14

945 159 52
                                    

Wendy murung seharian di kamar bahkan Bundanya sudah pusing karena mendengar teriak tidak jelas Wendy.

Terkadang gadis itu akan berteriak seolah marah dengan seseorang. Dan kadang akan menangis.

Tapi Bunda Wendy hanya menyumpal kedua telinganya dengan headset karena merasa jengah dengan kelakuan anak gadisnya.

"Hua!! Kalok emang mau putus ngomong woy! Ngapa pake selingkuh gini?! Hua!!! Hiks Hiks....."

"Jadi gue dianggap kagak sih? Dateng ngejelasin aja kagak! Huaaaa!!......."

Wendy menatap ponselnya dengan tatapan sedih.

"Ya kalik gue telpon duluan?! Mana harga diri gue?! Ah ogah deh!"

Wendy menetralkan nafasnya lalu merebahkan tubuhnya di kasur.

Ting!

Dengan segera Wendy membaca pesan masuk itu. Berharap jika Sehun yang mengirimnya.

From : 082167889204

Wen aku Hayoung, bisa ketemu enggak? Ada yang pengen aku omongin nih.

To : 082167889204

Bisa Kak dimana?

"Wah semoga ini Pak Sehun huehehehehhehehehhehhehhehehhehhehheh....."

Setelah membaca pesan Hayoung, Wendy segera membersihkan tubuhnya lalu merias wajahnya.

"Gue harus tampil cantik. Siapa tau ini Pak Sehun."

"Eh tapi kenapa gue semangat sih ketemu dia? Harusnya gue keliatan marah dong kalok ketemu. "

.....................

Wendy celingak-celinguk melihat ke sekeliling bangku yang dia duduki. Berharap ada Sehun tapi nyatanya hanya ada Hayoung.

"Kenapa Wen?"

"Enggak Kak hehe cuman bagus aja tempatnya."
"Oh ya kakak mau ngomong apa?"

"Aku hamil Wen."

"Apwaaaa?!!!" Kaget Wendy lalu menutup mulutnya sendiri setelah sadar dengan kelakuannya.

"Huhuhu iya Wen, aku bingung harus gimana."

Wendy mengelus lengan Hayoung memberi penyemangat.

"Ya harus minta tanggung jawab dong kak."

"Dia mau Wen tapi sayangnya Mamah pasti enggak ngizinin aku nikah."

"Yaudah Kak jujur aja kalok kakak lagi emb hamil." Lirih Wendy.

"Aku enggak mungkin bilang Wen, yang ada aku malah bikin malu keluarga. Atau enggak gimana kalau Ayah  kena serangan jantung? Aku enggak mau bilang Wen. Hiks Hiks...."

"Atau aku gugurin aja ya Wen..."

"Kakak enggak boleh gitu! Itukan salahnya kakak dan kandungan itu enggak salah! Harusnya kakak berusaha gimana ngerawat kandungan kakak suapaya sehat terus."

"Aku bingung Wen, Mamah enggak mungkin ngizinin aku nikah duluin abang aku. Kalau aku bilang aku hamil yang ada aku malah bikin Ayah sakit. Hiks hiks......"

"Terus gimana dong kak? Aku juga enggak tau harus ngebantu gimana."

"Wen kamu bisa bantu aku, kamu mau kan bantu aku?"

"Iya Kak aku akan bantu kakak tapi gimana? "

"Nikah sama kakakku."

Wendy langsung menggelengkan kepalanya membuat Hayoung tambah menangis.

Dosen(Ssw + Trio Bangsat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang