2. Taktik Nina

4.4K 592 86
                                    

Nina tak tahu harus berbuat apalagi sekarang. Setiap yang ia lakukan tidak pernah berhasil menarik perhatian Denis. Pria itu selalu menunjukkan sikap datar dan dinginnya. Padahal di awal-awal mereka saling mengenal, Denis adalah pria yang baik, hangat dan ramah. Denis sering membantu Nina mengerjakan tugas kuliahnya. Jika Nina minta tolong, pria itu akan selalu datang ketika memiliki waktu senggang. Namun semakin kesini, Nina memang semakin manja dan terang-terangan mengutarakan cintanya pada Denis, yang tanpa disadarinya telah mengganggu ketenangan pria itu. Hingga kemudian Denis berubah.

Nina menghembuskan nafas kuat. Ia tetap harus mencari akal, taktik lain agar mendapatkan perhatian Denis.

Tak berapa lama...

"Ah! Aku dapet idenya!" Nina tersenyum lebar. Langsung diraih ponsel yang tergeletak di atas meja belajarnya. Mendial nomor kontak teratasnya.

"Mama pulang sekarang ya? Nina butuh bantuan mama." Ucap Nina langsung sesaat sambungannya sudah terhubung.

***

"Duuuh.. kamu yakin sayang ini berhasil?" tanya Arumi ragu pada putri semata wayangnya itu.

Nina yang sudah berbaring di ranjang berseprei warna biru langit itu, mengangguk mantap sambil mengacungkan jempol pada mamanya. "Yakin Ma. Kak Denis bakal simpati sama Nina. Terus nanti pasti dia mau jadi pacar Nina, eh langsung tunangan aja deh."

Arumi menghela nafas mendengarnya. Putrinya itu terlihat sangat mencintai Denis. Meski masih muda, tapi ia bisa menangkap cinta Nina itu benar-benar tulus dari lubuk hatinya.

Kapan Denis bisa melihat itu, bisiknya dalam hati.

Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar.

"Eh.. kayaknya itu kak Denis deh, Ma. Mama tahu kan harus gimana?" tanya Nina, yang dijawab anggukan oleh mamanya. Nina pun memejamkan matanya. Sementara tadi sudah dipolesi bedak tabur bibirnya biar terlihat pucat.

"Oh nak Denis.. silahkan masuk. Maaf malam-malam tante ngerepotin." Arumi membukakan pintu untuk Denis.

Tadi setelah menyusun rencana dengan Nina. Arumi langsung menghubungi Denis. Mengatakan bahwa Nina masuk Rumah Sakit dan harus rawat inap akibat dehidrasi dan kelelahan teramat. Sementara Marhan-papanya Nina tidak berada di rumah, sedang dalam perjalanan bisnis ke luar kota. Jadi mereka butuh seseorang untuk menemani.

"Iya tante." Denis tersenyum tipis.

Nina berusaha bertahan menutup matanya dan terlihat selemas mungkin. Ia mendengar suara derap langkah sepatu Denis yang mendekat.

Kak Denis ngusap kepala ku nggak ya? Sambil bilang, cepat sembuh Nina ku sayang.. hihi! Ucap Nina dalam hatinya sambil berusaha menahan senyum.

"Tante?" Ucap Denis yang menoleh ke belakang, posisinya kini berdiri tepat di samping ranjang Nina.

"Oh iya kenapa?" Arumi yang masih berdiri di belakang Denis terlihat jelas gugupnya. Mamanya Nina ini benar-benar payah dalam menjalankan perannya.

"Sebelum saya kesini, tadi di depan dokternya bilang ke saya, tante jumpai dia dulu di ruangannya. "

"Eh apa?" Arumi bingung.

"Tante jumpai dulu dokternya." Ulang Denis dengan senyum tipisnya.

"Oh, oke-oke. Kamu.. jagain Nina ya?" Ujar Arumi sedikit terbata. Ia langsung keluar dari kamar itu.

Modern Fairytale (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang