****
Hari yang terik penuh keringat membuat gadis berkulit hitam dekil dengan gayanya yang tomboy itu terengah-engah kepanasan, saat dirinya menuju rumahnya setelah usai sekolahnya itu.
"Siti Mariyam" itulah nama aslinya. Gadis tomboy yang suka banyak cakap ini adalah gadis yang selalu dibuli oleh teman-temanya disekolah, padahal Mariyam adalah gadis yang berprestasi disekolahnya. Entahlah apa saja yang menjadi bahan candaan mereka kepada mariyam. Akan tetapi, mariyam merasa dirinya dibuli karena ia tidak mempesona, aneh, kucel, dan bergaya seperti anak laki-laki. Itulah yang membuat dirinya selalu diejek temannya.
Walaupun sering mendapatkan bisikan yang membuatnya itu geram, Mariyam wanita yang memiliki kesabaran dilevel tingkat tertinggi. Jadi, apapun yang terjadi ia tidak pernah memadamkan api dengan api lagi, melainkan dengan air dingin. Dengan bergaya anak laki-lakipun, tidak dipungkiri mariyam bisa mempunyai empat sahabat wanita juga, yang menurutnya mereka adalah sahabat terbaik yang selalu menghabiskan waktu bersamanya, dari kecil bahkan sampai sekarang ini. Sahabatnya itu adalah via, Ninda, Lia, dan Dea. Ke empat gadis ini memiliki sosok yang berbeda yang membuat ciri khas tersendiri pada kubunya itu.
Saat ini mariyam telah usai proses belajarnya, dan kini telah tiba dikediaman hidupnya. Tak heran sepulang sekolah mariyam tak kenal lelah dan bergegas menuju rumah Ninda sahabatnya itu.
"Ninda, main yukk.....!!!!!!" Ucapnya dengan nada agak sedikit tinggi.
" iya sini masuk". Mau main apaan nih?" ucap Ninda penuh kebingungan
Saat mendengar ucapan Ninda itu mariyam langsung menyeludup memasuki kediaman sahabatnya itu dengan penuh semangat.
"Kita main bola bekel yukk....!!!!" ucapnya dengan cengengesan.
"Ohh ok deh, sebentar ya gw ambil dulu bola bekelnya. " ucap Ninda sambil melangkahkan kaki menuju tempat dimana bola bekel itu berada.
Tuk...tuk...tuk...
Langkahan kaki dengan sandal yang agak sedikit tipis. Seorang wanita yang menghampiri dua gadis yang sedang bermain bola bekel. Dea asyifa adalah gadis tomboy yang memiliki rupa bentuk bibir yang agak sedikit maju. Ia pun bergabung dengan mariyam dan Ninda."Woy, pada main apa nih gk ngajak-ngajak gw?" ucapnya dengan nada sedikit tinggi
"Ah elunya aja suka lama si balik sekolahnya, lu sekolah apa mulung (hehehe). " Ucap Mariyam dengan tertawa terbahak-bahak.
" suwe lu, gw kan orang sibuk emngnya lu" pada. Ucapnya dengan ngeledk
Setelah lama perbincangan mereka langsung memulai permainannya dengan penuh kericuhan yang gemulai.
Setelah mereka bertiga sedang asyik bermain bola bekelnya itu, tiba-tiba ada seorang ibu-ibu yang datang menghampiri rumah Ninda yang ingin bersilahturahmi dengan keluarga Ninda dikarenakan ibu tersebut rupanya warga yang baru saja pindah didesa ini yang kini merupakan tetangga barunya. Rasa tak enak yang timbul dibenak wanita bertiga ini, karena melihat rumahnya Ninda sedang ada tamu dan membuat mereka bertiga mengakhiri permainannya itu, dan keluar dari rumah Ninda.
"Nin gw balik aja deh ya sama Dea.....!" ucap Mariyam dengan penuh kekecewaan.
" ok deh, besok aja lagi kita terusin mainannya.......?" ucap Ninda dengan rasa yang tak enak
Kini Mariyam dan Dea mengakhiri permainannya dan mengarahkan kaki menuju pintu keluar rumah Ninda. Setelah perjalanan Mariyam dan Dea mempunyai keinginan untuk bermain lagi, karena baginya sangat membosankan jika harus balik kerumahnya lagi. Mariyam pun mempunyai rencana untuk melihat kondisi rumah ibu yang memiliki sosok berkulit putih dengan rambut yang terurai yang baru saja singgah didesanya itu, dan saat ini banyak warga yang bergotong royong membantu perpindahan Ibu yang masih terlihat muda dan cantik itu. Saat Mariyam dan Dea menghampiri rumah itu, tiba-tiba ada sosok yang membuat mereka terkejut.
"dey, siapa cowo tampan yang dirumah itu.....?" ucap Mariyam dengan senyum dan menggingit bibirnya itu
" ya mana gw tau, iya sih dia manis banget yaa........!. Ucapnya dengan senyum-senyum sendiri sambil menempelkan kepalanya dipundak sebelah kanan Mariyam
Mereka berdua pun menghampiri rumah si pria yang agak sedikit dewasa yang memiliki lesung pipit dan badan yang berisi serta rambut dengan potongan yang rapi. Saat ini pria itu mengenakan pakaian yang berwarna putih, membuat dirinya terpancar indah menawan. Karena pakaian pria itu berwarna putih, maka Mariyam dan Dea pun mempunyai ide untuk memanggil pria tersebut dengan "Baju Putih". Karena mereka berdua tak mengenali identitasnya
" Hy, baju putih". ucap serentak kedua gadis itu dengan senyuman yang agak sedikit lebar
Saat mereka berdua memanggilnya pria itu terlihat sombong karena tidak menjawab sapaanya itu. Akan tetapi, ibu dari pria itu pun mencolek punggung anaknya itu. Sehingga membuat pria itu kebingungan.
"Nama anak Ibu ini "TIO". Bukan baju putih ya......!!!!!!!. Ucapnya dengan senyum sambil menggelengkan kepalanya dengan lambat
Mariyam dan Dea merasa tersipu malu sambil menundukan kepalanya saat ibu dari pria sombong itu memberitahu nama anak kesayanganya. Namanya Tio, ia pria yang memiliki lesung pipit dan rupa senyumnya yang manis serta sikap yang dingin, membuat kedua gadis itu tersipu malu karena telah memanggilnya dengan sebutan baju putih.
" Hehehe.....! iya bu maaf kami tidak tahu soalnya." Ucap Mariyam dengan penuh rasa malu
" Ya sudah tidak apa-apa, sini masuk jangan didepan pagar, takut mengalingkan jalan orang yang bantu mengangkat barang". ucap ibu dengan nada yang agak sedikit rendah.
Tanpa berpikir lama, mereka berdua pun memasuki kediaman pria yang memiliki sosok dingin tersebut.
" Hy......? Gw mariyam, Gw tinggal dirumah ujung sana". ucapnya sambil mengarahkan telunjuk kearah sebelah kanan
" kalau gw Dea. Gw tinggal disitu, persis banget depan rumah lu. Ucapnya sambil mengarahkan telunjuk kearah depan wajahnya.
" Hy juga, nama gw Aditio panggil ajaa Tio. gw pindahan dari Tangerang." ucapnya dengan penuh ramah
"Oh gitu, semoga lu betah ya disini. Oh iya, lu mau gk jadi teman kita." Ucap Dey dengan menaikan alisnya berulang-ulang.
"kalian kan perempuan masa mainnya sama anak laki-laki sih????" Ucapnya Tio dengan rasa heran dan menggelengkan kepalanya
" Yailah gitu banget si, kalau mau main ya sama siapa aja dan gk usah mandang dia lelaki atau perempuan." ucap Mariyam dengan nada sedikit tinggi dan membuang sebentar wajahnya ke arah sebelah kanan
" Iya deh saya minta maaf. Oh iya kalian sekolah dimana dan kelas berapa sekarang?". ucapnya dengan rasa bersalah karena telah berbicara yang tidak mengenakan kepada kedua gadis tersebut
" Gw beda sekolah sama mariyam. Kalau gw kelas 3 SD di SDN O2 Pagi." ucapnya Dey dengan penuh senyuman
" Kalau gw di SDS Kemala Bhayangkari I, kalau kelas si gw sama kaya Dea kelas 3 juga". ucapnya dengan rasa masih kesal karena sikap pria tersebut
"Wow, berarti tua'an gw dong. Kalau gw kelas lima sekarang dan kayanya mau cari sekolah juga disini buat lanjutin sekolah gw, mumpung masih semester awal juga. Jadi masih gampang nerusinnya dan gk harus ngulang lagi. Tapi kira-kira daftar disekolah mana ya yang deket sini???" ucapnya dengan merasa dirinya tua dan penuh bertanya-tanya
"Kalau sekolah yang dekat sini itu sekolahan gw yoo. Tapi sekolahan swasta bukan negri, jadi harus ada bayaranya tiap bulannya" ucap Mariyam dengan raut wajah yang membosankan
Seketika ibunya Tio pun menyauti ucapan yang Mariyam keluarkan kepada anaknya itu dengan rasa penasaran
" Tidak masalah swasta atau negri, yang terpenting tidak jauh dari rumah. Ya sudah besok ibu datang kesekolahan kamu ya Mariyam, untuk mendaftar sekolah lajutan buat Tio. ucapnya tanpa ragu-ragu
Perbincangan kali ini telah berakhir, dikarenakan hari sudah mulai semakin gelap. Kedua gadis itu pun kembali ke kediaman masing-masing. Hingga pada saat pagi pun telah tiba. Seperti biasa Mariyam kini mulai bergegas menuju sekolahnya karena hari ini telah menunjukan pukul 06.15. Mariyam kali ini tidak berangkat seorang diri melainkan bersama ibunda Tio si pria yang tidak disangkanya kini akan menjadi kakak kelas disekolahnya itu.
Mohon maaf sebelumnya bila aada tulisan yang tidak jelas. Mohon koreksinya juga dan dukungannya kepada para literasi yang kini sedang berjuang menggapai mimpinya. Semoga apa yang diharapkan bisa terwujud. Aaammiiiiinnn................................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Ku Datang Untuk Pergi
RomanceMariyam dan Ilham yang duduk dibangku SD dengan berbeda jarak satu kelas saja, mereka terasa seumuran. Padahal kenyataannya tidak. Mariyam wanita berkulit hitam dekil dengan gaya yang tomboy dan rambut doranya itu berumur 9 tahun dan duduk dibangku...