[2] About First Love

16 2 1
                                    

"Karena aku tahu, ketika hati mulai memilih untuk mencinta, berarti ia telah siap atas segala resikonya"

* * *

Cinta, sebuah perasaan yang memang benar adanya. Tak terlihat, namun dapat tersirat. Tak dapat di genggam, namun dapat dirasakan. Tak tersentuh, namun sangat menyentuh hati.
Cinta, tak pernah mengenal waktu. Tak peduli seberapa cepat ia terikat, tak peduli seberapa lama ia saling menatap. Namun yang jelas, jika cinta mulai menghampiri dan bermuara pada hati seseorang, saat itulah kita mengetahui bahwa cinta bukan hanya tentang bahagia. Namun, juga tentang luka.

Ditutupnya buku diary bersampul Doraemon itu. Dalam diam, Putri menyandarkan tubuhnya disandaran sofa. Bimbang, itu yang saat ini ia rasakan. Entahlah, pikirannya seolah terpusat hanya pada satu orang. Ck dia lagi dia lagi. Seperti film yang diputar berulang kali, seperti kaset rusak yang selalu mem-pause-kan suatu gambar, otaknya seolah sudah merekam semua hal tentang dia. Dia, seorang pria asing yang tiba-tiba hadir dihatiku tanpa permisi terlebih dahulu

flashback on^^

Aal mengaitkan tangannya dengan tangan putri. Mengiringnya untuk terus berjalan menjauhi taman yang seperti bukit indah itu. Melewati hamparan ilalang dan hamparan dandelion yang asik melambai-lambai, mereka terus melangkahkan kakinya menjauhi tempat itu.

"Put, lo percaya gak sama yang namanya cinta pada pandangan pertama?" Aal bertanya sambil menolehkan wajahnya pada Putri. Sejenak Putri mengernyitkan sebelah alisnya bingung, kenapa ia menanyakan tentang hal itu pikirnya

"Hm percaya gak percaya sih, kalo lo percaya gak?" Tanya Putri balik

"Kalo gue sih percaya, karna gue udah pernah ngalamin itu" Ujar Aal

"Kapan?"

"Sekitar 4 jam yang lalu" Jawab Aal

Refleks gadis itu menghentikan langkahnya, kemudian langsung menjatuhkan pandangannya pada Aal yang terlihat serius. Putri tak mengerti, pernyataan Aal tadi itu sangat terdengar ambigu baginya. 4 jam yang lalu, bukankah 4 jam yang lalu itu mereka masih mengobrol di taman bukit itu?

"Mak- maksud l-lo?" Tanya Putri dengan rasa gugup yang tiba-tiba menghampirinya

"Masa lo gak ngerti?" Tanya Aal balik

"Aal, 4 jam yang lalu itu kita tadi masih ngobrol di taman bukit itu" Putri menjedakan ucapannya sebentar, menelan ludahnya dengan susah payah, lalu mulai melanjutkan ucapannya "Terus siapa orang yang lo bilang lo cinta pada pandangan pertama lo itu?" Lanjut Putri

Aal memfokuskan pandangannya pada Putri, lalu meraih kedua tangan Putri untuk digenggamnya.

"Kalo gue bilang, orang itu adalah lo, apa lo bakal percaya?" Putri membelalakkan matanya dengan mulut setengah terbuka

"A-apa? G-gu-gue?" Aal menganggukan kepalanya

"Iya orang itu adalah lo, percaya atau gak percaya itu sih terserah lo, yang penting gue udah ngakuin itu. Jujur waktu pertama kali gue ngeliat lo di taman tadi, dada gue langsung deg-degan. Sumpah gue gak bisa ngendaliin itu semua" Aal memberikan jeda pada ucapannya

"Asal lo tau, sebelum tadi gue mutusin buat nyamperin lo di tempat itu, sumpah badan gue tuh kaya orang meriang tau gak? Gemeteran, panas dingin pokoknya gugup banget deh tadi" Dengan tawa yang hambar, Aal terus melanjutkan ucapannya

"Dan tadi, saat gue liat lo tersenyum dan itu karna gue, gue seneng banget, lebih tepatnya BA HA GI A" Lagi-lagi Aal menjedakan ucapannya

"Gue tau ini terlalu cepat, tapi seenggaknya gue udah berusaha buat jujur tentang perasaan gue ke lo. Tapi lo tenang aja, gue tau diri kok, gue gak bakalan maksa lo buat nerima gue secepat ini, tapi gue punya satu permintaan, please jangan ngejauh dari gue setelah lo tau tentang perasaan gue. Kasih gue kesempatan buat nunjukin ke lo kalo gue bener-bener serius cinta sama lo"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It's ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang