatku terasa jenuh,semuanya terlalu sempurna. Apa yang dilakukan nya selama ini tak pernah ada cacat,dia selalu melakukan yang terbaik tapi ternyata hal itu justru membuatku bosan.
Sebelum menikah,aku adalah namja yang suka kebebasan. Aku terbiasa menjalani kehidupan ku dengan apa adanya. Bukannya aku tidak bahagia menikah dengan jinyoung,tapi aku ingin dia bersikap sewajarnya. Menjalani hari dengan penuh kebebasan tanpa harus terikat dengan peraturan yang membuat sakit kepala.
Youngjae,namja yang saat ini mengisi kehidupan ku. Dia tak sesempurna jinyoung tapi dalam dirinya aku menemukan apa yang tak kutemukan dari jinyoung,yaitu kebebasan.
"Hyung..kita tidak usah sarapan ya,kita minum kopi saja pagi ini."
Suatu ketika youngjae menawariku untuk minum kopi saat pagi hari,tapi aku menolaknya karena jinyoung selalu bilang padaku jika kopi tidak boleh diminum saat perut masih kosong,aku akan sakit perut.
"Jangan jae,jinyoung akan marah kalau aku hanya minum kopi. Dia sudah membuatkan ku sarapan,dia bilang kalau aku minum kopi sebelum makan maka perutku akan sakit."
Penjelasan ku justru disambut gelak tawa youngjae.
"Kekeke..hyung,itu memang benar. Tapi cobalah sesekali mencobanya,kau tidak akan langsung sakit jika meminumnya sekali."
Akhirnya saran youngjae kuterima,tanpa sepengetahuan jinyoung aku rutin minum kopi setiap pagi. Kutolak jika jinyoung ingin membawakan ku bekal sarapan dengan dalih aku akan makan di cafetaria kantor,nyatanya aku hanya menyesap secangkir kopi buatan youngjae yang lezat.
Alhasil,perutku dilanda maag akut hingga aku tak mampu pergi ke kantor. Kalau sudah begitu,tak ada yang lebih sibuk mengurusiku selain jinyoung,bahkan dia rela untuk bolos kerja hanya untuk merawatku yang tak mampu bangun selama 3 hari.
"Hyung makan apa sih di kantor? Pasti hyung minum kopi ya sebelum sarapan?"
"Maaf jie,aku tidak bisa menolak tawaran youngjae. Kopi buatannya sangat enak."

KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable
Short StoryTidak ada yang bisa membantu jika hatiku terlanjur sakit,bahkan cerita masa lalu kita yang indah tidak cukup untuk mengobati luka yang hyung berikan. Apa aku saja tidak cukup untuk mu?-jinyoung Maafkan aku,jie.Sebuah kesalahan besar yang telah ku bu...