[1] First Love

25 3 0
                                    

"Tuhan, apakah ini yang namanya cinta? Cinta yang hadir untuk pertama kali dalam hidupku.."

Seorang gadis terlihat berlari terburu-buru menyusuri setiap koridor kelas, koridor itu terlihat sepi karena memang jam sudah menunjukkan pukul 7.30 pagi, dan itu berarti bel masuk telah berbunyi dari setengah jam yang lalu. Gadis itu semakin mempercepat langkahnya ketika ia hampir mendekati kelas XI IPA 1, setelah sampai di depan pintu itu ia menyempatkan untuk menghirup nafas sebanyak-banyaknya dan menghembuskannya beberapa kali, berniat untuk sekedar menenangkan hatinya yang sedari tadi gugup

"Bismillahirohmanirrohim, ya allah mudah-mudahan aja gue gak disuruh balik" ucapnya dalam hati.

Lalu ia segera mengetuk pintu itu sembari mengucap salam dan langsung memutar knop pintu, ia melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas dengan kepala menunduk

"Mm-maaf bu sa-saya telat"  Ujarnya dengan takut-takut.

"PUTRI ALFARISH, beraninya kamu masuk ke kelas ini, lihat jam! Sudah jam berapa ini?"

[Putri Pov]

"Mm-maaf bu sa-saya telat" Ujarku dengan takut-takut, aku menundukan wajahku karena tidak berani menatap wajah Bu Fanny

"PUTRI ALFARISH, beraninya kamu masuk ke kelas ini, lihat jam! Sudah jam berapa ini?" Aku semakin menundukan wajahku saat bu Fanny mulai memarahiku. Oh tuhan ingin sekali aku menutup wajahku dengan ember 'ember mana ember? Ya ampun mau ditaro dimana muka gue ini? Ah sial banget gue hari ini'

"Sekarang jam 8 kurang 15 menit bu, hehe" ucapku dengan cengiran

"Cengar-cengir kamu, udah lebih baik kamu keluar sana! Ke ruang BK sekarang! biar bu Ayu yang ngasih hukuman ke kamu!"

"Lah bu jangan dong bu, jangann, baru sekali saya telat masa langsung dihukum sih bu? Ah bu fanny gaseru nih, gimana kalo kita dam..." belum selesai aku bicara, bu Fanny sudah memotongnya

"Apa? Damai apa? Gaada damai-damaian, udah sekarang kamu keluar!"

Dengan berat hati aku membalikan tubuhku dan mulai melangkahkan kaki berjalan menjauhi kelas.

"Ah sial, sial banget sih gue hari ini, ah tolooollll" Aku menghentak-hentakan kaki ku kesal.

"Ck daripada gue ke ruang BK, mending gue cabut ajalah, bolos sekali-kali" Ujarku lagi sambil terus berjalan keluar menjauhi area sekolah. Em kemana ya? Ke taman ajadeh. Aku terus melangkahkan kaki ku, melewati jalan setapak demi setapak, melewati hamparan ilalang yang asik menari-nari karena berhembusnya angin. Saat sampai, aku langsung mendudukan tubuhku diatas rumput hijau yang langsung berhadapan dengan danau itu.

Sungguh pemandangan yang sangat indah, duduk diantara hamparan ilalang dan hamparan bunga dandelion serta berhadapan langsung dengan danau yang terlihat damai, membuat hatiku terasa tenang. Aku duduk dengan menekuk kedua lututku, lalu memeluknya dengan kedua tanganku. Supaya semakin nyaman, aku memejamkan kedua mataku, merasakan betapa sejuknya tempat ini. Satu menit, dua menit, tiga menit, bahkan hingga sepuluh menit, aku masih saja memejamkan kedua mataku.

"Em boleh aku duduk disini?"

Aku tersentak dan langsung membuka mataku lebar-lebar deg. Ya tuhan, tampan sekali dia. Aku mengerjapkan kedua mataku menepis pikiranku. Aku menganggukan kepalaku sebagai jawaban untuknya. Dadaku masih berdebar karena keterkejutanku barusan.

"Sendirian aja?" Laki-laki itu bertanya  padaku.

"I-iiyaa" Ujarku dengan terbata-bata, entahlah, dadaku masih berdebar kencang, bahkan sangat kencang. Entahlah berdebar karena apa, karena kehadirannya yang sangat tiba-tiba, atauuu ah sudahlah aku pun tak tahu karena apa. Tapi yang jelas, sejak dia ada disampingku, aku langsung gugup seketika.

"Gausah gugup gitu, gue bukan orang jahat kok"  shit, ternyata kegugupanku disadari olehnya, tak bisa aku bayangkan bagaimana dengan pipiku, pasti sudah memerah.

"Haha pipinya merah lucuu" ia berkata sambil terkekeh, astagaa tampan sekali diaa. Aku semakin menyembunyikan wajahku karna malu.

"Kenalin, gue Aldi Pratama. Nama lo siapa?" Laki-laki itu bicara sambil mengulurkan tangannya kearahku. Aku langsung menyambut uluran tangannya

"Hai aldi, nama gue Putri, Putri Alfarish" Ujarku seraya tersenyum.

"Jangan panggil gue Aldi, panggil aja Aal, biar akrab gituu" Ujar Aal

"Hm iyadeh Aal, btw sejak kapan lo ada disini? Perasaan tadi pas gue dateng, gaada siapa-siapa dehh" Aku langsung menanyakan itu padanya, jujur saja aku bingung, kenapa dia tiba-tiba ada disampingku

"Barusan, gue kira disini gaada siapa-siapa, eh taunya ada bidadari lagi ngelamun" Ujar Aal disertai dengan senyum mautnya

"Ah apaan sih lo, receh banget gombalan lo tau gak" Aku menundukan kepalaku bermaksud untuk menyembunyikan pipiku yang sudah pasti merona ini

"Siapa yang gombal sih? Ini fakta loh, lo itu cantik kaya bidadari"

"Bodo ah" Aku memalingkan wajahku karna sangking malunya.

Ya tuhan, kenapa detak jantungku rasanya seperti sedang balapan, detakkannya sangat cepat. Seperti ada sesuatu yang menguap dihatiku, aku sadar ini perasaan apa. Namun secepat itukah? Apa ini benar-benar cinta pertamaku?

"Hey, malah ngelamun. Mikirin apaan sih?" Aal mengibas-ngibaskan tangannya diwajahku, menyadarkan pikiranku yang sejak tadi entah berkelana kemana

"Ah nggak kok, ga mikirin apa-apa" Aku menggelengkan kepalaku seraya tersenyum

"Em btw, lo sekolah dimana?" Tanya Aal padaku

"Gue sekolah di SMA PUTRA PELITA, lo dimana?" Aal membelalakan matanya setelah aku menjawab pertanyaannya

"Gue juga sekolah disitu, kok kita gak pernah ketemu yaa? Sumpah kaget gue dengernya. Gue kelas XII IPA 2, lo kelas berapa?" Seru Aal heboh

"Pantes kita gak pernah ketemu, lo kaka kelas gue ternyata. Gue baru kelas XI, kelas XI IPA 1 tepatnya"

"Em pantesan" Aal mengangguk mengerti

Setelah itu, terjadi keheningan. Entah memikirkan apa, tapi yang jelas keduanya asik dengan pikirannya sendiri. Tak terasa, hari semakin siang, panasnya terik matahari semakin terasa. Membuat aku sedikit terusik, meskipun tempat ini terbilang sejuk, namun tetap saja terasa panasnya. Aku mengalihkan pandanganku pada jam yang melingkar di tangan kiriku

Udah jam setengah dua, udah waktunya pulang sekolah. Gue pulang deh, kasian Dimas sendirian.

"Al, gue pulang duluan ya?" Tanyaku sambil beranjak dari dudukku dan menepuk-nepuk rok bagian belakangku yang sedikit kotor karna duduk diatas rumput tanpa alas.

"Yaudah, tapi biar gue anterin yaa?"

"Ah gausah lah, nanti ngerepotin lo lagi" Aku menolaknya secara halus

"Nggaklah, ngerepotin apaan sih? Gue anter ya? Please.." Akhirnya aku pun menganggukkan kepalaku meng-iyakan permintaannya.

"Yaudah yuk" Aal mulai melangkahkan kakinya setelah menggenggam erat satu tanganku.

Tuhan, tolong jangan buat aku dengan mudahnya mencintainya. Aku takut perasaanku tidak terbalas, aku belum siap untuk merasakan sakitnya.

Dalam diam, aku mulai menyadari, mengakui, bahwa kini aku telah benar-benar mencintainya. Mencintai seseorang yang jelas-jelas baru aku kenal beberapa jam yang lalu.

-bersambung

Halluww, It's Choice chapter 1 udah di publish😊 Jangan lupa vote n commentnya ya, jangan lupa follow gue juga😆

It's ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang