[Prolog]

28 6 3
                                    

"Hidup itu pilihan, ketika lo mau memilih lo harus ikutin kata hati lo. Tapi buat apa lo nurutin kata hati lo kalo ujung2nya bakalan sakit hati juga?"

Pagi ini tak secerah biasanya, mendung, awan hitam kini terlihat mengepul diatas sana bersiap meluncurkan tetes demi tetes air hujan. Gadis itu mendongakkan kepalanya keatas

"Mendung, sama kaya hati gue, mendung juga."

Mendung? Ia mendefinisikan hatinya yang sedang mendung. Bila awan sedang mendung, hal apa yang selanjutnya akan terjadi? Turun hujankah? Lalu apabila hati seseorang yang merasakan mendung, akan menangiskah dia? Entahlah hanya hati kecil seseorang itu yang bisa benar-benar merasakannya. Seorang pria lebih muda terlihat menghampirinya

"Put, putriiii, woyyy bengong aja lu"

[Putri Pov]

"Put, putriiii, woyyy bengong aja lu"
Aku tersentak kaget saat tiba-tiba seseorang berteriak di wajahku.

"Yaampun Dimas, lo itu bisa gak sih gausah ngagetin orang? Gue kaget bego, untung gue kaga ada riwayat penyakit jantung, kalo ada bisa mati gue. Lo itu adek macem apa sih? Songong banget!"

Aku langsung emosi saat tahu adikku yang membuatku kaget, untung adek kalo bukan udah gue bunuh lu. Aku mengibas-ngibaskan tanganku untuk meredamkan emosi, biar bagaimanapun juga Dimas adalah satu-satunya keluarga yang ku miliki saat ini.

"Yah abis daritadi gua ajak ngomong lu nya malah diem aja kak put, yaudah deh gua kagetin" Ujar Dimas

"Yah tapikan gausah pake ngagetin juga Dim, sumpah kaka kaget beneran lohh"

Aku memberi penjelasan pada adikku yang bernama Dimas ini. Hm omong-omong, sepertinya aku belum memperkenalkan diriku pada kalian, baiklah aku akan memperkenalkan diri. Namaku Putri Alfarish, kalian bisa memanggilku Putri. Di rumah besar ini aku hanya tinggal berdua bersama adikku yang bernama Dimas Ari itu, tak lupa oleh 1 pelayan yang ikut tinggal bersama aku dan Dimas. Entahlah, jika kalian ingin menanyakan dimana keberadaan orang tuaku, aku pun tak tahu harus menjawab apa. Bahkan aku pun tak tahu siapa dan dimana mereka saat ini, yang aku tahu aku hanya memiliki Dimas satu-satunya keluargaku saat ini. Hm jika ingin membicarakan soal percintaan, sumpah aku belum pernah berpacaran sama sekali, tapi aku adalah tipe-tipe orang yang mudah terpesona oleh seorang pria seusia ku. Kadang aku bingung, setiap aku dekat dengan seseorang, awalnya memang terasa manis, menyenangkan, bahkan sangat indah. Namun semua itu hanya sementara, pasti ujung-ujungnya bakal sakit hati. Bullshit jika ada seseorang berkata 'cinta itu indah' F U C K! Buktinya aku tidak pernah merasakan itu. Setiap kisah cinta yang kujalani pasti akan berakhiran tragis, kalian tidak percaya? Baiklah aku tidak memaksakan kalian untuk percaya, em tapi setidaknya aku hanya ingin sedikit berbagi tentang nasib percintaanku yang selalu gagal ini.

-bersambung

Don't forget to vote n comment this story, buat kalian yg ingin tanya2 tentang cerita ini silahkan komen ajaa, seloww bakal gue jawab😅

It's ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang