Dia

70 4 2
                                    

Kita seperti kebetulan yang dibenarkan oleh Tuhan
-Andrea William-

Rupanya Gabriel sangat senang hari ini karna mentari menampakkan senyumnya :)  manis kaya kamu. Eh.🙊
Gabriel adalah gadis ceria yang sederhana dan cantik juga berhijab. Dibalik kesederhaannya dia mempunyai begitu banyak bakat terpendam

"Penampilanmu semalam sungguh menakjubkan" sapa seorang siswa yang menghentikan langkahnya saat berada di depan kelas

"Penampilan kami kak, bukan aku saja"

"Iya iya penampilan kalian, kamu selalu saja mengelak tidak terima jika aku hanya menyebutmu"jawab Zafran murid XII IPS3 itu

"Hehe kan memang seperti itu, terima kasih:) "

Ya memang Gabriel adalah gadis yang ramah juga sopan banyak kelebihan yang ada pada dirinya namun tak membuatnya congkak ataupun merendahkan orang lain
Tak sedikit yang mengagumi bahkan menyukainya. Namun sangat sulit untuk mendapatkan gadis berhijab yang satu itu. Entah karna apa Gabriel menjadi sosok yang sangat diidamkan banyak siswa lelaki di sekolahnya.

"Aku masuk dulu ya kak"ucap Gabriel

"Bentar napa el gua masi pengen ngob"
Belum selesai Zafran bicara sudah terpotong karna suara dari dalam kelas yang meneriaki nama Gabriel

"Dahh kak maaf yaa" Gabriel tersenyum dan melambaikan tangannya
Zafran hanya bisa tersenyum dan menggeleng sambil pergi meninggalkan kelas itu

"Ada apa sih drey sampe teriak kaya gitu"tanyaku kepada audrey yang tadi meneriakiku

"Kaga apa si cuma mau ngasih tau aja tadi pak Danu bilang ke gue kalo ntar pulang sekolah lo disuruh nemuin di kantor"

"Ada apa? "

"Ntah,  dia cuma ngasik tau itu"

"Oke makasih ya drey"

"Iye nahh"

Audrey adalah teman sekelasku dia cuek dan acuh tapi dia baik kok:)

Bel pun berbunyi pertanda bahwa anak-anak harus segera berkumpul di lapangan untuk mengikuti upacara bendera.
Akupun segera menuju markas pmr untuk bersiap-siap berjaga.  Ya aku mengikuti ekskul PMR dan juga musik tentunya.

"Terima kasih untuk kehebatan kalian semua, saya sangat bangga dengan kalian"
itulah yang diucapkan kepala sekolah kami sebelum menutup amanatnya
Seperti upacara pada umumnya setelah amanat kita dituntun untuk berdoa. Tiba tiba saja aku melihat seseorang yang kehilangan keseimbangan dan hampir limbung sebelum aku menggapai lengannya. Aku menuntunnya hingga ruang UKS. Kutidurkan dia sambil bertanya "apa yang kamu rasakan" namun tak ada jawaban kulihat dia menutup matanya.
Aku mengambil minyak kayu putih untuknya

"El"

"Dari mana dia tau nama panggilanku"batinku

"Maaf" lanjutnya

"Untuk apa"

"Maaf karna menabrakmu semalam" jawabnya

"Tidak papa,  lupakan saja" baru aku ingat bahwa dia yang menabrakku semalam hingga aku jatuh terduduk.  Namun tak apa mungkin dia sedang terburu-buru kemarin.

"Apa yang kamu rasakan saat ini" tanyaku kembali

"Tidak ada"

"Lalu? Bagaimana bisa kamu seperti ini"

"Tidak apa el" jawabnya ringan
Saat aku menyodorkan minyak untuknya tangannya tidak sengaja memegang jemariku
Panas

"Mungkin ini yang membuatnya limbung tadi"batinku

"Yasudah istirahat dulu aja di sini "

"Terimakasih" jawabnya
Aku mengangguk tersenyum dan meninggalkannya untuk kembali ke lapangan

"Kupastikan kau akan tersenyum lagi padaku el, aku suka senyuman itu" batin Andrea

**
Pelajaran hari ini selesai dengan baik. Aku berjalan menuju kantor untuk menemui pak Danu dimejanya

"Bagaimana keadaan mamamu" tanya pak beni kepada siswa laki-laki yang berada disampingnya
Dia menunduk "Belum ada perubahan pak"jawabnya
"Semoga mamamu lekas sembuh"

Begitulah percakapan mereka yang tak sengaja kudengar

"Assalamualaikum, bapak memanggil saya? " tanyaku setelah mencium tangannya

"Waalaikumsalam, iya el saya mau memberitahu bahwa band the light telah didaftarkan untuk lomba se-provinsi rabu depan. Beritahu teman yang lain untuk mempersiapkan diri"

"Baik pak, akan saya sampaikan kepada teman-teman yang lain untuk mulai latihan"

"Yasudah. Sukses untukmu el dan sampaikan salamku untuk mamamu ndre"

Kami berdua pamit untuk pulang

"Hai el" sapanya sambil tersenyum

"Eh kamu, iya hai" balasku

"Terima kasih telah menolongku tadi"

"Tidak perlu berterima kasih, sudah kewajibaku"

"Kenalin, aku Andrea William" ucapnya sambil memajukan tangannya untuk berjabat

"Gabriel Alikasyah" jawabku sambil menerima jabatan tangannya

"Tau"

"Eh"

"Gabriel Alikasyah murid XI IPA2 salah satu tim band the light dan juga menempati rangking 2 dikelasnya" jawabnya panjang

Aku terdiam, bagaimana bisa dia tahu tentangku jika kami baru bertemu semalam

"El. Malah bengong" tegurnya membuyarkan pikiranku

"Hehe iya maaf,  kamu siapa? "Tanyaku

"Andrea William,  bukankah sudah kukatakan tadi? "Dia berbalik tanya

Mendapati ku berdiam lagi dia mulai membuka mulut kembali bersuara karna mungkin dia tau apa yang kupikirkan

" XII IPA1 " ucapnya kembali

"Maaf kak tadi kurang sopan kamu kamu in kakak" jawabku yang merasa tidak enak

Dia tertawa

"Gapapa kali, santai aja"

Kami bersenda gurau sebentar sebelum tiba-tiba dia terdiam dan melihat kearah jam yang dipakai ditangan kirinya. Belum sempat ku bertanya dia sudah melambaikan tangan pertanda dia akan segera pulang.  Aku hanya tersenyum

Terima kasih untuk waktu singkat yang telah kau beri untukku
-Andrea William-

**
Jangan baper :v
Happy reading yaa❤
Tunggu part selanjutnya;)
Maafin lohh kalo masi banyak salahnya:)

I love him❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang