2 - [Ruang Musik]

20 5 0
                                        

Jam dinding di kelas Cecil menunjukkan pukul 2.30 pm yang artinya 10 menit lagi mata kuliah terakhir di hari ini akan berakhir. Cecil yang sadar akan itu, ia menyunggingkan senyum kecilnya. Senyum yang terlihat oleh Vicko. Beberapa menit kemudian Bu Widya telah mengakhiri kuliahnya. Dengan segera semua mahasiwa membereskan perlengkapan kuliah mereka masing-masing.

“Cil, hari ini gue gak ikut ke RS ya..” ucap Wina di tengah kesibukkannya merapikan peralatan kampus

“Lah kenapa? Tadi katanya lo ikut. Ah gak seru lo Win”

“Sorry gue baru dapet kabar, mama gue minta diantar ke mall, nih whatsapp dia” jawab Wina seraya memperlihatkan whatsapp mamanya ke Cecil

“Yaudah deh biar nanti gue ngomong ke Icha. Yuk pulang. Eh tapi tunggu deh gue kayaknya mau ke ruangan musik dulu deh baru nanti ke RS. Lo duluan aja Win”

“Yaudah lo ati-ati ya. See you tomorrow beib” ucap Wina seraya melambaikan tangannya ke Cecil dan Cecil pun membalasnya

Author POV

Cecil berjalan menuju ruang musik. Tanpa disadari oleh Cecil, Vicko memperhatikannya tapi Vicko tau ini bukan kesempatan yang bagus untuk mendekati Cecil, maka di urungkan niatnya untuk menghampiri Cecil. Cecil tetap berjalan ke ruang musik. Ruangan yang selalu tersedia kapanpun bagi mahasiswa jurusan seni musik dan tempat terbaik bagi Cecil untuk meluapkan ide dan perasaannya menjadi satu.

Cecil membuka pintu ruangan itu dan ruangan itu kosong seperti biasa. Di ruangan itu terdapat satu set alat musik lengkap dan piano besar berwarna merah maroon lah yang menjadi pilihan Cecil. Cecil mengeluarkan buku musiknya yang selalu ada di tasnya. Dia mencoba mencari nada dan kunci yang pas untuk lagu baru yang ia ciptakan. Cecil terlena dengan lagu buatannya sendiri. Dia tidak menyadari bahwa ada seseorang yang memperhatikannya semenjak dia menyanyikan reff ke dua dari lagu itu.

~~~

Adrian POV

Aku berjalan keluar dari kantin karena kelasku berakhir pukul 1 siang. Seperti biasa aku bersantai dulu dengan kunyuk-kunyuk ku yang sudah menjadi temanku selama kurang lebih dua tahun dan setelahnya kita mengerjakan tugas kelompok.

Oh iya aku lupa memperkenalkan siapa aku, aku Adrian Wiratama aku mahasiswa jurusan arsitektur di salah satu universitas swasta terkenal di Jakarta. Dan si kunyuk dua itu aku gak usah perkenalin lah ya mereka gak terkenal soalnya. Aku tetap berjalan berjalan menuju parkiran mobil, kalau kalian tanya dimana kunyuk-kunyuk itu mereka sudah terlebih dulu meninggalkanku sendiri di kantin.

Saat aku melewati sebuah ruangan samar-samar aku mendengar suara indah. Suara yang selama ini aku dengar saat aku melewati tempat ini. Aku mendekat kearah pintu dan ku pegang handle pintu itu dan ternyata tidak dikunci, tidak seperti biasanya yang selalu terkunci sehingga aku susah untuk tahu siapa yang ada di dalam sana. Ku buka pintu itu secara perlahan agar tidak mengganggu kegiatannya dan kututup kembali. Ku sandarkan tubuhku ke salah satu tembok dan memandanginya dari jauh. Ku nikmati alunan musik yang terdengar di telingaku seraya memejamkan mata. Dia memainkannya dengan baik sampai aku baru sadar dia sudah berhenti bermain.

~~~

Cecil POV

“Ehheemmm...”

Suara deheman menginterupsi kegiatanku berkemas dan mau tak mau aku menoleh kearah sumber suara. Aku tersentak ketika seorang lelaki yang tak ku kenal mendekat kearah ku. Secara tidak langsung otak ku bertanya-tanya.
Mengapa lelaki itu ada disini? Dia siapa? Bukankah ruangan ini sudah ku kunci?

“Hemm.. sorry tadi gue denger suara dari sini dan pintunya gak ke kunci jadi gue langsung masuk. Sorry kalau lancang” ucapnya sedikit terbata-bata atau mungkin gugup

“Ehhh iya gapapa.. Btw lo tadi bilang pintu gak ke kunci?” ucapku dengan membulatkan mata karena baru kali ini aku lalai, tidak menutup pintu ruangan musik

“Iya. Mangkanya gue langsung masuk. Oh ya sorry pasti anak jurusan lain gak boleh masuk ke ruangan ini ya?”

“Ah gak juga sih cuman gue mungkin teledor aja karena biasanya gue tutup pintu setelah gue masuk”

Apa? Tuh anak dari jurusan lain? Ngapain dia disini? Jurusan mana dia?
Ehh dia kok senyum sih.. Duh nih orang gila kali ya

“Oh ya gue Adri, anak arsitektur 2015” ucapnya seraya mengulurkan tangannya

Apa? Dia anak arsitektur? Lah kan fakultas itu jauh banget tempatnya dari sini? Duh fix dah nih orang gila...

“Gue gak gila kok santai aja. Mobil gue emang di parkiran fakultas seni kok. Oya btw nama lo siapa?”

Lah.. Ini anak tau pikiran ku? Wahh ini anak cenayang dah..

“Gue bukan cenayang kok. Gue tau dari raut wajah lo. Btw, nama lo siapa?”

“Ahh iya sorry, gue Cecil anak seni musik 2015” ucap gue seraya menjabat tangannya juga yang sedari tadi ada di depan gue

“Tumben anak musik belum pulang udah hampir jam 5 nih. Biasanya kalau ada ekstra baru kalian kumpil disini”

Apa hampir jam 5? Duhhh Icha gue lupa

“Ehhh sorry ya.. Gue buru-buru byyee” ucap gue seraya mengambil tas dan berlari meninggalkan dia yang terpaku disana

Duhhh mampus kan aku udah janji mau jenguk Icha kok lupa sih. Ahh dia pasti marah besar nih. Aku bawa buah naga lah ke dia biar dia gak marah.

~~~




*maaf masih gajelas.. Masih cari ilham buat dapet jalan cerita yang ngefeel. But please leave vote and comment biar aku dapet feedback dari kalian. Thank you 🙏

Only 12 Hours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang