Chapter 8

11 3 0
                                    



"Mami kamu kemana bang?" tanya oma Amma kepada Dev. "Nih minum dulu!" titah oma Amma yang hanya dijawab dengan gelengan saja oleh Dev.

"Ayolah bang, jangan gini. Kamu eggak kasihan oma apa?"

Dengan malas Dev ,menerima air mineral ditangan oma Amma dan meminumya sedikit.

"Ma..." suara serak mami Farah memanggil oma Amma itu mendapat respon cepat dengan pengalihan pandangan kearahnya.

"Mami udah enggak papa? Mami istirahat dulu aja ya mi, abang enggak mau lihat mami kayak tadi mi," ucap Dev memeluk sang mami.

"Mami udah enggak papa prince, mami mau jagain princess mami juga." Setelah mengatakan itu mami Farah melangkah menuju ke tempat Key yang sedang menutup matanya.

Dielusnya dahi Key yang terbalut perban berwarna putih bersih tanpa bercak noda sedikitpun. "Princess-nya mami tidur yang nyenyak ya, besok bangun terus pulang ya, princesskan enggak suka dirumah sakit lama-lama. Iyakan?" lirih mami Farah sembari meneteskan air matanya kembali. "Muahh," cium mami Farah didahi Key.

"Mi, mending mami juga istirahat deh. Abang enggak mau lihat mami sakit." Bujuk Dev.

"Prince benar, sabaiknaya kamu juga istirahat saja dulu sayang." Titah papi Bayu.

Mami Farah menganggukan kepalanya dan merebahkan diri di bankar yang bersebrangan dengan sang putri. Ya, sekitar setengah jam yang lalu Key sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Maka, dengan segera papi Bayu memasukkan Key ke ruang VVIP.

***

Sudah 3 hari berlalu, dan belum ada tanda-tanda Key untuk bangun dari tidurnya. Padahal sudah banyak orang yang menjenguk dan menghantarkan doa untuk Key, namun empunya masih enggan untuk sekedar mengucapkan terimakasih.

Teman terdekat dari Key, Dev, orang tua, bahkan sanak saudara sudah banyak yang berdatangan bergantian. Bahkan keluarga dari mami Farah yang ada di Jerman sampai datang ke Indonesia.

"Key, lo enggak kasihan apa sama mami? Hmm?" ucap Dev mengajak kembarannya berbicara, meskipun ia tahu bahwa tak ada respon darinya.

"Key, lo harus kuat, kasihan mami Key. Lo juga enggak kasihan sama abang apa? Hmm? Abang berasa sendiri Key, enggak ada yang abang ajak bercanda, enggak ada yang abang ajak main, abang kesepian Key..." setetes air mata Dev menjalar ke punggung tangan Key yang ada digenggamannya.

"Huuhh.... cepet sembuh ya dek, muahhh" helaaan nafas Dev yang ia akhiri dengan kecupan dipucuk kepala Key. "Abang berangkat sekolah dulu ya, assalamu'alaikum." Pamit Dev lalu mencangklong tas dan berlalu dari ruangan tersebut.

***

Kevin Aldric A

Gimana kabar Key?

Maaf belum sempet ke RS lagi, kemarin ada kegiatan.

Brunellio P Devon

Belum ada perkembangan lagi Vin, doa-in semoga Key cepet sembuh.

Kevin Aldric A

Amin. Ntar balik gue langsung ke RS, ada yang mau dititipin kagak?

Brunellio P Devon

Kagak, makasih bro.

"Oi bro, malah asik main sendiri?" tegur Yoga, sahabat Dev.

"Mantan gebetan Key, mau main ke RS." Jawab Dev meletakkan ponselnya di samping piring berisi nasi goreng dengan telur mata sapi kesukaannya.

"Elah, main ke RS mau ngapain? Challenge nyari suster ngesot? Apa nyari dokter cantik bahenol?" Sindir Chandra yang saling tatap dengan Yoga.

"Aneh lo berdua! Kalo emang suka sama Key bilang kali, merasa ada yang kalah saing sama mantan gebetan?" Sindir Dev yang tepat sasaran.

Seahkan acuh dengan kedua sahabatnya yang lama suka dengan Key namun tak ada balasan, Dev memilih menikmati nasi goreng dengan telur mata sapi yang jauh amat sangat jauh lebih menarik dari pada kedua sahabatnya itu.

Brakk....

Uhukk.. uhukk..

"Gila! lo ngerestuin kita nih buat ngerebut hatinya Princess? Wohooooo!!" teriakan histeris itu memancing semua orang yang berada disekitarnya.

"Bro!! Dapet lampu ijo dari abangnya!!" heboh Yoga menepuk-nepuk pundak Chandra. Yups, yang membuat keributan itu adalah Yoga, dan dia membuat keributan di .... Kantin.

"Goblok! Ini Devon sekarat goblok!" bentak Chandra emosi dengan sikap Yoga yang akhhh... terlampau pintar mungkin bahasa halusnya.

Dan ya! Yoga ikut panik lalu memberikan minum kepada Dev.

Lega!

Kata itu yang Dev rasakan. Namun tak lama kemudian tatapan mata yang sangat amat tajam menusuk ke arah Yoga yang sudah merasa akan diterkam.

*****

Boyolali, 26 Desember 2017

K E Y F L YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang