2

7 1 0
                                    

"Ga"

Merasa dipanggil Angga menoleh ke sumber suara. Vellary sedikit tertunduk saat dipandang oleh Angga dengan tampang bingungnya. Setelah hampir dua minggu mereka tidak saling bicara semenjak mereka memilih mengakhiri hubungan- ah tidak, semenjak Angga memutuskan hubungan mereka. Akhirnya Vellary memberanikan dirinya menghampiri Angga.

"Bisa ngobrol sebentar?" Vellary menggigit bibir bawahnya, takut jika ajakannya ditolak Angga.
"Kenapa?" Vellary mengangkat sedikit kepalanya untuk melihat Angga, lalu dilihatnya sekeliling.

"Nggak disini,Ga" Masih dengan hati yang sedikit cemas, takut Angga tidak mau.

Angga lalu berdiri dari bangkunya, lalu mengkode Vellary untuk mengikutinya. Vellary berjalan selangkah dibelakang Angga hingga akhirnya mereka sampai di taman belakang sekolah yang sepi.

"Kenapa?" Angga bertanya sekali lagi.

"Ga, maaf" Vellary menundukan kepalanya dalam. "Kenapa?" Angga memandangi Vellary yang tertunduk, tak berniat mengalihkan pandangannya.

"Maafin aku,Ga. Aku kangen kamu" Angga masih tetap memandang Vellary.

"Ary sayang sama Aga" Vellary mengucapkannya dengan nada yang sangat pelan, bahkan bisa dibilang berbisik.

"Kenapa?" Lagi-lagi hanya itu kata yang keluar dari mulut Angga. Vellary semakin menundukkan kepalanya, tak sanggup menatap Angga.

"Kenapa lo selingkuh,Vel? Kenapa lo nggak bilang kalau lo bosen sama gue? Sama hubungan kita? Kenapa, Vel?" Vellary masih tetap bungkam, bibirnya terasa kaku, tidak bisa menjawab pertanyaan Angga.

Tak lama isakan Vellary mulai terdengar. Angga masih diam ditempatnya memandangan Vellary dalam diam.

"Kenapa,Vel?" Angga masih tetap bertanya.

"Maaf... Maaf.." Hanya itu yang bisa diucapkan Vellary.

Tiba-tiba Angga memeluk Vellary. Gerakan tiba-tiba Angga membuat Vellary mematung.Tak lama Vellary membalas erat pelukan Angga sambil menenggelamkan kepalanya ke dada Angga.

"Kadang gue mikir,disini yang salah sebenarnya siapa? Kenapa seolah-olah gue orang yang udah jahatin lo Vel, gue orang yang udah buat hubungan kita hancur, padahal bukan" Angga sedikit menghela nafas sambil tangannya mengelus kepala Vellary di dadanya.

"Dan dengan liat lo nangis gini gue jadi semakin merasa kalau gue yang salah disini" Tangannya masih setia mengelus kepala Vellary.

"2 tahun Vel. 2 tahun kita pacaran dan lo dengan mudahnya selingkuhin gue. Kalau emang udah bosan gue lo bisa bilang Vel, kasih tau salah gue dimana. Gue bakal coba ngerti, meski akhirnya gue akan sakit hati. Tapi setidaknya lo jujur sama gue Vel. Gue bakal ngelepas lo, walau berat buat gue ngelepas lo." Tangis Vellary semakin kencang di dada Angga. Sambil terus menggumamkan kata maaf yang masih bisa didengar Angga.

Angga kembali menghela nafasnya, sakit di hatinya masih ada. Benar-benar tidak menyangka Vellary akan tega mengkhianatinya.

Sesungguhnya sudah dua minggu ini, semenjak hubungan Angga berakhir, Angga selalu merenungkan dimana letak kesalahannya dalam hubungan mereka, tapi Angga benar tidak menemukannya. Entahlah.

"Gue gatau lagi harus ngomong apa Vel" Angga perlahan melepaskan pelukkannya lalu memandang lurus kearah Vellary yang masih menunduk. Kedua tangan Angga menangkup wajah Vellary lalu mempertemukan pandangan mereka.

"Jujur, gue juga kangen lo Vel. Bahkan sampai saat ini gue masih sayang sama lo Vel, bodohkan gue?" Angga terkekeh geli yang dipaksakan. Ibu jari Angga mengusap pipi Vellary yang basah sambil tersenyum pedih.

"Tapi gue nggak tau Vel, sampai kapan gue bakalan tahan jauh dari lo. Tapi kalaupun gue coba buat deket sama lo lagi hati gue belum siap, hati gue masih berusaha buat pulih Vel." Angga kembali memeluk Vellary sedikit lebih erat.

" Gue sayang lo Vel, tapi buat sekarang kita nggak usah deket dulu ya?"

Vellary kembali menangis mendengar ucapan Angga. Tidak! Rencananya berbicara dengan Angga untuk memperbaiki hubungan mereka, bukan untuk ini! Dia takkan pernah siap untuk yang satu ini, ini sangat menyebalkan! Tapi lidahnya terasa kelu untuk mengatakannya. Yang Vellary bisa hanya diam sambil masih terus menangis.

"Udah, jangan nangis lagi. Gaga cuma mau tenang sebentar, Ary nggak boleh nangis, kan Ary yang selingkuhin Aga, hehe" Angga mencoba menghapus air mata Vellary yang tak berhenti mengalir.

"Gaga pamit sebentar ya buat sembuhin hati Gaga, kalau kita jodoh pasti bakal sama-sama lagi kan?" Angga tersenyum lembut kearah Vellary. Sambil merapikan rambut Vellary kebelakang telinga. Sedetik kemudian bibir Angga sudah menempel di kening Vellary.

Angga mulai menarik diri, lalu berbalik dan melangkah pergi menjauhi Vellary. Sementara Vellary masih berdiri mematung menatap kepergian Angga untuk kedua kalinya.

Sebesar itukah kesalahannya hingga orang sebaik Angga harus sesakit itu karna dirinya? Vellary takkan pernah bosan mengatakan jika dia menyesal. Sangat.

-----------------------------------------------------------

9 Maret 2020

23:50

Jangam lupa Vote + Comment ya ❣️

Luvluv

-Nta❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RosemaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang