Seperti Hujan

96 5 0
                                    

Ada raga yang terdiam ketika hujan turun. Ia berteduh. Raganya meneduh, tapi hatinya berdiri melawan hujan.

Hujan seakan menyelimuti hatinya. Dingin. Ia yang dulu menghangatkan berubah menjadi dingin. Tatapannya tajam penuh luka.

Matanya kelabu. Seakan tak ada kebahagiaan disana. Ia tersenyum. Namun senyumnya mengisyaratkan kepedihan.

Raut wajahnya tak lagi merona. Kelam. Seperti awan mendung. Meski tlah ia lapisi dengan tepung putih dan gincu merah itu, wajahnya tetap saja mendung.

Memang mirip seperti hujan, hatinya telah menyatu menjadi hujan.

Sunyi Dan Sepi Adalah Teman TerbaikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang