Bab 3

6K 262 9
                                    




"Pada akhirnya semua perhatian lo cuman harapan."

-RASYA-

Setelah dua hari pelaksanaan MOS di SMA NUSA GARA berlalu, akhirnya hari ketiga menjadi penutupan acara ini dan itu artinya Kesya resmi dilantik menjadi siswi SMA. Tidak banyak hal yang berubah. Hanya saja, mungkin Rendy hadir lebih dekat dihidupnya dalam tiga hari ini, buktinya saja tadi pagi pria itu menjemputnya lagi untuk berangkat ke sekolah bersama.

"Ciee yang bentar lagi pake seragam abu-abu," sindir Rendy pada gadis disebelahnya yang sedang sibuk mengunyah roti ditangannya.

"Hampir keselek gue kak," kesal Kesya membuat Rendy malah khawatir.

Rendy segera mengambil sebuah botol air mineral didalam tasnya dan segera menyerahkannya pada Kesya. "Ini, lo minum dulu."

Kesya spontan melirik wajah khawatir Rendy. Ternyata disisi lain pria ini peduli padanya.

"Makanya! sarapan itu dirumah bukan disekolah," sindir Rendy sinis.

Baru berapa detik gadis itu dibuat meleleh dengan sikap Rendy barusan dan didetik berikutnya semua itu runtuh seketika.

"Yang makan kan gue kenapa lo yang sibuk kak?"

"Yalah secara kan lo milik gue."

"Hah maksudnya kak?"

Bukannya menjawab pria itu malah beranjak pergi. "Gue mau taruh tas gue dulu ke kelas dan itu minum gue lo bawa aja tapi, inget jaga baik-baik jangan sampe ilang,"

Mendengar perkataan pria itu barusan membuat Kesya ingin saja melempar botol minum bening dengan tutup berwarna hitam itu ke got depan kelasnya. Pria itu selalu saja membuat nya kesal. Tetapi pria itu juga bisa membuatnya merasa bahagia dalam sekejap. Entahlah gadis itu tidak terlalu menyadarinya.

"Lo Kesya kan?" ucap seorang gadis sebayanya sedang berada disampingnya.

"Eh iya kenapa ya? btw kok lo tau nama gue ya ?"

Gadis itu tersenyum. "Kenalin nama gue Livina dan gue tadi uda liat daftar pengumuman kelas dimading dan gue juga liat kalo kita sekelas."

"Wahhh, makasih infonya Livina! Dan kenalin juga nama gue-," ucapnya terpotong.

"Gue udah tau nama lo kok Sya. Siapa sih yang gak kenal lo disekolah ini," ucapnya antusias sedangkan Kesya hanya melongo mendengarkan perkataan Livina barusan.

"Sya, ikut gue bentar." ucap seorang pria tiba-tiba menarik lengan Kesya.

"Gue duluan ya Liv," ucap Kesya segera pamit pada teman sekelasnya itu.

"Apaan sih kak lo tarik-tarik sakit tau gak!"

Secara spontan Rendy langsung melihat tangan Kesya yang memerah akibat dirinya dan itu membuat Rendy sangat merasa bersalah pada gadis itu.

Pria itu langsung mengelus-elus tangan Kesya dengan telunjuk jarinya dengan serius lalu sesekali pria itu meniup dengan mulutnya. "Masih sakit ya Sya?"

Gadis itu terdiam masih tak menyadari sedari tadi dirinya malah melihat apa yang dilakukan pria itu terhadapnya.

Pria itu tersenyum jahil melihat reaksi gadis itu yang memerah.

"Baper kan lo,"

Gadis itu segera melepaskan tangannya yang masih dipegang Rendy ."Apaan sih kak, geer banget lo!"

"Ngaku aja ngapa sih Sya,"

"Bodo amat dah, oiya kak lo ngapain sih tarik-tarik gue ke sini?" ucap gadis itu heran. Ngapain juga pria itu membawa dirinya ke sebuah taman sekolahnya.

"Jadi lo gak mau nih gue tarik-tarik?" goda pria itu lagi dan itu membuat Kesya tambah kesal.

"Gak ada yang penting kan kak? gue mau ke kelas." ucapnya yang membuat Rendy kembali menahan langkah gadis itu untuk pergi.

"Lo duduk dulu Sya, gue mau ngomong sesuatu."

"Ngomong apa?"

"Gue bakalan jadi perwakilan olimpiade jurusan ekonomi tahun ini." ucap pria itu semngat tetapi ada sedikit wajah sedih terlukis disana.

"Lah terus? apa hubungannya sama gue kak?"

"Olimpiadenya di Bandung Sya."

Ini aneh tetapi gadis itu tak mengerti. Kenapa hatinya terasa sedikit perih mendengar kata-kata itu. Tapi kenapa dirinya harus merasa sedih? toh dia bukan siapa-siapa.

"Oh, Lo mau gue ucapin selamat gitu ya kak? yauda gue ucapin lo selamat dan gue doain lo menang di olimpiade tahun ini." ucap Kesya tersenyum dan membuat Rendy juga tersenyum.

"Makasih ya Sya. Sekarang lo boleh kok balik ke kelas lo." ucap Rendy tersenyum pilu tetapi dirinya berusaha menutupi dengan sekuat tenaganya agar gadis itu tidak mengetahui bahwa dirinya berat melepaskan gadis itu sendiri disini.

RASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang